Flowlin Queen Arkanza, merupakan gadis kampung yang hidup sebatang kara.
Kejamnya dunia tak menggoyahkan semangat gadis tersebut untuk bertahan hidup.
Demi sesuap nasi ia bahkan rela bekerja keras, banting tulang. Ia tak pernah mengeluh akan hidupnya.
Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya, yang mana pertemuan tersebut akan merubah hidupnya.
Hal apa yang akan merubah hidupnya? apakah ia bisa merubah hidupnya? bagaimana kisah selanjutnya? ikuti cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Marcelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Renana
"Baiklah kita akan mempersiapkan semuanya, sekarang masing-masing ketua tim ikuti saya!"
Flow berdiri dan pergi dari sana ia kembali ke ruangan rahasianya, dan diikuti 5 orang ketua tim kepercayaan nya.
Segera Flow duduk di sofa yang ada di sana, yang mana sofa tersebut ia bawa dari bumi, lalu ia menyuruh yang lain untuk duduk juga di depannya.
Mereka menuruti perintah Flow, setelah mereka duduk Flow memberi instruksinya kepada tiap-tiap orang tersebut.
"Tim A akan aku tempatkan sebagai pembunuh bayaran, namun ingat satu hal, kalian harus menyelidiki setiap orang yang menyewa jasa kita, kita tidak boleh salah sasaran apalagi membunuh orang yang tidak bersalah. Jika yang menyewa jasa kita yang berniat buruk, kalian harus menuntaskan mereka sampai ke akar-akarnya, Aku tidak ingin nanti akan ada balas dendam di kemudian hari," jelas Flow.
Hanya beberapa saat ia menghela nafas dalam-dalam Flow kembali berucap, "untuk Tim B juga aku tempat kan di sana namun sebagai pengintai dan pengawasan, di sini tim B sangat di butuhkan untuk mencari informasi setiap hal dalam kerajaan ini bahkan jika nanti kita berkembang, kita harus bisa mendapatkan informasi-informasi tentang luar Kerajaan juga. Kalian tim A dan tim B harus saling mengayomi dan membantu satu sama lain, jika salah satunya runtuh maka akan hancur rencana yang telah kita susun. Ingat tujuan utama kita, ialah mengumpulkan bukti-bukti kejahatan Raja sekarang dan merebut kembali kekuatan ayah Arthur dari mereka."
"Baik Queen, Kami mengerti," jawab mereka serentak.
Flow menatap mereka satu persatu, setelah itu ia kembali berucap, " Nah, sekarang untuk Tim C. Aku ingin tim kalian melakukan tugas khusus yang mana itu untuk membuka cabang-cabang toko di setiap kerajaan di dunia Tian Shang ini. Target kita adalah untuk menguasai pasar dagang di seluruh kerajaan. Selanjutnya Aku juga ingin Tim D untuk membentuk pasukan bayangannya untuk menyamar di setiap tempat, baik di istana kerajaan, tempat para bangsawan maupun rakyat biasa. Kalian merupakan informan penting dalam semua misi ini, semua informasi seluruh dunia Tian Shang ini harus berada di tangan kita," jelas Flow dengan antusias.
"Siap Queen, kami akan melaksanakan semuanya dengan baik," jawab kelima orang kepercayaan Flow dengan semangat sambil mengepakkan tangannya sebagai bukti perkataannya
"Sekarang giliran Tim E, kalian akan mengumpulkan anggota terbaru dan melatih mereka seperti aku melatih kalian. Ingat satu hal, jangan asal pilih, pilihlah yang benar-benar akan setia. Kalian yang akan bertanggungjawab dalam pertahanan markas."
"Siap Queen, laksanakan," jawab ketua tim E.
"Baiklah kalian persiapkan semuanya, saya akan istirahat terlebih dahulu. Minta Tim Woman untuk memasak kita akan bersama nanti."
Akhirnya ke-lima ketua tim meninggalkan ruangan Flow, mereka kembali ke ruangan bawah tanah.
Sedangkan Flow saat ini hendak berbaring karena lelah.
.
.
.
Saat ini Rere tengah bermadu kasih dengan Daniel, setelah mereka tinggal berdua di apartemen Daniel, Rere selalu saja berusaha untuk menggoda Daniel hingga akhirnya mereka melakukan hal seperti suami-istri lakukan. Rere tidak pernah gencar menggoda Daniel, ia selalu dan selalu melakukan aksi-aksinya hingga Daniel terjebak.
