Tak perlu menjelaskan pada siapapun tentang dirimu. Karena yang menyukaimu tak butuh itu, dan yang membencimu tak akan mempercayainya.
Dalam hidup aku sudah merasakan begitu banyak kepedihan dan kecewa, namun berharap pada manusia adalah kekecewaan terbesar dan menyakitkan di hidup ini.
Persekongkolan antara mantan suami dan sahabatku, telah menghancurkan hidupku sehancur hancurnya. Batin dan mentalku terbunuh secara berlahan.
Tuhan... salahkah jika aku mendendam?
Yuk, ikuti kisah cerita seorang wanita terdzalimi dengan judul Dendam Terpendam Seorang Istri. Jangan lupa tinggalkan jejak untuk author ya, kasih like, love, vote dan komentarnya.
Semoga kita semua senantiasa diberikan kemudahan dalam setiap ujian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DTSI 12
"Waalaikumsallm, sahut beberapa orang berbarengan. Ningsih menatap satu persatu tamu yang datang tanpa ekspresi. Lalu berjalan masuk menghampiri Bu Yati.
"Salwa dimana, Bu?" Sapa Ningsih pada ibunya, pertama kali yang dicari selalu anaknya.
"Salwa di kamar sedang tidur siang." Sahut Bu Yati dan meminta Ningsih untuk masuk dan bersih bersih dulu.
"Baru kerja jadi babu saja, lagaknya kayak orang yang punya gaji jutaan." Sindir Wandi sambil menatap sinis pada Ningsih. Namun sedikitpun Ningsih tidak ingin menggubrisnya, dia tetap melanjutkan langkah pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil air wudhu.
"Maaf Bu Yati, kami kesini berniat baik. Karena Wandi ingin mengasuh Salwa, dan biar dia nanti tinggal dikampung denganku, disana banyak teman temannya yang seusia dengan Salwa." Suara lembut Bu Patmi memecah suasana yang sempat hening.
"Semua keputusan ada pada Ningsih, kita tunggu saja dia selesai sholat." Sahut Bu Yati yang malas berdebat dengan Wandi dan keluarganya.
"Tapi apa salahnya kalau Wandi ingin bawa Salwa dan merawatnya, toh Wandi juga bapak kandungnya. Tolong, Bu Yati dan Ningsih jangan egois." Kembali Bu Patmi mengeluarkan suaranya, terdengar memaksa dan seolah ingin sekali membawa Salwa untuk dia rawat. Padahal, selama ini, tiap kali Salwa menginap dirumahnya, selalu saja berakhir dengan sakitnya Salwa. Mereka terlalu abai dengan kondisi Salwa yang memang punya kebiasaan sulit makan. Kalau Salwa tidak mau makan apa yang sudah dimasak, mereka tetap santai dan cuek tanpa mau membujuk bagaimana caranya agar Salwa mau makan.
"Kami tidak egois, hanya saja takut dengan yang sudah sudah. Salwa selalu pulang dalam keadaan sakit tiap kali Wandi membawanya kerumah Bu Patmi." Balas Bu Yati tenang tapi penuh dengan penegasan.
"Ibu merendahkan ibu saya?" Sahut Wandi tidak terima.
"Tidak ada yang merendahkan siapapun, aku hanya bicara soal fakta yang ada. Tidak usah berdebat, keputusan tetap ada pada Ningsih dan juga Salwa. Lagi pula, di persidangan hak asuh Salwa jatuh pada ibunya." Kembali Bu Yati menjawab ucapan Wandi dengan begitu tenangnya, namun wajahnya menyiratkan kebencian yang mendalam akan sosok Wandi.
Ningsih datang dan ikut duduk di sebelah Rina, menatap datar pada Wandi dan keluarganya. Tak seperti dulu yang selalu beramah tamah dengan mereka. Sejak mengetahui persekongkolan keluarga Wandi yang menyembunyikan pernikahannya Wandi, Ningsih hilang respect dan tak lagi Sudi untuk bersikap hormat pada mereka. Bagi Ningsih, Wandi dan keluarganya adalah orang asing yang tak lagi perlu di pikirkan.
"Aku akan bawa Salwa, dia biar sekolah di kampung dan tinggal dengan ibuku." Wandi kembali mengutarakan keinginannya saat Ningsih sudah ada diantara mereka.
"Oh ya?
Yakin, sanggup?" Sahut Ningsih penuh dengan ejekan dan keraguan. Matanya memicing menatap Wandi dan ibunya bergantian.
"Kamu menyepelekan aku dan ibuku?
Aku punya uang dan ibuku sudah berpengalaman dalam mengasuh anak. Jadi tidak usah sok pak Ng pintar dan benar sendiri kamu. Salwa akan aku bawa hari ini juga." Sahut Wandi yang di dukung oleh sang keluarga.
