Cantik, kaya, muda, sopan, baik hati, cerdas, itulah Soraya Syifa Dewiana. Gadis berjilbab ini amat diminati banyak orang, khususnya laki-laki. Bahkan gangster pria terkenal di kota saja, The Bloodhound dan White Fangs, bersaing ketat untuk mendapatkan gadis yatim-piatu agamis ini.
Namun siapa sangka, dibalik semua itu, ia harus menikahi pemimpin gangster dari White Fangs, Justin, yang telah menggigitnya dengan ganas di malam Jum'at Kliwon bulan purnama. Satu-satunya cara agar Soraya tidak jadi manusia serigala seperti Justin adalah dengan menikahinya.
Hingga membuat Boss mafia sekaligus CEO untuk Soraya, Hugh, terkadang cemburu buta padanya. Belum lagi asistennya Hugh, Carson, yang juga menaruh hati padanya. Selain itu, ada rahasia lain dari gadis cantik yang suka warna hijau ini. Cukup psikopat pada 2 geng siluman serigala itu dan tangguh.
Lantas, siapa sesungguhnya yang akan Soraya pilih jadi suami sejatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soraya Shifa Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2 : Gadis Berpayung Ungu
Semua berjalan baik dan lancar. Bahkan di hari pertama saja, Soraya sudah mulai lembur hingga pulang larut malam sampai magrib. Namun karena kerja kerasnya, Hugh yang terkadang mengawasi dari balik pintu, melihat gadis itu tidak kenal lelah. Kantuk yang menyerang kedua matanya bisa ia lawan.
"Dia memang benar-benar wanita yang luar biasa," gumam Hugh. Kemudian pergi meninggalkan Soraya dengan tugasnya.
...***...
Pulang malam setelah sholat magrib di musholla kantor, keluar dari area kantor. Namun, suara petir kecil tiba-tiba saja menggelegar dari langit. Di susul dengan hujan yang mulai turun cukup deras.
"Dimana payungku?" ucap Soraya sambil merogoh isi tasnya. Mencari-cari payung yang ia bawa. Dan akhirnya ketemu juga payung itu. Berwarna ungu, dan bercorak bunga. Payung pemberian mendiang ibunya.
Payung dibuka lebar-lebar, dan Soraya segera pulang keluar area perkantoran. Hujan menemani perjalanan pulangnya, hanya dengan berjalan kaki. Karena gedung apartemen tempat ia tinggal dan tempat kerjanya cukup dekat beberapa meter saja. Hingga membuatnya tak perlu susah payah membuang uang untuk ongkos pulang-pergi ke kantor.
Begitu melewati supermarket, terdengar kabar berita adanya bulan purnama hari ini. Bulan yang besar, putih kebiruan cerah, yang selalu dipercaya banyak mitos bisa terjadi di saat bulan purnama. Khususnya di malam Jum'at Kliwon.
Soraya yang mendengar berita itu, terus berjalan sambil bergumam, "Heuh! Masih banyak yang percaya begituan hari ini. Itu 'kan cuman mitos. Kuno!"
Di sadarinya atau tidak, sepasang mata memperhatikan Soraya dengan saksama. Melihat dari arah mobil sedan hitam mewah. Melihat, dan tersenyum kecil. Menyeringai licik dengan pandangan yang jahat. Terus memperhatikan Soraya berjalan di trotoar.
"Sungguh sangat cantik," gumam orang itu. Dia pria yang masih di mobilnya.
"Kita culik dia sekarang, Boss?" tanya supirnya.
Dengan tenang sambil menghisap rokoknya, Boss supir itu menjawab, "Kita ikuti saja dulu baik-baik. Jangan sampai kehilangan jejak! Ikuti perlahan, agar dia tidak curiga kalau ada yang mengikutinya."
Supirnya menuruti perintah tuannya. Dan menjalankan mobil itu perlahan. Sambil menjalankan mesin wiper kaca mobil agar air hujan tidak menghalangi jalannya.
