Sebuah kejadian yang membuat seorang Anaya Putri (23tahun) harus hamil tanpa seorang suami. Naya harus merelakan kehormatannya ketika insiden tidak disengaja yang ditimbulkan karena salah alamat dan menjadi cinta satu malam bersama dengan pria asing.
Naya hidup sebatang kara, dia harus melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Saat sang anak sudah besar, ternyata dia memiliki sifat yang sangat genius dan berusaha menyatukan kedua orangtuanya.
Mampukah Anaya menjalani kehidupannya?
Akankah kebahagiaan menyapanya di akhir kisah nanti? Dan siapa pria yang sudah membuat Naya menjadi berbadan dua?
YUK SIMAK KELANJUTANNYA 🥰
JANGAN LUPA SELALU MEMBERIKAN JEJAK MANIS DI SETIAP BAB NYA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #27
Fahrul menatap Liora dengan tajam sementara Liora hanya mampu diam tanpa berniat mengatakan apa pun, jantungnya sudah berdegup kencang ketika melihat tatapan tajam yang Fahrul layangkan.
Liora mencoba untuk bersikap biasa saja agar Fahrul tidak curiga dengannya, dia merapatkan tubuh dengan Fahrul.
"Mas, kamu kenapa?" Liora mengalungkan kedua tangan di leher Fahrul.
Fahrul menatap dingin manik mata milik Liora, dia melepaskan kasar tangan Liora yang berada di lehernya.
"Jangan pura-pura bodoh, Liora. Apa yang sedang kamu sembunyikan dariku?" tanyanya dengan datar.
Liora kaget, ternyata dugaannya benar jika Fahrul sudah mengetahui semua buat jahat dirinya dan Elvira.
"JAWAB!" teriak Fahrul dengan kencang hingga membuat Liora terlonjak kaget.
"A—aku, aku tidak paham dengan pertanyaanmu."
Fahrul menganggukkan kepala berkali-kali. "Tidak paham ya? Apa aku harus menceritakan semua sesuatu yang sudah kamu lakukan pada kakak ipar Anaya? Hah!"
Liora menelan ludah dengan susah payah, kemurkaan Fahrul bisa menjadi bahaya baginya.
"Mas, itu semua salah paham. Aku tidak bermaksud apa pun, mungkin saja ada orang yang iseng mengambil foto kami saat Mas Abi mencoba untuk menenangkan aku."
"Lalu kenapa kamu mengatakan jika kita mempunyai masalah besar dan aku berselingkuh darimu? Kebohongan macam apa itu, Liora? Jika kamu sudah tidak sanggup lagi menjalani bahtera rumah tangga denganku maka sebaiknya kamu pergi dan angkat kaki dari rumah ini!" bentak Fahrul diiringi emosi yang memuncak.
Liora memejamkan mata sejenak, dia sebenarnya sudah bosan dengan Fahrul hingga dirinya memang mencoba untuk kembali mengambil hati Abi.
"Aku memang sudah bosan denganmu." balasnya serius dan santai.
Fahrul mendelik, dia benar-benar tidak percaya dengan sifat Liora yang sangat berbeda tidak seperti dulu lagi.
"Apa alasanmu?"
"Kamu sekarang sudah tidak seperti dulu lagi, Mas. Kamu tau, aku dulu mau menikah denganmu dan rela meninggalkan Mas Abi karena kamu lebih kaya dan jaya daripada Mas Abi. Tapi lihat sekarang, kamu sudah menjadi pengusaha rendahan dan jauh dibawah Mas Abimanyu."
Fahrul mengangkat sebelah tangan dan memukul Liora dengan kuat, sebuah tamparan keras mendarat di pipi sebelah kanan milik Liora.
"Dasar matre!" tukas Fahrul yang merasa sangat kesal dengan pernyataan dari mulut Liora.
"Wanita matre itu sudah biasa.'' cibir Liora tidak mau terkalahkan sambil mengelus pipinya yang terasa sakit.
"Baik, mulai sekarang aku menalakmu! Kamu bukan lagi istriku dan pergi dari rumah ini! Aku yakin jika suatu saat nanti Tuhan pasti akan membalas semua perbuatan jahatmu!"
Liora tersenyum tipis dan pergi meninggalkan Fahrul yang dilanda kekesalan. Fahrul benar-benar kecewa dengan Liora, dia sangat percaya dan mencintai Liora dengan sepenuh hati tetapi istrinya itu sama sekali tidak memiliki hati nurani hingga tega membanding-bandingkan dirinya dengan Abimanyu.
Di perusahaan milik Abi, dia telah bersiap untuk pulang ke rumah karena jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Dirinya sangat merindukan anak serta istri tercinta, ketika Abi ingin masuk ke dalam mobil tiba-tiba suara seorang wanita menghentikan niatnya.