"Aku tidak menyepelekan, tapi tolong di ingat ingat. Sejak Salwa bayi, pernah kamu perduli dengan apa yang terjadi pada anakmu, mas?
Dan selama ini Salwa keluar masuk rumah sakit, dimana kamu dan juga keluarga kamu?
Pernah kalian perduli dan ikut andil dalam merawat dan menjaga Salwa?
Tentu jawabnya kalian sudah tau bukan, tidak. Kalian seolah buta dan tuli meskipun sekedar untuk nanyain keadaannya saja. Dan aku tau kalau ibumu sudah berpengalaman merawat anak, anak yang seperti kamu, kan? Tak punya hati dan juga nurani." Sahut Ningsih tajam, matanya menatap benci pada Wandi dan seluruh keluarganya.
"Dasar perempuan gila, sombong dan mulutnya kayak cabe. Menghujam orang semaunya, pantas saja Wandi tidak betah punya istri macam kamu." Herdik Bu Patmi yang tak terima mendengar ucapan Ningsih. Namun Ningsih sama sekali tak gentar, justru dia tersenyum penuh dengan ejekan ke arah mantan mertuanya itu.
"Jangan marah marah, Bu. Bukankah apa yang aku katakan adalah kenyataan?
Anak berzina saja di dukung kok, dan sekalipun tidak pernah tuh nengokin cucu meskipun Salwa dirawat dirumah sakit, padahal jarak antara rumah ibu kesini hanya butuh waktu satu jam saja. Tapi bisa nengokin cucu yang tinggalnya jauh diluar kota dan menghabiskan banyak waktu juga biaya, itupun seringkali. Apakah itu adil buat anakku, hmm?" Balas Ningsih dengan begitu tajamnya.
"Intinya, aku tidak akan biarkan Salwa kalian bawa. Aku tidak mau anakku terabaikan disana. Karena aku cukup tau bagaimana tabiat dan kebiasaan kalian pada anakku. Jangan harap aku akan melepaskan Salwa, meskipun pada kamu, mas. Laki laki yang minim tanggung jawab." Sekali lagi Ningsih berucap dengan begitu tegasnya. Tidak ada rasa takut sama sekali, karena Salwa adalah segalanya buat Ningsih.
"Kamu itu perempuan egois dan jahat, Ningsih. Wandi itu ayah kandungnya, kenapa kamu menghalangi niat Wandi untuk bisa dekat dengan anaknya, hah?
Atau jangan jangan, kamu berniat mau menguras uang anakku dengan dalih meminta nafkah untuk Salwa, begitu?" Bu Patmi bicara dengan lantang, emosinya meninggi karena Ningsih selalu bisa mematahkan ucapan Wandi.
"Bukankah itu niat ibu sendiri ya?
Ibu kan yang meminta mas Wandi untuk membawa Salwa agar tinggal denganmu, Bu?
Karena aku sangat yakin, tidak mungkin mas Wandi perduli dengan anaknya, selama ini saja dia sudah abai. Kalau Salwa ikut bersama ibu, tentu ibu dapat uang kiriman dari mas Wandi untuk biaya Salwa, bisa ibu gunakan buat kesenangan ibu dan aku yakin, anakku akan menderita karena tidak terurus. Semua sudah ada buktinya, jadi jangan lagi mendebat dan ngotot dengan keinginan kalian itu. Untukmu, Bu. Jangan jadikan anakku ladang uangmu dalam mengeruk uang anakmu yang pelit itu. Dekati saja pelakor itu, aku yakin dia akan memberikan ibu uang. Karena dia perempuan murah yang akan melakukan apa saja demi diterima jadi menantumu dan diakui sebagai istri dimata masyarakat. Miris!" Balas Ningsih yang tak mau kalah, kata kata keras meluncur deras dari bibirnya untuk membuat Wandi dan keluarganya tak berkutik. Tak perduli jika sikapnya sudah tak sopan. Namun bersikap tegas itu perlu, agar tidak terus menerus disepelekan dan direndahkan.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
Novel baru :
#Dendam terpendam seorang istri
Novel Tamat
#Anak yang tak dianggap
#Tentang luka istri kedua
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]
#Bidadari Salju [ tamat ]
#Ganti istri [Tamat]
#Wanita sebatang kara [Tamat]
#Ternyata aku yang kedua [Tamat]
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
sekedar saran utk karya2 selanjutnya, kurangi typo, dan di setiap ahir bab jgn terlalu banyak yg terkesan menggantung.
semoga smakin banyak penggemar karyamu dan sukses. terus semangat.. 💪😊🙏
mksh ka/Kiss/sumpah ceritanya bagus buat candu
entah apa hukumnya wandi mentalak irma tanpa saksi juga ..syahkan cerainya. ktnya hrs dpn saksi jatuhin talak