NovelToon NovelToon
OM...! Selingkuh YUK!

OM...! Selingkuh YUK!

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Romansa
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rere ernie

Bukan area bocil, harap minggir💃🏻

Divya hanya seorang wanita rumah tangga biasa, berbakti pada suami yang memintanya menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan hanya mengurusi perihal pekerjaan di rumah dan mengurusinya sebagai suami. Meskipun Divya lulusan S-1, namun wanita itu menurut pada lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu dengan tidak menjadi wanita karir.

Namun, seketika rumah tangga mereka yang baru saja menginjak usia 2 tahun hancur karena orang ketiga. Bahkan orang ketiga itu sudah mempunyai seorang suami.

"Kau tega mengkhianati ku dengan wanita murah4n ini, Bang!" Divya menjambak selingkuhan suaminya itu dengan emosi.

Dughh!!!

Tubuh Divya tersentak, bagian belakang kepalanya dipukul dengan benda keras. Tak lama tubuh Divya terjatuh ke lantai, meregang nyawa dengan dendam yang ia bawa mati.

Namun, tiba-tiba Divya terbangun kembali. Dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 18 tahun lalu dengan memakai tubuh gadis yang bernama Ellia itu, Divya membalas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Demam.

Setelah kesepakatan selesai, Divya pulang ke Mansion. Namun baru saja masuk, sekali lagi lengannya dicekal seseorang. Siapa lagi kalau bukan si Om Emilio.

Kali ini Divya diam saja, tidak berteriak atau membuka suara sedikit pun.

Brakkk!

Pintu kamar Emilio tertutup lalu dikunci, lelaki itu masih mencekal lengan Divya lalu melempar dengan kasar tubuh Divya ke atas ranjang. Tanpa bicara namun dengan wajah menyeramkan, lelaki yang sudah kesetanan itu menyibak bagian bawah dress yang membalut tubuh Divya ke atas lalu dengan sentakan kasar menarik CD Divya bahkan terdengar suara sobekan kain.

Divya diam saja membiarkan lelaki itu melampiaskan amarah nya, dia tau dengan me-reject dan mematikan ponsel Emilio akan marah padanya.

Lelaki itu membuka pakaian nya sendiri, lalu tanpa permisi Emilio memasukkan juniornya masuk ke dalam milik Divya dengan hentakan kasar tanpa kelembutan sedikit pun.

Geraman serta erangan dari mulut Emilio terdengar, nafas lelaki itu juga terdengar berat. Emilio terus menggen_jjott di bawah sana tanpa memperdulikan wanita di bawahnya merasa nyaman atau tidak.

"Ahhhhhhh...." tak lama lenguhaann lelaki itu terdengar.

Divya bahkan tidak berekspresi apapun, dia hanya bergeming saat Emilio menyetu_buhinya. Mungkin hatinya sedang lelah, apalagi tadi ia sempat mengingat semua kenangan bersama Finn. Tiba-tiba hatinya sakit kembali, bahkan saat Emilio barusan menggau_liinya wanita itu tetap berwajah datar tanpa ekspresi dan emosi apapun.

Setelah selesai menyalurkan rasa marah dan gairahnya, Emilio tertegun saat melihat wajah Divya yang tanpa ekspresi. Ia bahkan baru menyadari sejak tadi Divya hanya terdiam tanpa suara apalagi bergerak mengikuti gerakannya. Itu artinya sejak tadi dia bermain sendiri, heh!

Tadinya Emilio ingin memarahi habis-habisan setelah ia puas menghukum wanita itu, namun sekarang tiba-tiba hatinya cemas.

"El, kamu gapapa? Apa Om menyakitimu?"

Namun Divya tetap pada mode diam, tetap bergeming bahkan jika tidak teliti helaan nafas Divya tidak terdengar.

"El, ngomong dong. Kamu kenapa?" Emilio gelagapan, lelaki itu bangkit dari tubuh Divya lalu mendekati lemari di walk in closet untuk memakai bathrobe.

Saat Emilio kembali ke arah ranjang, Divya sudah turun dari ranjang. Wanita itu membenahi pakaian nya, mengambil tas dan CD yang sudah robek. Divya memasukkan ke dalam tas CD sobek itu, baru kemudian menatap Emilio dengan tatapan kosong.

"Om masih mau? Kalau masih mau, Om nanti masuk aja ke kamarku seperti semalam. Aku akan memuaskan nafsu Om, bukankah aku hanya dijadikan budak nafsu Om?" setelah mengatakan nya, Divya keluar dari kamar itu. Bodoh amat jika diluar sana ada Fayyana atau para pelayan yang melihat penampilan berantakan nya. Hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Emilio ingin langsung mengejar namun dia ragu takut ada yang melihat mereka berdua diluar kamar jadi dia menahan diri.

Saat makan malam bahkan Divya tidak turun untuk makan, wanita itu mengurung diri di kamar. Terkadang Divya akan tiba-tiba menangis, kadang-kadang juga tertawa.

Sisil yang masuk ke dalam kamar karena disuruh membawa makan malam oleh Emilio pun bingung melihat keadaan Divya.

"Nona, Anda kenapa? Jangan takuti saya, Non."

Divya tidak menjawab, dia duduk di atas karpet di lantai di samping tempat tidur dengan punggung bersandar pada pinggiran ranjang. Wajahnya sudah pucat, bahkan bibirnya hampir kering karena belum minum sedikit pun sejak pertemuan dengan Fatir yang akhirnya dari pertemuan itu lukanya kembali menganga mengingat semua kenangan bersama Finn.

