SEKUEL : "MENIKAHI MAFIA"
Elard Frey Ardolph seorang mafia kejam terpaksa menikah dengan sahabat dari adiknya karena sebuah rencana gila dari mommynya.
Sedangkan seorang wanita cantik yaitu Aneisha Cheryl Adiguna harus menjadi seorang yatim piatu karena sebuah kecelakaan yang menimpa orang tuanya.
Tidak ada niatan untuk menikah dekat-dekat ini namun siapa sangka bahwa dia akan menikah dengan kakak dari sahabatnya sekaligus anak majikan dari orang tuanya.
Elard yang menganggap bahwa Neisha memanfaatkan keluarganya pun terus saja menggoreskan luka di hati Neisha padahal dia sudah menjadi istrinya.
"Ayah ibu, Neisha pingin ikut kalian!" batinnya karena tidak kuat dengan penyiksaan yang di alaminya.
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21_Cemburu?
"Nei! Kamu ya mau aku jemput malah gak mau," protesnya benar bukan apa yang di katakan Neisha bahwa mikaila pasti akan memarahinya.
"Iya, maafin aku tapi beneran deh aku lebih suka naik bis rasanya seru tau," ucap Neisha.
"Ih, kamu emang nyebelin. Ya udah katanya mau ketemu dosen pembimbing," ajak mikaila.
🥕🥕🥕
Hampir satu jam Neisha bertemu dengan dosennya begitu pun dengan mikaila sehingga keluar pun mereka hampir bersamaan.
"Kamu gimana nei penelitian nya tadi?" tanya mikaila.
"Aku udah bisa maju buat ujian mik, kalau kamu?"
"Ih sama, kita bisa bareng nih nei." balas mikaila dengan senangnya.
"Ya udah sekarang kita ke mansion aku aja yuk mommy tadi nitip pesen kalau kamu di suruh ke sana," ucap mikaila.
"Ya udah ayo, aku izin ke kakak kamu dulu ya." ucap Neisha.
Untuk menolak dia tidak enak jadi mau tidak mau dia memilih untuk meminta izin ke sana suami tapi ada yang dia lupakan, dia lupa bahwa dia tidak punya nomor sang suami.
"Mik," panggil Neisha.
"Iya, ada apa nei?"
"Itu... Eh aku boleh pinjem hp kamu?" izin Neisha.
"Buat apa?" tanya mikaila kebingungan.
"Buat... Emmmm.." lama Neisha mikir.
"Jangan bilang kalau kamu gak punya nomor kak El," bingo buat Neisha karena perkataan mikaila sangat tepat sekali.
Hanya cengiran dan anggukan tipis dari Neisha membuat mikaila tidak habis fikir.
"Ini aku kirimin aja, kamu chat sendiri kak El." ucap mikaila.
Setelah mendapatkan nomornya Neisha pun mengabari sang suami lewat chat.
[Tuan, saya izin ke mansion utama karena mikaila bilang mommy Sheila menyuruh saya datang ke sana.]
Begitu lah pesan Neisha kepada sang suami namun tidak ada balasan mungkin sedang sibuk batin Neisha karena memang ini masih jam kerja.
"Neisha!" panggil seseorang membuat dua wanita tersebut berbalik dan melihat siapa yang memanggilnya.
"Danu," sahut Neisha.
"Neisha kamu udah selesai bimbingan?" tanya Danu.
"Iya baru aja selesai," balas Neisha.
"Yang di sapa Neisha doang, inget di sini masih ada manusia." ucap mikaila dengan muka juteknya.
"Oh hai mikaila," sapa Danu singkat namun mikaila sama sekali malas untuk membalasnya.
"Ada apa dan?" tanya Neisha buru buru tahu kalau sahabatnya itu tidak suka dengan situasi ini.
"Kamu nanti malem ada acara gak?" tanya Danu.
"Ada apa emangnya dan?" tanya Neisha balik bahkan dia belum menjawab pertanyaan Danu.
"Aku mau ngajak kamu jalan jalan nanti malam nek, mau gak." ucap Danu.
"Eh sorry Dan kayaknya gak bisa deh aku ada acara sama mikaila, iya mikaila ya kan mik?" ucap Neisha menyenggol bahu mikaila.
"Oh iya dia ada acara sama gue, udah ah kita balik nei keburu telat." ucap mikaila.
"Ya udah Danu aku pergi dulu ya," pamit Neisha.
"Oh iya gak papa kok nei, kalau gitu next time ya."
"Udah ayo mik," ajak Neisha.
Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil dan menuju ke mansion utama dengan Neisha menumpang di mobil mikaila.
"Gw saranin elo jangan deket deket sama tuh orang deh nei, sumpah gw gedek lihatnya." kesal mikaila.