Wanita itu adalah Liora, dia nekat datang ke kantor Abi untuk meminta pertanggungjawaban.
"Ada keperluan apalagi, Liora? Apa kamu belum puas ingin menghancurkan hubungan saya dengan Anaya?'' Abi bertanya dengan santai sambil menyandarkan tubuh di badan mobil.
"Aku datang kesini untuk meminta pertanggungjawaban!" ucap Liora dengan suara keras.
Abi hanya tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya. "Pertanggungjawaban? Memangnya apa yang sudah saya lakukan padamu?"
"Gara-gara kamu, aku dan Mas Fahrul harus bercerai." Liora merendahkan nada suara agar Abi tidak ilfil dengannya.
"Benarkah? Bagus sekali, saya rasa Fahrul telah mengambil keputusan yang sangat bijak."
Liora terperangah mendengar perkataan Abi, dia melotot dan mencoba menahan amarahnya.
"Kamu benar-benar jahat, Mas Abi!"
Abi mengedikkan bahu. "Saya bersikap sebagaimana Anda bersikap kepada saya. Anda jahat maka saya pun bisa lebih dari Anda, pergi dan jangan pernah berani menampakkan diri lagi di depan saya atau saya akan memberikan pelajaran yang tidak akan pernah Anda lupakan." lanjutnya dengan setiap kata yang penuh penekanan.
Abi dengan santai masuk ke dalam mobil dan dia mengabaikan panggilan dari Liora.
"Mas! Mas Abi! Kamu gak bisa melakukan semua ini padaku, Mas!" teriak Liora hingga sedetik kemudian mobil Abi pergi dari sana.
Abi hanya melirik ke belakang dan mengedikkan bahunya, sementara Liora pergi menuju apartemen milik Elvira karena dia sudah tidak memiliki tempat tinggal.
Mobil milik Abi telah sampai di halaman rumah, dia tersenyum ketika melihat jagoan kecilnya sedang bermain di taman.
"Sayang?'' Abi memanggil sambil berlari kecil mendekati Alvarendra.
Al menoleh dan tersenyum, dia meninggalkan bolanya karena melihat sang Papa yang sudah pulang dari kantor.
"Mama mana? Kamu kok main sendirian?" Abi bertanya sambil menggendong tubuh Al.
"Mama sedang memasak makan malam, Pa." jawab Al dengan mengalungkan kedua tangan di leher Abi.
Abi mengecup pipi Al yang sudah dipenuhi bedak karena sehabis mandi. "Baiklah, let's go kita akan melihat Mama memasak menu apa untuk malam ini."
Al tertawa karena Abi berlari sambil menggendongnya.
Abi mencium wangi harum masakan setelah sampai di dalam rumah, perutnya sudah keroncongan padahal hanya mencium wangi masakan Anaya. Dirinya berjalan ke dapur dan melihat Naya yang masih sibuk di depan meja kompor, dia menurunkan Al lalu memberi kode agar putranya itu diam.
Perlahan Abi melangkah mendekati Anaya dan sesampainya di samping Naya, dirinya langsung memeluk dari belakang.
"Masak apa, Sayang?" bisik Abi dengan suara lembut tepat di telinga Anaya.
Anaya yang sedang serius langsung terkejut karena kedatangan Abi, dia spontan menjatuhkan spatula ditangannya.
"Astaga, Mas. Kenapa hobi sekali membuat kaget?" Anaya mengambil spatula yang ada di lantai, dia mencucinya terlebih dahulu sebelum digunakan kembali.
"Maafkan, aku. Kamu sangat terkejut ya?"
Anaya mengerucutkan bibir mungilnya, Abi yang sangat gemas langsung ingin menerkam bibir itu tetapi suara tawa tertahan Al membuatnya sadar jika mereka tidak berdua di dalam dapur tersebut. Naya mematikan kompor dan memulai menyiapkan makan malam karena jam sudah menunjukkan pukul setengah enam lewat.
Hari ini dia memasak semur ayam kesukaan dua jagoannya, Alvarendra dan Abi memiliki makanan favorit yang sama. Anaya pun sering mengejek mereka dengan sebutan like son like father, hal tersebut semakin membuat Abi senang karena sang putra menjadi jiplakannya.
Al sekarang sudah memasuki kelas satu sekolah dasar dan dengan iseng Abi mengatakan jika Al harus memiliki adik tetapi Anaya belum siap untuk itu semua. Abi pun tidak ingin memaksa Anaya, dia hanya perlu bersabar hingga Naya bersedia kembali mengandung buah hatinya.
•
•
**TBC
🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️**