Maritsa tidak pernah menyangka jika nasibnya akan berubah menjadi janda..
Setelah kehilangan suaminya, Maritsa menemui beberapa rintangan dalam kehidupannya.
Bagaimana jika keluarga dari pihak mantan suami yang terus mengusik kehidupannya?
bahkan dia di tuduh merebut calon suami dari kakak iparnnya.
Mampukah Maritsa melewati semua itu?
Siapakah yang akan tetap bertahan disampingnya?
Yuk ikuti kisah Janda kuat yg satu ini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zi_hafs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Blasteran
Di dalam Mobil tak jauh dari rumah Maritsa..
"Bagaimana Tuan, apa kita bisa pergi sekarang?"
"Ayo jalan..." Titah bos nya itu.
Zacky yang selalu menyempatkan diri memantau Maritsa dari kejauhan, berharap wanita itu baik-baik saja. Semenjak dia bertemu Maritsa di puncak saat evakuasi kejadian naas itu, Zacky kerap kali memantau Maritsa sendiri atau mengutus orang kepercayaan nya.
"Tuan, Apa tidak sebaiknya tuan menemui langsung nyonya Maritsa?".
"Tidak perlu, cukup dari jauh saja."
"Tapi tuan belum menjenguk bayi nyonya maritsa setelah pulang dari rumah sakit."
"Saya sudah berjanji sama Maritsa kalau saya tidak akan menggangu kehidupan nya lagi."
"Tapi Tuan,.."
"Sudah, jangan dilanjutkan." perintah Zacky pada asisten nya itu.
Asisten Zacky merasa kasian pada bosnya karena semenjak Zacky menolong Maritsa di rumah sakit, Zacky lebih sering tersenyum sendiri. Dia yakin jika bosnya menaruh perasaan pada Maritsa. Kepekaan asistennya itu sangat kuat karena sudah menemani Zacky hampir 20 tahun.
Zacky berumur 35 tahun, Dia sangat tegas dan irit senyum ketika berhadapan dengan orang lain. Hidupnya yang terlalu monoton saat ditinggal pergi ayah tercintanya saat dia kuliah. Dia harus fokus dan kerja keras untuk menggantikan posisi ayahnya. Sedangkan sang ibu juga fokus dengan butik nya yang lumayan terkenal. meskipun sama-sama sibuk, ibu dan anak itu tetap menyempatkan waktu untuk berbagi cerita dan makan malam bersama di rumah.
Tak terasa mobil melaju hingga sampai di gerbang utama rumah Zacky. Sepertinya hari ini dia ingin pulang kerumah utama.
"Assalamualaikum Bu, Ibu kok belum tidur?" Tanya Zacky ke Ibu nya, Mutiara.
"Ibu baru saja selesai men-design gaun pengantin ini. Lihatlah, cantik dan elegan bukan?" Mutiara memamerkan hasil karya nya.
"Iya cantik, seperti yang bikin." Jawab Zacky sambil tersenyum manis. Senyuman yang begitu langka.
"Ibu berharap, calon menantu ibu yang akan memakainya nanti. Maaf ya Za, gara-gara perjodohan itu, kisah cinta mu jadi menyedihkan. Ibu terus berdoa agar kamu segera mendapatkan jodoh yang benar-benar mencintaimu." Mutiara membelai lembut rambut putranya itu.
"Terimakasih bu, tapi sepertinya saat ini bukan pernikahan yang jadi perioritas utama Zacky. Zacky ingin membahagiakan ibu." dia merengek sambil memeluk ibunya.
"Tapi Za, Ibu ingin sekali menimang cucu. Apa kamu mau mengabulkan permintaan ibu?"
"huuft, nanti coba Zacky pikirkan ya, pokoknya Zacky gak mau ibu pusing mikirin Zacky. Apalagi ada niat mengenalkan atau menjodohkan Zacky lagi. Okey ?"
"Ya tergantung, kalau kamu gak ada niatan buat nyari, otomatis Ibu yang harus turun tangan."
"huuuft, terserah Ibu saja lah. Yang penting kalau Zacky nolak pilihan ibu, jangan sakit hati ya."
"Ya gimana dong, kamu kan juga harus inisiatif Za, kenalin gitu calon kamu, minimal 1. Ada 5 juga lebih baik, nanti Ibu bantu pilihin." Mutiara terkekeh karena ucapannya itu membuat wajah Zacky memerah.
"Buu, bisa gak sih gak godain Zacky. Ya udah Zacky mau naik dulu. Udah ngantuk." Zacky menggerutu.
"Eh tumben kamu tidur disini? Biasanya habis makan malam langsung ngilang."
"Entahlah, hari ini aku kangen Ibu, kangen rumah ini." Zacky langsung pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
Mutiara menatap sedih punggung anak semata wayangnya itu. Dia merasa bersalah karena perjanjian suami dan temannya itu membuat Zacky terpaksa menikah dengan Fiona.