Walaupun demikian mereka hanya menganggap itu hal biasa tidak untuk keseriusan, mereka hanya simbiosis mutualisme. Sungguh miris kehidupan orang-orang zaman sekarang, dalam pikiran mereka hanya ada hal-hal yang menyenangkan dalam duniawi, mereka hanya mengejar surga dunia, tidak ingat dengan hari akhir. Bukan bermaksud apa, hanya saja aku miris melihat mereka seperti itu. Oke kembali ke laptop.
Sekarang mereka telah melakukan untuk yang kesekian kalinya, seakan-akan tidak pernah lelah dengan kegiatannya saat ini. Entah yang ke berapa kalinya, akhirnya mereka menyudahi kegiatan itu, hingga peluh bercucuran di seluruh tub*h keduanya. Mereka akhirnya tertidur dalam keadaan polos tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.
.
.
.
Keesokan harinya Rere dan Daniel bangun saat mentari telah di atas kepala, mereka bangun dengan badan yang terasa remuk, setelahnya merekapun bersiap-siap untuk melanjutkan rencana untuk pembalasan Farah kepada Rangga.
Ya, Farah begitu membenci Rangga. Ia sangat dendam kepada Rangga karena adik tercintanya telah bunuh diri karena cintanya di tolak Rangga. Rangga yang dingin dan anti wanita tidak mau dekat-dekat dengan wanita-wanita di luaran sana. Apalagi jika wanita tersebut suka menjajakan dirinya pada orang lain.
Yang Farah tahu hanya adiknya menyukai Rangga dan ditolak mentah-mentah hingga sang adik bunuh diri, tapi saat setelah pemakaman adiknya, Farah masuk ke kamar sang adik untuk melepas rindu, namun menemukan alat tes kehamilan dengan garis merah dua di sana, di kamar yang lumayan luas itu terlihat suram karena penghuninya telah meninggal. Saat melihat alat tersebut darah Farah mendidih, ia sangat yakin jika itu merupakan anak Daniel karena sang adik yang sangat mencintai Daniel. Hingga ia tidak berniat untuk mencari kebenaran namun malah membenarkan hal yang tidak pasti itu.
Setelah saat itu, Farah berteman dalam hatinya akan membalas kan dendam sang adik kepada Rangga, walaupun sebenarnya Rangga tidak melakukan kesalahan apa-apa, kecuali menolak perasaan adiknya dengan sangat menohok.
"Apa kau yakin dengan rencana kali ini?" tanya Daniel pada Rere yang mana mereka tengah mencari informasi dimana Flow tinggal.
"Iya, aku sangat yakin. Jika Flow adalah pacarnya, aku pernah melihat Rangga begitu peduli pada wanita itu," jawab Rere dengan pasti, karena memang dia pernah melihat Rangga mengejar-ngejar Flow.
"Baiklah aku percaya kan padamu Re, ingat jika ini misi rahasia kita!"
"Ya, pasti akan aku ingat, (karena Flow lah yang membuat aku begini), " jawabnya dan meneruskan dalam hati.
Mereka terus berjalan menelusuri jalan setapak yang mana lepas dari itu terdapat lorong yang panjang, disanalah mereka mencari jasa pembunuhan, mereka berdua berniat untuk menyewa para pembun*h bayaran.
Setelah berjalan beberapa saat, mereka akhirnya sampai di lorong tersebut, yang mana di sana terdapat pintu rahasia untuk klan Qwerty, mereka menemui seseorang yang terlihat seperti bayangan.
"Tuan, kami hendak bertemu dengan ketua kalian."
"Password?".
"SS Circle," jawabnya terburu-buru.
Lalu di bukanlah pintu untuk masuk ke dalam markas mereka.
Setelah pintunya terbuka, Rere dan Daniel di persilahkan untuk masuk.
Kriiiikk,,,,
Mereka berjalan menelusuri lagi lorong yang jalannya menurun, bahkan lorong itu begitu lembab, Rere yang tidak terbiasa dengan situasi serta keadaan yang ia alami saat ini hanya memegang tangan Daniel agar ia tidak terjatuh.
Daniel hanya diam, mereka menerus kan langkah kakinya dengan pasti hingga mereka menemukan sebuah ruangan yang begitu luas, ---
Bersambung,
...----------------...
Jangan lupa seperti biasa jadikan favorit ya!!
Sekalian juga,
Like
Komentar sebanyak-banyaknya
Gift
Vote
Terima kasih banyak semuanya, sayang kalian semua,, 🥰😘😘🫶🫶
Lalu aku pengen tahu alasan kakek nya Flow tidak merestui hubungan antara ayah dan ibu nya