Tak kusangka aku bisa jatuh cinta.
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai.
Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
Jangan lupakan Han, sekertaris misterius yang akan selalu berdiri di belakang tuan muda. Seseorang yang akan melakukan apapun agar segala sesuatu berjalan dengan semestinya untuk tuan mudanya.
Update : Rabu
IG : tulisan_lasheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Gigitan Di Bahu
Sebenarnya apa si maunya Kenapa senang sekali membuatku kesal setiap hari. Mengerjai tidak ada habisnya. Aku takut padanya sekaligus jengkel. Kenapa tingkahnya seperti anak-anak begitu.
Aku paling senang kalau dia sudah tidur, melirik wajah tampannya sudah seperti obat saat aku keracunan. Tapi kalau dia sudah membuka mata dan mulutnya yang indah itu terbuka, sudah seperti penyihir jahat yang akan memakanku hidup-hidup.
“Hei air.”
Daniah mengambilkan air yang jelas-jelas ada di meja di sampingnya duduk bersandar. Tanganmu ke mana si tuan, Daniah mendelik jengkel tapi wajahnya tersenyum.
“Kau tidak bisa menggosok lebih keras, Pak Mun tidak memberimu makan!”
“Maaf Tuan.” Daniah mengeraskan tekanan tangannya.
“Hei, kau mau membunuhku ya!”
Gerrrrr, Daniah mengerutkan bibirnya.
Kau mau apa sebenarnya, aku gosok lembut kau bilang kelembutan, aku kuatkan kau bilang kekencangan. Kenapa tidak kau bunuh aku saja Tuan Saga.
“Maaf Tuan, kalau seperti ini bagaimana, sudah pas?”
“Hemm.”
Sambil menggosok punggung laki-laki di depannya Daniah memandang leher putih bersih itu, rasanya dia ingin menggigit leher itu.
“Apa yang kau lakukan?” Saga menoleh, melihat Daniah yang sudah menempelkan giginya di bahunya, tidak, Daniah malah sudah menggigit bahu putih itu.
“Haaaa! Maaf Tuan, maafkan saya.” Daniah ambruk terduduk ke belakang. Spon busa di tangannya terjatuh.
Aku pasti sudah gila Bagaimana aku sampai menggigitnya sungguhan.
“Kau berani menggigitku!” Saga sedang berganti baju, memakai jas dan menyelesaikan dasinya, sementara Daniah duduk berlutut sambil menundukkan kepala.
“Maafkan saya Tuan, saya pasti sudah gila.”
Saga berjongkok di depan Daniah yang menundukkan kepalanya, dia mengangkat dagu Daniah yang tertunduk dengan jarinya.
“Kau tidak suka melayaniku?”
“ Tidak Tuan.” Panik.
“Padahal kau sudah memohon dan akan melakukan apa pun yang aku mau, tapi sepertinya itu bohong ya?”
“Tidak Tuan maafkan saya. Saya pasti sudah gila karena menggigit Anda, maafkan saya.”
“Kau mau ditendang dari rumah ini sekarang? Aku penasaran setelah aku buat keluargamu sekarat apa mereka masih menerimamu.”
Wajah Daniah langsung pias. Tidak, kalau sampai dia terusir dari rumah ini karena Saga membencinya, keluarganya juga akan ikut hancur. Jadi kalau dia pergi dari rumah besar ini, jelas-jelas dia tidak akan punya tempat kembali. Ayah, ibu tiri bahkan mungkin adiknya Raksa juga akan membencinya
“Tidak Tuan, saya akan melayani Anda dengan baik sesuai dengan aturan yang Anda buat. Saya akan melakukan yang terbaik. Saya mohon maafkan saya.”
“Aku bosan mendengarmu. Minggir!”
“Tidak Tuan.” Daniah memeluk kaki Saga. “Jangan buang saya, saya mohon”
Saga melihat ujung mata Daniah sudah mulai menganak sungai, dia tersenyum, dan entah kenapa dia merasa senang. Sebenarnya gigitan Daniah sama sekali tidak sakit, dia saja yang lebay (Haha kayaknya kata ini yang paling cocok mewakilkan). Saga berdehem pelan.
“Baiklah jangan menangis, lepaskan tanganmu. Ambilkan sepatu sana.”
“Baik Tuan.”
Kenapa dia jadi imut begitu si kalau ketakutan.
Saga menggoyangkan kepalanya, menyesali apa yang baru saja dia pikirkan.
“Hei.”
“Ia Tuan.” Daniah sudah selesai dengan sepatu Saga.
“Duduk.”
Apa lagi si ini. Gak ada habisnya.
“Kau pakai kartu yang kuberikan padamu?”
Daniah meremas jemarinya. Apa ini, apa dia marah karena aku pakai kartunya dua kali buat ke salon.
“Ia, saya pakai ke salon dua kali, waktu meluruskan rambut.”
“Aaa, rambut jelekmu yang waktu itu ya.”
Hei, hei kenapa menyentuh rambutku lagi.
Saga menggulung rambut Daniah di jemarinya, semakin dia menggulung Daniah pun ikut menggeser tubuhnya mendekat ke arah Saga.
Dia ini kenapa si.
“Bulan ini kalau kau tidak memakai kartuku lebih dari 20 kali aku akan menghukummu.”
“Apa”
Daniah merinding, Saga bicara tepat di dekat telinganya.
“Kau mau dihukum apa?”
“Tidak Tuan, saya akan memakai kartu Anda lebih dari 20 kali.”
Saga mengibaskan tangannya, melepaskan rambut Daniah. Bibirnya terlihat tersenyum tipis saat berjalan keluar kamar, sementara Daniah mengikutinya dari belakang. Terlihat sangat geram.
BERSAMBUNG.............