FOLLOW IG @thalindalena
Dia hanya sebagai istri pengganti, tapi dia berharap merasakan bulan madu impian seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tapi, bagaimana jika ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Justru ia merasakan neraka pernikahan yang diciptakan oleh suaminya sendiri, hingga membuatnya depresi dan hilang ingatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
“Ganti!” Lio menyingkirkan piring yang ada hadapannya dengan kasar, menatap tajam Lara penuh kebencian.
“What?!” Lara hampir saja memekik, kedua matanya mendelik menatap Lio yang menyuruhnya mengganti menu makanan yang baru saja di sajikan di atas meja. Pasalnya sudah 2 kali Lio memintanya mengganti menu makanan itu.
“Kau tuli!” Lio membentak Lara. Rahangnya mengeras, dan giginya bergemelutuk. Semua menu makanan yang di sajikan oleh Lara mengingatkannya pada Sierra, wanita yang sudah menorehkan luka batin yang cukup dalam.
“Setidaknya Anda mencicipinya lebih dulu.”
BRAK!!!
“Kau hanya pelayan di sini, jadi turuti semua perintah Tuanmu tanpa terkecuali!!” bentak Lio dengan penuh amarahnya, bahkan dia menggebrak meja dengan kuat.
Lara memejamkan kedua matanya sesaat, menghela nafas panjang, berharap dan berdoa semoga malaikat maut segera menjemput pria mengerikan ini.
“Iya, aku memang pelayan di sini, tapi setidaknya Anda menghargai pelayan seperti ku!” balas Lara, memberanikan diri untuk melawan pria arogant itu. Dia mengambil piring itu dengan kasar, membuangnya ke tempat sampah dengan perasaan luar biasa. Lara menghela nafas panjang ketika melihat banyak makanan yang terbuang di tempat sampah.
‘Bahkan seekor anjing bisa menghargai makanan ketimbang manusia iblis itu,” batin Lara kesal.
“Buat masakah Italia!” titah Lio dengan nada tegas dan memaksa.
“Kenapa tidak mengatakannya sejak tadi?!” Lara menoleh ke belakang, menatap Lio kesal.
Demi Tuhan! Jika dia mempunyai sihir seperti Elsa-frozen, mungkin dia akan menyihir pria itu menjadi gunung es.
“Kau berani memarahiku, punya hak apa kau?!”
Lara diam. Demi menjaga kewarasannya, memilih tidak menanggapi ucapan pria itu. Fokus memasak, agar menghasilkan menu makanan yang terbaik untuk Lio. Masalahnya sudah lewat tengah malam, dia sudah sangat mengantuk, butuh istirahat cepat.
Lara sebenarnya sangat heran pada Lio. Pria itu harusnya bahagia ‘kan setelah bertemu dengan Sierra? Tapi, kenapa tingkah laku dan sikap pria itu seperti orang yang baru patah hati?
Oh, ataukah Lio sudah mengetahui kebenaran tentang semua ini?
Berkutat di dapur cukup lama. Lara berhasil menghidangkan dua masakan Italia di hadapan Lio.
Lio menatap dua menu makanan tersebut dengan tatapan datar. Sebenarnya dia sama sekali tidak nafsu makan, tapi perutnya terasa keroncongan, karena sejak kemarin dia sama sekali tidak makan.
Lara kembali ke dapur, mencuci piring kotor serta perlatan dapur.
Lio diam-diam melirik Lara. Memperhatikan wanita itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Baru menyadari kalau postur dan tinggi badan sama persis seperti Sierra. Bahkan warna kulit mereka sama, yang membedakan hanya di warna rambut.
“Besok ganti model rambutmu!” ucap Lio secara tiba-tiba membuat Lara tersentak kaget. “Tatanan rambutmu sangat menjijikkan, membuatku muak! Dan, tetaplah memakai seragam pelayan saat didepanku! Karena baju pelayan itu sangat cocok untukmu!” lanjut Lio dingin, tidak berperasaan sama sekali. Lio hanya ingin menghilangkan bayangan Sierrra, maka dari itu memberikan perintah seperti itu kepada Lara. Apalagi Lara mempunyai postur badan yang sama dengan Sierra, dan hal itu membuatnya muak. Tanpa sadar dia sudah menyakiti Lara semakin dalam. Bukannya minta maaf atau merasa bersalah, pria itu malah semakin menjadi, dan berlaku semena-mena pada Lara.
Lara meremas spons cuci piring yang berada di tangan saat mendengar ucapan Lio yang begitu menusuk hatinya, dan menghancurkan jiwanya sampai berkeping-keping. Tidak tahan lagi dengan semuanya.
“Anda bilang, Anda akan melepaskan aku jika sudah bertemu dengan Nona Sierra. Aku menagih janji Anda!”
Lio menoleh pada Lara yang tengah mencuci piring dengan posisi memunggunginya. Ada sebuah rasa tidak suka di dalam hati saat mendengar ucapan Lara.
**
LIke komentar, vote, dan hadiahnya.
logan Aston😏