Khairani anjani, seorang asisten perusahaan terkenal tak menyangka sahabatnya sejak SMA akan mengambil pacarnya Gavin wibowo.
Padahal viola saski susah menikah dengan ken arok seorang dokter bedah spesialis jantung, ken arok sendiri adalah dokter yang merawat bibi khairani.
bagaimana semuanya bermula, akankah gavin kembali pada khairani ? atau mereka akhirnya berpisah. lalu bagaimana rumah tangga ken arok dengan viola?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Aku sudah menikah.
Ken yang baru selesai rapat bersama klien penting akhirnya kembali keruangannya namun saat hendak masuk tiba tiba ia ingat satu wanita yang begitu sangat ia cintai.
" khai ..." gumanya pelan saat ia sudah memutar knop pintu ruangan ceo.
Firasatnya mengatakan terjadi sesuatu pada gadis yang baru saja ia nikahi beberapa hari yang lalu, tak hanya itu hatinya tiba tiba terasa nyeri seakan hal itu sangatlah buruk.
" perasaan macam apa ini ?" gumamnya lagi.
Jonathan yang melihat ken yang dari tadi memegang knop namun tiba tiba terdiam memicingkan matanya merasa heran.
" ada apa ken ?" tanya pak jo menatap ken dengan wajah yang dipenuhi pertanyaan.
" kak jo..." belum juga ken meneruskan ucapannya suara ponsel jonathan berdering seakan menghentikan apa yang mereka bicarakan.
" apa ! Sial kenapa kau tak menjaganya dengan baik " ucap jo pada orang yang berada disebrang telepon.
" tetap awasi dia jangan sampai lolos" ucapnya lagi lalu memutuskan percakapannya dengan orang fi sebrang telepon.
" ken ... Khai kecelakaan " ucap jo dengan wajah cemas bercampur kesal.
" apa !" pekik ken " dimana dia sekarang?" tanya ken yang sudah khawatir.
" di rumah sakit husada " ucap jo dan seketika itu ken langsung berlari disusul oleh kaka iparnya.
" ken tunggu !" teriak jo tapi ken tak menggubrisnya ia terus berlari tak ingin ada sesuatu yang terjadi pada sang istri.
Ia harus berada disampingnya disaat khai membutuhkannya karena khai hanya memilikinya sebagai satu satunya keluarga.
ken melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi tak peduli itu membahayakan dirinya yang ia fikirkan adalah khai.
Di rumah sakit husada, ia berlari ke IGD tempat dimana pasien darurat berada dan disana ia melihat dikri yang menutup kain putih pada pasiennya pertanda bahwa pasien itu meninggal.
Semua mata terlihat lelah dan sedih karena hari ini ada pasien yang meninggal, meski hal itu wajar namun tetap saja ada kesedihan yang mendalam mengingat bagaimana perjuangan para medis untuk mengobati pasien.
Ken mendekat ingn tahu siapa yang meninggal dan berharap itu bukan khai namun suara wanita yang tak asing terdengar memanggilnya.
" dokter ken" panggil dokter wanita itu sambil tersenyum.
ken menatap dokter wanita tersebut ia sangat mengenalnya dia adalah aulia teman kuliahnya yang pernah mengatakan perasaan cinta padanya namun ia tolak, tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatiannya melainkan pasien dibelakang dokter tersebut.
" khai..." gumam ken yang langsung berjalan ke arah dokter wanita tersebut.
Dokter aulia mengira ken mendekat padanya namun saat ken hanya melewatinya ia sadar ken bukan ingin mendekatinya tapi mendekati pasien yang baru ia tolong.
ken duduk disamping brangkar khai dan menggenggam tangannya lalu mencium punggung tangannya , dilihat dari lukanya sepertinya tidak terlalu parah hanya luka ringan saja.
" apa dokter mengenalnya?" tanya dokter aulia setelah ikut mendekat disamping ken.
" dia istriku " jawab ken singkat sepertinya ia lupa kalau pernikahannya harus dirahasiakan.
" oh ... Tidak apa apa pasien hanya luka ringan " ucap dokter aulia terlihat ada rasa kesal diwajahnya saat melihat pria yang ia sukai itu memperlakukan istrinya dengan begitu lembut.
" kalo begitu saya pamit " ucap aulia dengan perasaan kecewa dan pergi tanpa menoleh lagi pada ken sedangkan pria itu hanya berdehem.
...****************...
Sementara di tempat lain viola tampak berbicara dengan orang suruhannya yang membuat khai kecelakaan dan meninggal.
Wajahnya kembali kesal saat mendengar bahwa khai selamat dan hanya terluka ringan karena melompat dari mobilnya sebelum truk itu menabraknya.
" sialan kalian itu becus gak sih membunuh orang " ucap viola dengan nada tinggi.
" maaf bu kami tidak mengira dia akan melompat " ucap pria berbadan kekar dengan menunduk hormat pada anak bosnya itu ini kali ke dua ia disuruh membunuh orang.
" tubuh mu saja yang besar tapi otakmu kecil jangan harap minta bayaran gue tak sudi jika lo gagal" ucap viola yang langsung pergi dengan sombongnya meninggalkan pia tersebut menuju mobilnya.
Tanpa viola sadari Doni darmawan melihatnya sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putri semata wayangnya itu dalam sebuah mobil, ya di ingin melihat sendiri kelakuan putrinya yang semakin kelewat batas.
" siapa yang dia bunuh kali ini ?" tanyanya pada sang sekretaris di depanya.
" gadis yang bernama khairani tuan " jawab sekretaris itu.
