Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rara merindukannya
"Gak perlu," tolaknya "kalau Chef anter saya, itu terlalu mencolok. Yang penting jangan lupa transfer! Ok." Vika mengedipkan matanya "Oh ya. Hari ini aku cuti, tubuhku sedikit tidak nyaman, besok baru ke restoran lagi"
Gadis ini memang benar-benar suka uang. Dia bahkan tidak mempermasalahkan kejadian yang membuat dirinya rugi
"Kamu boleh ambil cuti sepuasnya, anggap saja ini sebagai kompensasi kuga, dan saya tidak akan memotong gajimu"
"Aaaa... Bos yang dermawan. Baiklah kalau begitu saya pamit pulang,"
"Hati-hati"
Vika menoleh dan tersenyum. Dia pulang dengan perasaan yang sedikit kecewa. Tapi menghibur hatinya sendiri kalau yang dia butuhkan adalah cara bertahan hidup. Bukan terus meratapi yang sudah terjadi
Sampai di kostan Vika meletakan tasnya disembarang tempat dan melemparkan tubuhnya ke kasur, berharap setelah istirahat, maka akan terasa Vit kembali, dan esoknya bisa beraktifitas seperti biasa. Ponselnya juga masih mati, jadi di charger dulu baru diaktifkan lagi setelah bangun nanti. Dia tidak mau ada panggilan telepon mengganggunya, hari ini Vika benar-benar hanya ingin sendiri.
***
Seperti biasa restoran tetap buka. Rara masuk kerja sesuai jadwal, karena dia pikir Vika tidak kuliah mungkin ada di restoran.. tapi disana tetap sama, sahabat yang tanpa sehari pun tidak bersamanya juga tidak ada. Dan entah keberapa puluh kalinya dia melakukan panggilan telepon, tapi tetap saja tidak bisa. Persahabatan mereka memang luar biasa bahkan melebihi saudara kandung sekalipun. Rara merasa dirinya kembar dengan Vika. Kalau diantara mereka ada yang sakit. pasti salah satu darinya terasa tidak enak. Makanya sekarang dia sangat khawatir dengan perasaan yang tidak enak juga.
Arya seperti biasa datang ke restoran tepat waktu. Dia sangat profesional walaupun acara lamarannya ditolak mentah-mentah oleh Chika. Tapi untuk urusan pekerjaan tidak ada yang bisa menghalanginya. Dia langsung mengganti pakaian Chef dan lanjut ke dapur untuk mulai dengan cita rasa khas racikannya. Kemudian Rara menghampiri dan bertanya
"Kakak tau gak Vika kemana?"
"Kenapa tanya kakak?, kamu telepon saja dia"
"Terakhir kan dia antar kakak ke apartemen"
Rara tau semalam aku bersama Vika?
"Kalau begitu, mungkin dia langsung pulang!!"
"Aku tau pasti dia pulang lah, kalau Vika nginep disana, nanti malah aku tiba-tiba punya ponakan dong.. haha" Rara selalu sembarangan kalau bicara, tapi siapa sangka ucapannya membuat Arya merasa tersindir
"Rara,!! gak baik bicara seperti itu" Arya merasa di introgasi dengan perkataan adiknya
"Ya elah, aku becanda kali. Kakak sensi banget si hari ini.. tapi Vika gak masuk lho kak!!"
"Kakak tau" jawabnya santai tanpa menoleh adiknya
"Kakak!!!!" Rara berteriak "kenapa gak bilang dari tadi, aku tuh telpon Vika terus sampai batrei ponselku habis tau" Rara cemberut kesal karena tadi dia tanya Arya bilang tidak mengetahuinya
"Ya ampun Rara, bisa gak tanpa teriak"
"Abis kakak nyebelin.. Vika juga sama" wajahnya tambah marah pada Vika kuga "aku khawatir sama dia tapi yang dikabari cuma kak Arya doang"
"Ponselnya mati, dia minta cuti katanya kurang sehat," Arya terus melanjutkan mengolah makanan
"Dia sakit apa?" Rara khawatir
Sakit?.. dia sakit segalanya Ra, tapi yang jelas untuk saat ini Vika sangat sakit hati karena kakak
"Kakak gak tau" seperti biasa Arya selalu acuh
"Ah kakak gak seru," Rara meninggalkannya
"Kamu mau kemana?" Baru kali ini Arya menoleh nya
"Ke kostan Vika lah!!"