"Ibu pastikan, kamu akan bahagia Za." Mutiara bergumam dan tak terasa air matanya menetes.
***
Keesokan paginya, Zacky turun dengan semangat. Hari ini hari libur, Dia ingin berolah raga di sekitaran rumah ataupun berenang.
"Pagi Nyonya Mutiara.." Sapa Zacky ke ibunya.
"Pagi sayang, oh ya ini Ibu sengaja masakin kamu rica-rica cumi sama udang mentega. Pasti kamu suka." Mutiara sengaja tidak menyuruh Bi Asih memasak pagi ini. Dia ingin masak sendiri demi anak kesayangannya.
"kenapa Ibu selalu merusak acara diet Zacky. Padahal Zacky mau olah raga. Tapi karena Ibu maksa, ya udah Zacky akan habiskan sekarang."
"Halah kamu suka alesan. Bilang aja kamu lapar."
Mereka berdua makan dengan santai. Hanya sesekali terdengar ketukan piring karena sendok dan garpu.
Setelah selesai, Mutiara segera membereskan piring ke dapur.
"Za, ibu nanti ingin masak capcay lengkap sama ayam goreng rempah. Tapi bahan makanan di kulkas udah gak ada. Tolong anterin belanja ke Supermarket H ya."
"Tumben bu, biasanya kan Bi Asih sama mang Dodot yang belanja."
"Entahlah, Ibu tiba-tiba pengen belanja sama kamu. Udah lama juga kita gak keluar bareng. Yuk sekalian jalan jalan. Berhubung ini masih pagi, anterin Ibu ke Butik dulu. Mau pamit sama karyawan ibu. Soalnya hari minggu gini pasti Butik rame."
"Ya udah, Zacky ganti baju dulu ya."
Zacky mengganti pakaian sport nya dengan kaos ketat yang menjiplak tubuh atletisnya, dengan celana jeans pendek dan jaket santai yang tipis. Meskipun sangat santai dan sederhana, tapi Aura Zacky sangat menawan. Dengan postur tinggi dan kulitnya yang bersih.
"Hmm wangi banget anak Ibu, pasti sekalian mau nyari gebetan ya?" Goda Mutiara.
Zacky hanya diam saja. Dia yakin, kalau menyahuti omongan ibunya, bakal panjang ceritanya.
"Bu, kita gak usah pakai sopir ya, biar Zacky aja yang nyetir."
"Terserah kamu aja Za, yang penting hati-hati bawa mobilnya."
Mereka berdua menuju Butik terlebih dahulu. Disana para karyawan sudah menyambutnya dengan hangat.
"Selamat datang Bu Mutiara dan Tuan Zacky." Sapa Moza, asisten Mutiara.
"Pagi Moza.. Oh ya hari ini saya mau pergi sama Zacky, jadi urusan butik kamu yang handle ya. sekalian ini hasil design saya kamu simpan dulu. Besok kita bahas sama yang lainnya. "
"Baik Bu, akan Moza laksanakan." jawab moza dengan senyuman yang sangat cantik. Siapa pun yang melihat akan terpikat. Tapi tidak untuk Zacky, dia malah mengacuhkannya dengan melempar pandangan ke arah lain.
Moza sangat cantik, rambutnya yang sedikit ikal, perawakan tinggi dan putih tapi dia berpakaian sedikit terbuka karena memang dia juga seorang designer muda yang paham style dan sering membantu Mutiara dalam merancang berbagai busana.
Setelah mereka berdua pamit dan pergi, Karyawan yang ada di butik histeris. Bayangkan saja, mereka jarang atau bahkan tidak pernah melihat Zakcy secara langsung. Ketampanannya bisa membuat kaum hawa meleleh.
"Ganteng banget sumpah, duh pengen meninggoy.." ucap alay sinta.
"Aku sampe kehabisan nafas tau gak. Matanya yang tajam dan indah banget. Dia seperti blasteran Indonesia-Surga." ucap riri sambil meleyot.
"Hey kalian norak banget sih. Liat yang bening aja langsung teriak2 kayak ayam mau bertelur." sindir Moza. Dia tak suka kalau lelaki idamannya diidamkan orang lain.
Moza langsung masuk ke ruangan Mutiara dan meletakkan hasil design titipan bosnya itu.
"Mbak Moza itu ya, kaku amat jadi cewe. padahal kan kelihatan banget dia juga naksir sama Tuan Zacky." cibir Sinta.
"Nah karena itu, si Moza suka sama Tuan Zacky, mangkanya dia jutekin kita-kita. Dia gak mau punya
Saingan kali." sahut Riri.
Semua tertawa mendengar celoteh Riri dan Sinta. Tapi sekejap semua menutup mulut karena Moza sudah berada di ruangan itu. Dia yang sudah paham jika mereka sedang membicarakannya, dia berusaha acuh.
***
Mampir di karyaku jg ya