Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
Cyra memang belum menceritakan siapa nama suami dan anaknya pada dokter Rudi. Tapi Cyra sudah menceritakan jika dirinya sudah bersuami dan memiliki seorang putra, bahkan Cyra sudah menceritakan semua masalahnya termasuk dirinya yang ingin mengubah nasib agar tak selalu di hina dan di buly.
"Dia memang suami saya Dok, lukanya parah tidak dok?" Cyra sedikit lega karena bukan Hasa yang sakit, tapi tetap saja rasanya sedih mengetahui pria yang di cintanya terluka.
Dokter Rudi menghela nafas. Heran dengan yang namanya drama rumah tangga. "Tidak parah, tapi ya itu dia dari kemarin belum sadar. Dia selalu mengigau nama mu"
Cyra memejam, ingin sekali menemui Rendi dan berada di sampingnya selalu ada untuknya tapi,
"Kau gil4 !" Bentak Rendi.
Kata-kata itu terus terngiang menghunus jantungnya.
"Tidak, aku tidak boleh menemui mas Rendi, ini belum saatnya. Biarkan saja dulu lagian ada Ibu yang mengurusnya" Cyra membatin.
"Lakukan saja yang terbaik dok, jangan lupa kabari saya jika ada perkembangan walau sedikit" Itu yang bisa Cyra katakan.
"Oke, saya masih ada tugas lagi. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Cyra menatap punggung dokter Rudi yang menghilang di balik pintu.
Hufff...
Cyra memesan taxi online untuk pulang ke apartement. Dia keluar dan menunggu di depan rumah sakit.
Tak lama taxi putih berhenti di depannya. "Atas nama Cyra Alesha?" Tanya sopir taxi.
"Betul Mas" Cyra masuk ke taxi. "Ke apartement R, Mas"
"Baik, Mbak" Sopir taxi pun menjalankan kendaraannya menuju lokasi.
🔹🔹🔹
Di dalam ruangan nomor 07 Ibu Mini duduk di kursi dekat dengan ranjang pesakitan Rendi. Di usapnya lengan Rendi yang tergores.
"Nak, bangun. Kasihan Hasa dia demam di rumah. Dia selalu menanyakan diri mu, Nak. Dia rewel karena merasa salah pada mu"
"Cyra... Cyra..." Igau Rendi.
Ibu Mini mengusap rambut Rendi. "Sebenarnya apa masalah mu dengan Cyra, Nak. Ceritakan sejujurnya pada Ibu, Cyra adalah wanita baik dia tidak mungkin meninggalkan diri mu tanpa sebab"
Mini memang tahu jika Rendi ada masalah dengan Cyra. Tapi tidak tahu masalah seperti apa yang di hadapi rumah tangga mereka.
"Apa kau membuat kesalahan fatal pada Cyra Nak?"
"Egghhh" Rendi terbangun perlahan matanya terbuka.
Mini mengucap sukur pada Sang pencipta. "Nak kau sudah siuman? Sebentar Ibu ambilkan minum"
Mini mengambil sedotan dan botol minum yang di belinya. "Minum dulu nak" Rendi pun meminum dari botol dengan sedotan.
"Bu" Lirih Rendi.
"Iya Ren" Sahut Ibu Mini menaruh botol di atas nakas. Rendi sudah selesai minum.
"Hasa di mana? Dia baik-baik saja kan Bu?"
"Hasa demam di rumah makanya kau harus cepat sembuh"
"Ya Alloh, pasti Hasa ketakutan melihat kejadian kemarin makanya dia menjadi demam" Rendi sedih.
"Sebenarnya kau ada masalah apa dengan istri mu? Setahu Ibu menantu ku wanita baik Cyra tidak akan pergi tanpa sebab. Apa kau menyakiti hatinya, Ren? kau menduakannya?"
Rendi menatap Ibu sendu. "Rendi memang menyakiti hatinya, Bu. Tapi tidak untuk menduakannya"
"Lalu?"
Rendi akhirnya menceritakan semua tanpa ada yang di tutupi. "Rendi menyesal Bu. Aku akui aku memang salah Bu"
"Setelah Ibu mendengar cerita dari mu, kau memang salah Ren tapi tidak sepenuhnya salah mu, lebih baik kau selidiki Yudi cari bukti kebenarannya sembari mencari Cyra dan minta maaf padanya"
"Tapi Cyra entah pergi ke mana Bu. Rendi tidak tahu harus mencari ke mana lagi, Rendi bingung"
Mini mengusap lengan kekar Rendi. "Berdo'a lah Nak meminta petunjuk pada sang pencipta. Ibu yakin Cyra pasti tak jauh dari kita, dia wanita berhati tulus dia tidak mungkin tega meninggalkan suami dan anaknya"
Rendi memejam. "Semoga begitu Bu"
Cyra sampai di apartement membayar taxi dan dia segera masuk dalam kamar menjatuhkan badan di atas kasur.