"Non, minum jus nya ya. Bibir Nona pecah-pecah itu," cemas Sisil.

"Pergilah, aku sedang ingin sendiri." Usir Divya, lalu wanita itu berdiri masuk ke dalam kamar mandi. Divya berdiri di bawah shower, memutar kran masih dengan memakai pakaian ia membiarkan tubuhnya kebasahan.

Lalu sekali lagi Divya menangis dengan pilu, suara yang keluar dari shower menyamarkan suara tangisan nya.

Namun telinga Sisil yang sensitif, bisa mendengar tangisan Divya. Dengan setengah berlari, Sisil turun ke bawah ingin melapor pada Emilio.

"Tuan!"

Untung saja Fayyana memang tidak ada, wanita itu belum pulang sejak pergi siang tadi padahal waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Ada apa? Kenapa kau seperti ketakutan?!"

"Nona Ellia, Tuan... tolong Non--"

Tanpa menunggu ucapan Sisil selesai, Emilio berlari kencang dengan jantung yang tak karuan.

Brakkkk!

Emilio masuk ke kamar mencari keberadaan Divya, terdengar suara gemericik air mengalir dari kamar mandi. Lelaki itu kembali berlari dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Ellia!!!"

Tubuh Divya sudah tergolek lemas di atas lantai vinyl kamar mandi, masih terguyur air shower.

Dengan cepat Emilio memangku tubuh Divya membawanya keluar dan membaringkan di atas ranjang. Emilio menepuk-nepuk pipi Divya, tubuh Divya ternyata panas.

Sisil sudah ingin menangis melihat keadaan Divya, bagaimana pun mereka berdua sudah dekat.

"Sil! Suruh kepala pengurus rumah menelepon Dokter pribadiku, cepat!"

"Baik, Tuan."

Emilio membuka seluruh pakaian Divya yang basah, menggantinya dengan baju tidur.

Sekitar 20 menit kemudian, Dokter Richard datang. Dokter pribadi Emilio itu segera memeriksa tubuh Divya.

"Gimana, Dok?"

"Nona Ellia hanya demam, tapi melihat bibir nya sepertinya kekurangan cairan dan juga fisik Nona seperti kelelahan. Apa Nona melakukan sesuatu yang memberatkan untuk fisik?"

Emilio langsung kepikiran dirinya yang terus menggempur tubuh Divya sejak menerobos kesucian sampai semalam dan bahkan baru tadi dia menyetu_buhi nya lagi dengan kasar.

"Saya akan memberikan infus dan juga obat penurun panas."

"Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu, Dok." Emilio begitu khawatir.

"Suruh seseorang mengompres Nona Ellia, jika demam Nona masih belum turun setelah diberikan obat. Cara lain adalah memeluk Nona dengan cara skin meets skin, maksudnya memeluk berbagi panas dengan kulit bertemu kulit. Anda paham?"

Emilio mengangguk, "Aku paham."

"Kalau begitu saya akan memasang infus sekarang."

Sekitar 30 menit Dokter memeriksa dan memasang infus dan memberikan obat demam dengan cara pemberian parasetamol infus.

Setelah Dokter pergi, Emilio terus berada di samping Divya menjaga wanita itu. Perasaan bersalah bersarang dalam hatinya, mengingat perbuatan kasarnya saat menggau_li nya tadi.

Emilio duduk di tepi ranjang, mengelus wajah pucat Ellia. "Maafkan, Om. Tadi Om hanya marah karena melihatmu bersama kekasihmu dan mendengar pembicaraan mu. Om hanya nggak mau kamu perhatian atau masih berhubungan dengan lelaki lain. Kamu tanya apa Om cemburu, kan? Ya, Om akui... Om cemburu. Hati Om terbakar saat melihat mu tersenyum pada lelaki lain, maafkan Om."

Tengah malam panas Divya masih belum turun, Emilio masih setia merawat Divya dengan sesekali mengompres dahi wanita itu. Karena demam Divya belum turun juga dan ia mengingat omongan Dokter, Emilio segera mempraktekan anjuran Dokter dengan melakukan cara skin meets skin. Emilio sudah bersiap memeluk tubuh Ellia yang telanjang, ia juga sudah membuka bajunya dan bertelanjang da da. Emilio lalu berbaring memeluk Divya untuk mulai berbagi panas metode kulit bertemu kulit.

1
Erna Wati
/Sob//Grin//Grin//Sob//Sob/
Erna Wati
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Erna Wati
hebat kamu Vina harus tegas dengan suami mu/Good//Good//Good//Good//Good/
Erna Wati
oke kk lanjut
Dek Zaki
Luar biasa
Erna Wati
cinta matinya ya bang/Angry//Angry//Angry//Angry//Angry/
Vitriani
Lumayan
Erna Wati
/Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart/
Erna Wati
/Sweat//Cry//Cry//Sweat//Sweat/
Erna Wati
ini nanti ending gimana apa Divya balik ke tubuhnya apa tetap di raga Ellis kk maaf
Black Rose🖤: di raga Ellia kakak kan sudah diobok sm Emilo kk, Ellia di tubuh Divya dpt jodoh jg pria dewasa 🤭
total 1 replies
Erna Wati
terlalu cinta jd dibodohi/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
Erna Wati
Luar biasa
Erna Wati
dasar semua lelaki semua berengsek
Juna Dong
luar biasa
Erna Wati
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Erna Wati
uang nya day ya kan dia orang kaya
Erna Wati
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Erna Wati
lanjut kk semangat/Good//Good//Good//Good/
Atoen Bumz Bums
wes angel angel
Mimi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!