Dan mobil itu berhenti begitu Soraya memasuki area gedung apartemen. Sang Boss mulai mengangguk paham dan berkata, "Jadi, dia tinggal di sini. Lumayan juga untuk gadis seperti dia. Yang jelas, dia cantik dan bisa ku manfaatkan."
Setelah bicara begitu, Boss segera menyuruh supirnya untuk pergi dari sana. Supir pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan biasa, meninggalkan area apartemen Soraya.
......***......
Di sebuah markas mewah...
"Boss! Apa bisa kita ambil gadis itu untuk mengalahkan Justin?" tanya Carson. Masih tidak yakin.
Hugh menatap tajam asisten sekaligus tangan kanan betanya itu dan menjawab, "Iya. Aku sudah bilang ratusan kali, Carson! Kalau bisa, satu-satunya cara adalah dia harus menikah denganku."
"Menikah?!" Dennis dan Carson terkejut bersamaan. Dan saling beradu pandang.
"Kalau itu, harus dari dia sendiri, Boss! Jika dia tidak mau dengan Boss, bagaimana?" tanya Dennis. Mencemaskan ketua gengnya.
"Dia harus mau! Bagaimana pun caranya, dia harus menjadi istriku!" jawab Hugh tegas dan galak.
"Butuh waktu lama untuk meyakinkannya, Boss. Bahkan bisa saja, Justin mengambilnya juga," tambah Carson.
"Justin tidak kenal dia. Tidak mungkin dia akan mengambilnya dariku. Dia saja belum pernah tahu Justin."
"Bagaimana kalau sudah? Satu-satunya kelompok manusia serigala lain yang jadi saingan kita hanyalah tim-nya Justin, White Fangs. Dia pasti tahu, karena tim kita dan tim Justin amat terkenal."
"Tetap saja. Dia harus menjadi pasanganku di masa depan. Tidak ada yang lain. Titik!"
Carson dan Dennis beradu pandang kembali. Tak tahu harus bagaimana cara berhadapan dengan Boss tim mafia mereka yang amat sangat keras kepala ini. Memang Hugh pria yang keras kepala, pemberontak, walaupun bisa juga lemah lembut.
...***...
Sementara itu, di rumah yang mewah...
"Jadi, namanya Soraya Syifa Dewiana, ya? Pantas saja orangnya cantik," ucap seorang pria tampan muda sambil duduk di meja kebesarannya.
"Benar, Tuan Justin. Dan dialah sekretaris barunya Tuan Hugh," jawab asistennya, berdiri di depan meja kerja tuannya.
Dan pria itu memang Justin. Ia membaca laporan data yang asistennya serahkan sambil merokok. Selain itu, dialah yang memperhatikan Soraya dari dalam mobil barusan, ketika Soraya pulang ke apartemennya.
"Kelihatannya, dia gadis yang menyenangkan. Sangat istimewa bagiku. Aku harus segera mengambilnya untuk ku nikahi, sebelum Hugh yang menariknya," ucap Justin tenang, tapi dengan senyuman santainya yang jahat.
"Nampaknya, Tuan Hugh bisa saja langsung menyukainya hari ini juga."
"Bisa jadi. Tapi, tetap akulah yang akan menang. Kumpulkan lagi semua informasi tentang Soraya ini! Sertakan juga fotonya padaku! Lalu serahkan padaku! Kau tahu sendiri bagaimana caranya."
"Baik, Tuan Justin. Akan saya lakukan sebaik mungkin."
Justin masih duduk di kursi singgasananya dalam ruang kerja di rumahnya yang mewah dan besar itu. Dia memang mulai langsung terobsesi dan cinta pada pandangan pertama dengan Soraya.
"Bersiaplah! Kaulah calon Ratu di hatiku, Soraya Syifa Dewiana. Dan kaulah, calon ibu anak kita nanti," gumam Justin.