"Mas Rendi semoga luka mu tidak parah dan cepat sembuh. Maafkan aku karena pergi tanpa pamit" Cyra terisak membenamkan wajah di bantal guling.
Pip pip ! Pip pip !
Cyra menghentikan tangis mengusap air mata yang terus meleleh. "Assalamualaikum" Cyra menempelkan ponsel di telinga.
"Waalaikumsalam, Mbak Cyra sudah sampai apartement?"
"Sudah, ada apa?" Tanya Cyra mengambil tisu di atas nakas untuk membersihkan ingus yang meleleh di hidungnya. Setelah bersih Cyra membuang tisu kotor ke dalam tong sampah.
"Dokter Rudi meminta saya untuk mengantar Mbak Cyra ke suatu tempat. Silahkan bersiap dan saya sudah menunggu Mbak Cyra di depan apartement"
"WHAT ...??!!"
Cyra kaget sekaget-kagetnya segera mengintip di jendela kamarnya. Di luar sana jelas terlihat asisten Agam berdiri disisi mobil putih.
"Saya tunggu lima menit, cukup kan Mbak?"
Cyra gelagapan. "I-iya cukup kok" Cyra mematikan panggilan dan segera bersiap.
Simple hanya memakai celana jeans warna coklat dan sweter warna putih, sepatu warna putih. Rambutnya Cyra biarkan tergerai. Tas berukuran sedang ia sampirkan ke bahu untuk wadah ponsel dan dompet.
Untuk urusan wajah Cyra tak perlu repot memakai polesan apapun begitu juga bibirnya ia biarkan apa adanya. Karena Cyra memang tidak punya alat make up.
Setelah itu Cyra menatap dirinya didepan cermin. Memutar badan ke kanan kiri, merasa jika dirinya sudah luwes dan rapih Cyra keluar kamar menuju luar apartement.
Asisten Agam yang menyender di sisi mobil menatap ponselnya terkejut saat ada seseorang berdiri di depannya.
"Assalamualaikum, asisten Agam, saya sudah siap" Seru Cyra.
Agam termenung menatap penampilan Cyra dari atas sampai bawah.
"Assalamualaikum, asisten Agam kok melamun?" Cyra melambai tangan didepan wajah Agam.
"Ini beneran Mbak Cyra kan?" Tanya Agam setengah tak percaya.
Cyra mengerut kening. "Iya, ini saya Cyra Alesha. Kenapa?"
"Mbak Cyra ini umur berapa sih?" Telisik Agam.
Cyra melongo mendengar pertanyaan dan cara Agam memandang dirinya. "Kenapa menanyakan umur? Kita jadi pergi kan?"
"I-iya jadi Mbak. Ayo kita berangkat" Asisten Agam membuka pintu mobil bagian belakang.
"Eh, kenapa dibelakang? Saya di depan saja tidak papa, Asisten Agam kan bukan sopir saya tapi supirnya dokter Rudi" Cyra menahan tangan Agam yang ingin buka pintu mobil bagian belakang.
"Baiklah" Agam menurut saja dan tak lama mereka berdua menuju ke suatu tempat.
40 menit.
Cyra melihat sekeliling tempat. Dimana didepannya ada bangunan tinggi menjulang, banyak orang berlalu lalang dengan barang belanjaannya.
"Asisten Agam, kok kita kemall? Asisten Agam ingin belanja?" Tanya Cyra sedari tadi memang tidak tahu tempat tujuan.
Agam tersenyum, berhentikan mobil diparkiran dan mematikan mesin mobil. "Bukan saya yang ingin belanja tapi Mbak Cyra"
"HAH !!!"
percuma cantik dan semok kalau hatinya jahat.
emang cari istri cukup di lihat dari segi semok dan cantik doang.
nggak kan?
suer ikut kesel sama tingkah yudi sama temen temennya./Angry//Angry/
gimana kalau kalian yg ada di posisi cyra ? sudah pasti kalian juga akan di tertawakan.
aku sarankan kalian merubah sikap deh.
justru malah biar sehat.
eh tak tahunya malah dokter momo.
penasaran sama visualnya thor.
pake bilang baru hadir di antara kalian kan mereka nggak ada hubungan spesial.
ya udh pasti atasan mu keselek.
dasar asisten agam..
Rendi salting cieeeeeee
jadi pengen lihat wajahnya Rendi pas lagi malu malu meong..
hehehaha/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
cyra selau di pndng sebelah mata oleh orang orang mereka smua mandang cyra karena fisiknya.
merek jht bngt pak/Sob/
hehehe
menanti bapak.
aku aja tahu kok
hehehe