Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua
Kevin membawa jus jeruk dan roti yang tadi dibelikan Mira. Dalam hatinya bersyukur karena masih ada makanan yang bisa sebagai pembujuk sang kekasih.
Sampai di ruang tengah, pria itu meletakan segelas jus dan sepiring kue tadi dihadapan Cecil. Dia lalu duduk di samping gadis itu dan memeluk tubuhnya.
"Minumlah dulu, biar tak panas lagi tuh hati. Kamu pasti sedang ada masalah. Jangan di pendam sendiri, coba ceritakan denganku," ucap Kevin dengan lembut.
Cecil memandangi wajah pria itu dengan pandangan sendu. Dalam hatinya berkata, bagaimana sang mama bisa tak menyukai Kevin, padahal dia begitu lembut dan baik.
Jika sekarang dia sering membantah ucapan mamanya, karena wanita yang telah melahirkan dirinya itu selalu saja menjelekkan Kevin. Dia tentu saja tak terima.
Cecil langsung memeluk tubuh Kevin, tangisnya pecah di dada pria itu. Dia teringat mamanya yang telah menampar pipinya.
"Cerita lah, aku siap mendengar. Walau sebenarnya aku juga sedang banyak masalah. Kamu dengar tadikan, Mira itu datang untuk mengabari ibuku yang sedang di rawat. Ingin rasanya berada di dekat ibu. Merawatnya," ucap Kevin.
Sebelum Cecil mengatakan masalahnya, pria itu lebih dahulu menceritakan masalahnya sendiri. Wajahnya langsung berubah muram.
Cecil melepaskan pelukannya. Dia yang awalnya ingin mengatakan tentang mamanya yang telah menampar pipinya, jadi mengurungkan niat itu. Dia menggenggam tangan kekasihnya, berusaha memberikan dukungan.
"Apa kamu ingin pulang ke kampung melihat ibumu, Sayang?" tanya Cecil.
"Aku belum juga dapat kerja. Mana ada uangku untuk pulang kampung. Apa lagi ibuku sedang sakit, tentu butuh uang. Aku akan lebih sedih lagi jika tak bisa membantunya. Uang dari penjualan online ku hanya cukup buat beli sebungkus nasi Ampera," jawab Kevin dengan wajah yang sedih.
Cecil mengecup tangan kekasihnya itu. Sepertinya ikut larut dengan kesedihan yang ditunjukan Kevin. Dia jadi teringat kembali dengan mamanya.
"Aku harus bisa mendapatkan perhiasan milikku. Bukankah itu hak ku. Mau dijual atau mau aku apakan, itu terserah padaku saja. Bukankah papa membelinya untukku. Mama tak bisa melarang. Aku harus minta perhiasan itu!" gumam Cecil dalam hatinya.
"Sayang, kamu jangan sedih begitu. Kamu butuh uang berapa untuk pulang kampung. Aku akan usahakan mendapatkannya," balas Cecil dengan suara pelan karena ikut sedih.
Kevin tampak menyunggingkan senyuman, tapi buru-buru dia sembunyikan rasa bahagia itu. Dia kembali memasang wajah sedih. Semua agar Cecil percaya dengan apa yang dia katakan.
"Sayang, jangan. Aku tak mau merepotkan kamu lagi. Jika keluarga kamu tau, terutama mama kamu, dia pasti akan menuduhku memanfaatkan kamu. Aku tak mau mereka berpikiran begitu. Aku sayang kamu apa adanya, bukan karena ada apanya. Aku tak mau kamu jadi ikut susah memikirkan semua ini," ucap Kevin dengan suara lemah.
"Sayang, aku ini kekasihmu. Apa yang menjadi masalahmu itu juga masalah ku juga," jawab Cecil.
"Terima kasih, Sayang. Kamu adalah orang yang paling mengerti aku. Tanpa kamu aku tak tahu harus bagaimana. Aku sangat mencintaimu, Cecil," bisik Kevin sambil memeluk kekasihnya.
