Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7.
Debora tidak menyangka memakan makanan yang tidak bisa di makan sama sekali, ini sungguh keterlaluan.
Dia sebagai istri dari kakak iparnya, di perlakukan tidak seperti seorang Nyonya rumah.
"Ada apa denganmu, keterlaluan! kamu benar-benar tidak punya sopan santun, memuntahkan makanan begitu saja di meja makan!" sahut Victor marah, memandang Debora dengan tajam.
"Makanan apa ini?!" tanya Debora dengan tajam ke arah pelayan itu, dengan tatapan setajam pisau.
Debora tidak memperdulikan amarah kakak iparnya tersebut, matanya fokus menatap pelayan wanita itu dengan marah.
"Aku tidak menyangka, kalau kamu punya sikap yang keterlaluan! kamu begitu pemilih dalam soal makanan, terlalu manja!" teriak Victor dengan penuh emosi.
"Aku tanya sekali! makanan apa ini?!" teriak Debora kepada Pelayan wanita itu, dengan tatapan yang tajam.
Teriakan Victor, sedikitpun tidak di perdulikan Debora.
"DEBORA!!" teriak Victor dengan kuat, memandang Debora dengan tajam.
Victor benar-benar kesal, Debora tidak mendengarkan sedikitpun, apa yang di teriakkannya.
Debora mengambil gelas minumannya, lalu menyiramkannya ke tubuh Pelayan wanita itu.
Karena Pelayan itu tidak menjawab apa yang di tanyakannya, emosinya tidak bisa di tahannya.
Karena mungkin ada Victor, Pelayan itu pun bertingkah, berharap mendapatkan perlindungan dari Victor.
"Aaa...!!" teriak Pelayan itu terkejut.
"Debora!!" kembali Victor berteriak, lalu bangkit dari duduknya, dan berjalan menuju Debora.
Debora juga menjauh dari kursinya, dia ingin memberi pelajaran pada Pelayan, yang sudah kurang ajar padanya.
"Siapa yang memasak makan siangku?" tanya Debora, mendekati pelayan itu.
Pelayan itu menunjukkan wajah yang sangat menyedihkan, agar Victor membelanya, dan memarahi Debora.
Debora tahu akting dari Pelayan itu, dia pun semakin membuat Pelayan itu benar-benar tertindas.
"Aku tanya sekali lagi, siapa yang memasak makan siangku?!" tanyanya dengan nada yang tajam.
"Bi...Bibi Koki!" jawab Pelayan itu gugup, dia tidak menyangka Nyonya rumahnya yang baru itu, ternyata Nyonya yang sangat kasar dan tidak bisa di lawan.
"BIBII...!!" teriak Debora dengan kencang.
"Cukup sudah Debora!! Kamu sudah kelewat batas! kamu tidak mendengarkan aku sedikitpun!" teriak Victor, dengan cepat menghampiri Debora.
Victor bermaksud akan menarik tangannya, dan mengurungnya di kamar.
Dengan cepat Debora menghindari Victor, dan menjauhi pria itu.
Mendengar Debora berteriak memanggil Bibi Koki, pelayan wanita itu terlihat panik, dan kemudian berjalan ke meja makan, untuk mengambil piring makan Debora, yang tidak jadi di makan Debora.
"Jangan sentuh piring itu!" teriak Debora saat melihat pelayan wanita itu, ingin mengambil piring Debora.
Bibi Koki dengan tergesa-gesa, memasuki ruang makan, dengan wajah yang terlihat takut.
"Ada apa Nyonya?" tanya Bibi Koki menghampiri Debora, dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.
"Apakah Bibi yang memasak makan siangku?" tanya Debora tajam.
"Ti..tidak Nyonya, itu...Ira yang berinisiatif menyiapkan makan siang Nyonya!" sahut Bibi Koki ketakutan.
Debora memandang Pelayan yang bernama Ira itu, dengan tajam.
"Ternyata kamu dalangnya, brengsek!" maki Debora dengan penuh amarah.
"Tuan, saya tidak bermaksud melakukannya dengan sengaja!" sahut Pelayan bernama Ira itu, memandang ke arah Victor, dengan wajah yang sangat menyedihkan.
"Debora, kamu sudah keterlaluan! kamu sudah di layani dengan begitu baik, tapi kamu begitu arogan pada seseorang yang melayani mu!" teriak Victor marah, melihat Debora yang sedikitpun tidak mendengarkannya.
"Bibi, coba cicipi makanan yang di masak oleh perempuan itu!" sahut Debora kepada Bibi Koki, tanpa memperdulikan teriakan Victor.
"Itu...biar saya ganti dengan yang baru saja!" sahut Pelayan yang bernama Ira itu ketakutan, lalu dengan cepat akan meraih piring Debora, yang berisi makanan, hasil masakannya.
"Jangan coba-coba, kamu sentuh!" Debora mendorong tubuh Pelayan itu dengan kasar.
Bibi Koki kemudian menyendok makanan yang ada di piring Debora, dan memasukkan nya ke dalam mulutnya.
Tapi, baru saja menyentuh lidahnya, dengan cepat dia muntahkan kembali ke atas piring.
"Huekk!"
Pelayan wanita bernama Ira itu, terdiam di tempatnya. Tubuhnya membeku ketakutan, wajahnya pucat pasi.
Victor yang tadi ingin memarahi Debora lagi, ikut membeku juga di tempatnya.
Ternyata Debora bukan sekadar bertingkah, dalam memilih makanan. Karena memang makanan yang di berikan padanya, makanan yang sengaja di masak, tidak layak di makan.
Bersambung.....