"Jangan!!" Arya mengeraskan suaranya
"Kenapa?" Rara melihat Arya dengan tatapan seribu satu pertanyaan
"Ya.. maksud kakak, biar dia istirahat dulu. Lagipula kemarin Vika udah lelah tenaganya habis untuk acara kakak. Jadi biarkan dia istirahat dan cuti sebentar"
"Heem... Yaudah lah. Tapi nanti pulang kerja aku izin jenguk dia ya?"
Arya berpikir sejenak. Dia takut Vika curhat pada adiknya tentang apa yang telah terjadi. Tapi kalau diliat dari kepribadiannya, gadis itu tidak akan membongkar aibnya sendiri sekalipun pada Rara, namun Arya juga khawatir terjadi sesuatu pada Vika.
"Boleh. Dan nanti bawakan juga makanan dari sini untuknya"
"Cieee, udah mulai perhatian nih.. haha" Rara mengejeknya
"Rara!!!" Arya menatapnya tegas "ini bentuk rasa terima kasih dari kita karena udah nganter kakak"
"Oh iya... Baik bos.. perintah dilaksanakan" Rara tersenyum meninggalkan Arya dan kembali ke aktifitasnya di restoran
Sesuai izin Arya, kalau hari ini Rara ingin pergi menjenguk Vika. Jadi, pulang kerja dia langsung menuju kostan, sambil membawa makanan masakannya. Satu hari tidak bertemu saja, kerinduan Rara seperti satu tahun tidak melihat sahabatnya. Dan rasanya ingin sekali cepat sampai untuk melihat keadaannya
***
Di sisi lain Vika yang baru saja bangun, langsung mandi, kemudian perutnya terasa sangat lapar. Hari ini benar-benar malas untuk keluar rumah membeli makanan, karena setiap kali dia mengingat apa yang telah terjadi rasanya Vika tidak ingin lagi menatap dunia, tapi saat terbayang wajah ayahnya, sekeketika kebodohan itu hilang dan ingin melanjutkan lagi tujuannya
Tak lama suara ketukan pintu terdengar, Vika berpikir pasti yang datang ibu kos, karena ini sudah jatuh di tanggal dia harus bayar sewa kamarnya. Namun setelah dibuka ternyata Rara yang langsung memeluk erat sambil menggoyang-goyang tubuh lemah itu, sampai membuat Vika sempoyongan
"Rara.. Apa sih kamu, badan aku sakit semua" Vika sedikit memberontak namun dalam keadaannya yang lemah dia tidak bisa menolak
"Kamu tuh bikin aku khawatir tau, kenapa sama sekali enggak bisa ditelepon. Dan kenapa kamu cuma ngabarin kak Arya aja kalau kamu nggak masuk kerja? "Rara baru melepaskan tubuh Vika saat dia bicara
"Ya Maaf, aku lupa charger ponselnya." Vika memberikan jalan pada Rara agar dia masuk ke dalam kamarnya
"Aku maafin tapi lain kali jangan kayak gini lagi." Dengan juteknya Rara bertingkah sangat lucu. Vika selalu tersenyum melihat kelakuan manja sahabatnya itu
Akhirnya Rara membuka bungkusan makanan yang dari tadi dia genggam, lalu dipersilahkan Vika makan. Dengan senang hati dalam keadaan lapar, Bagaikan sedang berada di surga yang datang makanan begitu saja tanpa repot membelinya. Kemudian mereka pun makan bersama sambil membahas kuliah yang sudah Vika lewatkan hari ini..
***
Esok harinya Vika masih belum juga masuk kerja maupun kuliah. Tubuhnya sedikit demam mungkin karena kerjaan yang jarang istirahat membuat dia lemah, tapi untuk sekarang Vika izin pada dosen, atas ketidakhadirannya. Dan Rara juga tahu, bahkan pagi-pagi sekali Gadis itu sudah membawa bubur serta obat penurun panas juga, sebelum dirinya ke kampus.
Di kampus
Rara merasa sangat tidak bersemangat tanpa Vika, dari kemarin dia hanya menghabiskan waktu di perpustakaan saja karena tidak tau lagi harus melakukan apa tanpa Vika. Tapi seketika ada yang menghampirinya.
"Rara!" Suara yang hampir setiap hari dia dengar, memanggil!!
"Pak Nathan?" Rara melirik ke arahnya
"Dari kapan Vika sakit?" Lalu sang dosen itu ikut duduk di hadapannya
"Dari kemarin, cuma demam aja sih Pak,"
"Boleh saya minta alamatnya?"...
Semangattttt Sehatttt
ya ampun.... kpanlah si vika itu bahagia ... kok deritanya seakan tak pernah berakhir
entar kena karma buruk loh 🙂
lha si vika dpt arya ya sobek parah... udah bekasannya si chika...