"Udah gak usah di bahas lagi ih,"
Sedangkan di sisi lain Elard sekarang sedang berada di ruangannya setelah selesai rapat tadi yang cukup alot dengan klien dan untungnya saja karena kecerdasan Elard akhirnya rapat pun berjalan lancar.
Dia pun membuka hpnya dan melihat nomor sang istri yang baru saja dia simpan kemarin malam karena tanpa di ketahui Neisha Elard menyimpan nomornya.
Dia melihat pesan dari Neisha yang mengatakan akan ke mansion utama, dia diam tak membalas bertanda bahwa boleh namun tiba tiba saja ada sebuah chat masuk lagi dari Jimi.
Dia memberikan sebuah foto di mana di sana ada Neisha, mikaila dan satu pria yang entah Elard tidak tahu siapa itu.
Dia memerintahkan Jimi untuk menyuruh salah satu bodyguard yang dia suruh untuk memata matai sang istri saat di luar tanpa sepengetahuan sang istri.
Di sana dia sedang berbincang dengan Neisha yang terlihat saat akrab, sesekali baik Neisha atau lelaki tersebut tersenyum membuat rahang Elard mengeras melihat hal tersebut.
Kuku jarinya sudah memutih karena saking kencangnya dia menggenggam tangannya seperti ingin meninju saja.
"Akkkkkk!" pekiknya dengan meninju meja kerjanya yang untungnya terbuat dari kaca tebal sehingga anti pecah meski sudah di tinju balik balik.
"Tuan, ada apa?" tanya Jimi yang masuk ke dalam.
"Siapa pria itu?" tanya Elard dengan nada dinginnya.
"Saya masih mencari tahu tuan," balas Jimi.
"Segera kasih tahu dan serahkan secepatnya!" tegas Elard.
"Baik tuan."
"Tuan tangan anda berdarah, saya akan panggilkan dokter Miska." ucap Jimi namun di hentikan oleh Elard.
"Tidak perlu kau kembali bekerja saja, oh ya Jimi kau kosongkan jadwalku setelah ini karena aku akan ke mansion utama setelah ini," ucap Elard.
"Baik tuan." Jimi hanya menurut saja karena dia adalah seorang asisten sekaligus sekertaris dan juga sahabatnya.
"Kalau cemburu bilang aja tuan gak usah marah marah," bisik Jimi yang masih di dengar oleh Elard dengan jelas karena memang niat hati Jimi ingin menyindir tuan nya itu.
"Apa kau bilang?!" sahut Elard dengan tajamnya.
"Enggak kok tuan, kalau begitu saya keluar." ucap Jimi keluar dari ruangan Presdir.
"Aku cemburu? Hahahaha." tawa Elard memenuhi ruangannya.
"Astaga Jimi ada ada saja, seorang Elard Frey Ardolph cemburu? Hahahaha, cemburu kepada seorang wanita murahan yang memanfaatkan kematian orang tuanya untuk menikahi orang kaya seperti ku dan masuk ke dalam bagian dari keluargaku, hahaha lucu juga tuh anak." sahut Elard menepis ucapan dari Jimi tadi bahkan menganggap ucapan Jimi tadi sangat lucu sekali.
Setelah mengucapkan hal itu Elard bersiap untuk pulang, dia hanya membalut luka di tangannya dengan sapu tangan kecil saja untuk sedikit menutupi lecet di tangannya saja.
'Dasar tuan El, kalau cemburu bilang aja gak usah malu malu kalau kayak gini kan jadinya marah marah sendiri.' gumam Jimi dalam hati saat tuannya baru saja pergi meninggalkan ruangannya.
Elard berkendara dengan kecepatan penuh, hingga sampai di mansion dia segera masuk ke dalam dan melihat mommy Sheila sedang berbincang dengan sang adik dan istrinya.
"Loh sayang kok jam segini udah balik?" tanya mommy Sheila melihat anaknya sudah pulang di jam sebelas siang.
"Aku ada urusan mom dengan Neisha," ucap Elard mencoba mengontrol agar mommy nya tidak tahu bahwa sekarang ini dia sangat marah sekali melihat wajah sang istri.
Dia langsung teringat akan senyuman sang istri kepada pria di foto tadi membuatnya panas, dia ingin menghilangkan senyuman itu dari diri Neisha agar dia tidak memberikan senyuman manisnya itu ke pria lain.
Apakah dia baru saja bilang 'senyuman manis' memang sudah gila Elard ini.
"Ada apa sayang kok kayak mendesak gitu sih?" tanya mommy takut jika sang anak akan menyakiti sang menantu.
"Aku gak ngapa ngapain kok mom tapi aku harus bawa Neisha pulang karena aku ada beberapa berkas yang lupa taruh di mana," ucap Elard memberikan alasan.
.
.
TBC