" apa! Lalu bagaimana keadaannya ?" dia semakin merasakan rasa yang begitu nyeri yang entah apa alasannya saat mengetahui gadis itu lah yang dibunuh sang anak.
" kondisinya baik baik saja tuan tapi dia masih dirawat di husada hospital" jawabnya.
" bawa aku kesana " perintah pak doni yang langsung dianggukan oleh bawahannya.
Mobil pun melaju meninggalkan area sunyi nan sepi itu tempat dimana viola janjian dengan anak buahnya yang disuruh untuk melakukan aksi kejahatannya.
...****************...
Dirumah sakit husada sendiri ken masih menemani khai yang terbaring dibrangkarnya, meski sudah sadar ken enggan meninggalkanya dan ingin menemani sang istri sampai sembuh.
ken menggenggam tangannya dan belum melepaskannya dari tadi membuat para medis disana terkejut karena mereka sangat mengenal keduanya.
Berbeda dengan dikri yang tampak acuh dengan mereka berdua apapun hubungan keduanya itu bukan urusannya.
Melia yang melihat dikri berjalan ke arah IGD langsung mengikutinya, gadis itu semakin gencar melihat dokter cintanya yang semakin tampan dimatanya.
' semoga saja gengsinya sudah anjlok ke dasar laut' gumam gadis itu sambil mencium aroma dari kotak bekal yang dibawanya.
" dia sudah sadar ?" tanya dikri saat sampai di brangkar khai dan ken masih berada di sampingnya menatap dingin mantan mentornya itu.
Dokter muda itu melihat tangan keduanya saling berpegangan bahkan ada cincin yang sama yang melingkar di jari manis kedua insan tersebut.
Tak ingin bertanya dia sudah tahu apa maksud dari cincin tersebut.
" sudah " jawab ken singkat.
" apa saya sudah bisa pulang dok " tanya khai dia tak ingin lama lama fi rumah sakit.
" kau baru masuk sudah minta pulang tak ingin bertemu denganku kah " ucap dokter muda itu dengan ketus.
" anggap saja begitu " ken menjawabnya entah kenapa ada rasa tak rela jika dikri menemui khai.
Dikri ingin berbicara lagi namun suara wanita membuatnya menahan apa yang ingin ia ucapkan begitu juga khai yang langsung melepaskan genggaman tangan ken saat melihat mantan juniornya muncul.
" mba khai ya tuhan ya robbi ya salam ya karim kamu kenapa mbak kamu sakit kah kecelakaan kah ya ampun kaka seniorku tersayang" ucap melia yang datang tiba tiba dan langsung nyerocos bertanya keadaan khai.
Melia bahkan tak peduli pada bos dan dokter cintanya dan langsung memeluk khai dengan mata yang sudah menangis.
" ya alloh mbak kamu sudah sebatang kara biar aku yang jagain ya mba malam ini" tambah melia sambil mengusap air matanya.
" aku gak apa apa tapi kenapa respon kamu kaya aku sakit kronis" ucap khai melihat melia yang begitu lebay.
" ya amin kalo gitu mah biar aku temani mbak dirumah sakit, pantes aja mbak keluar kerja ternyata lagi sakit gih " ucap melia.
sroooot...
Melia membuang ingusnya dengan tisu yang selalu di bawanya membuat ken dan dikri menatap jijik pada wanita centil itu.
" hus ... Khai gak sakit parah dia cuma jatuh" ucap dikri yang langsung menarik melia kesampingnya.
" syukur deh kalo gitu... Oh iya pak ken ternyata disini juga aku fikir lagi rapat sama klien" ucap melia yang mendapat tatapan tajam ken karena di anggap nyamuk.
" tubuhku segede gini kamu gak liat hah " ucap ken tak terima.
" ya ampun maaf pak bos saya fikir tadi manekin " ken langsung menganga mendengarnya sedangkan khai dan dikri terkekeh mendengarnya kedatangan melia benar benar mengubah suasana yang hampir tegang disana.
" sudah sudah kamu bawa pak ken keluar aku harus periksa pasien khai juga harus istirahat total " usir dikri pada ken dan melia dengan halus.
" ya ampun ya udah nanti kita ngobrol ya sayang oh iya ini rantangnya jangan lupa dimakan ok" ucap melia yang hendak pergi.
" kamu ngusir aku dokter dikri " ucap ken tak ingin pergi dan tak percaya dirinya di usir secara halus oleh mantan anak didiknya.
Sebenarnya ken harus disana karena dia suaminya namun dikri menjadi walinya karena ia tak tahu kalo ken dan khai sudah menikah, begitu juga ken tak ingin pernikahannya diketahui orang lain.
" iya pak ken ayo kita pergi ada rapat siang ini sudah telat juga" ajak melia sambil menarik tangan ken tak peduli ia itu bosnya.
Ken memberi isyarat pada khai bahwa nanti ia akan menghubunginya dan khai mengangguk pelan sambil menatap suaminya ditarik layaknya kantong sampah besar.
Khai menelan salivanya melihat kelakuan mantan juniornya itu pada bosnya dan mirisnya ken malah nurut saja tak menolak ajakan melia mungkin ken takut mereka curiga bahwa mereka sudah menikah.
" kenapa kamu gak rela dia pergi " tanya dikri sambil memeriksa luka di kakinya khai ia juga melihat khai tak lepas pandang dari ken hingga lelaki itu menghilang dari ruangannya.
khai menatap dikri yang mulai melihat jarum infus dan lainya seolah ia ingin berbicara berdua dengan nya tapi bermodus pemeriksaan.
" aku suda menikah " ucp khai seakan ingin memberi tahu bahwa mereka kini harus menjaga jarak.