Kevin tersenyum sambil memeluk Cecil. Gadis itu dengan gampangnya bisa di bohongi. Hanya dengan kelembutan dan perhatian, dia akan percaya dengan kita seratus persen. Tak akan mengira jika semua itu hanya sandiwara semata.
"Sayang, aku akan mencari uang untuk kamu. Aku pastikan besok kamu bisa menjenguk ibumu," ucap Cecil.
Cecil melepaskan pelukannya. Dia tersenyum pada pria itu untuk memberikan kekuatan dan dukungan. Tanpa dia tahu jika semua itu hanyalah sandiwara Kevin.
"Sayang, jika itu merepotkan kamu, jangan lakukan. Biar aku coba cari kerja dulu. Kerja apa pun itu walau nanti dapatnya pasti akan lama," balas Kevin dengan suara lembut.
"Nggak, Sayang. Aku tak pernah merasa direpotkan. Lagi pula kamu tak pernah minta. Semua atas inisiatif dariku saja. Kamu jangan merasa tak enak hati gitu. Aku punya perhiasan banyak dari almarhum papa. Aku bisa jual itu. Nanti uangnya bisa kamu pakai buat berobat ibumu. Jika kita nikah nanti, ibumu itu juga ibuku 'kan?" tanya Cecil dengan suara lembut juga.
"Cecil, kamu begitu baiknya. Aku yakin ibuku pasti akan senang bisa memiliki menantu seperti kamu," ucap Kevin. Cecil membalas ucapan pria itu dengan tersenyum.
Cecil lalu menghabiskan jus jeruk dan kue yang disediakan pria itu. Dia memakannya berdua dengan Kevin. Setelah itu dia langsung pamit. Ingin mencari kembali perhiasan miliknya.
"Sayang, aku pamit dulu. Kamu jangan kuatir. Aku pasti akan dapatkan uang itu," ucap Cecil.
"Cecil, aku takut mama kamu jadi salah sangka denganku. Aku tak mau dia berpikiran jika aku memeras kamu, dan memanfaatkan kamu," ucap Kevin.
"Kevin, aku tak akan mengatakan jika itu untukmu. Aku juga tak bodoh, Sayang. Kamu jangan kuatir. Jika pun mama tau untukmu, dia tak bisa melarang. Itu perhiasan milikku, dibelikan papa untukku!" seru Cecil.
"Tapi, Sayang. Itu'kan kenangan dari papamu!"
"Kita bisa beli dengan bentuk yang sama nanti jika kamu telah dapat kerja," balas Cecil.
"Pasti, Sayang. Semua gajiku nanti, akan aku serahkan untukmu. Sekali lagi terima kasih, Cecil ku," ucap Kevin dengan senyum manisnya.
"Aku pulang dulu, nanti malam atau besok aku datang lagi. Kamu jangan banyak pikiran. Nanti kamu ikut sakit," pesan Cecil.
"Iya, Sayang. Kamu hati-hati nyetirnya. Aku sayang kamu, Cecil," ucap Kevin.
Kevin mengecup pucuk kepala gadis itu. Dia mengantar hingga Cecil masuk lift. Setelah lift bergerak, pria itu langsung melompat kegirangan.
"Yesss, dasar bodoh. Kamu selalu saja bisa aku bohongi," ucap Kevin sambil tertawa.
***
Selamat Siang. Mama datang dengan karya terbaru. Novel ini ikut serta dalam kisah toxic love. Mungkin novel ini akan menguras emosi 🙈🙈. Tetap sabar membacanya ya. 😭
Mohon dukungan dengan memberi Like dan komentar. Terima kasih. Lope-lope sekebon jeruk. ♥️♥️♥️
Sukses truus Mak...
Terima kasih mam Reni sukses selalu lope lope juga mam 😍😍
semoga sehat selalu dan bertambah sukses mom 🤲🏻🤲🏻 love,,, love,,, sekebon juga mom 😘😘
Pada mampir yuk dikarya sederhana ku /Smile//Good//Pray/