Kisah seorang gadis pembenci geng motor yang tiba-tiba ditolong oleh ketua geng motor terkenal akibat dikejar para preman.
Tak hanya tentang dunia anak jalanan, si gadis tersebut pun selain terjebak friendzone di masa lalu, kini juga tertimbun hubungan HTS (Hanya Teman Saja).
Katanya sih mereka dijodohkan, tetapi entah bagaimana kelanjutannya. Maka dari itu, ikuti terus kisah mereka. Akankah mereka berjodoh atau akan tetap bertahan pada lingkaran HTRS (Hubungan Tanpa Rasa Suka).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Klarifikasi
Dalam perjalanan pulang mengantarkan dua adik kelas yang tidak dijemput, Zidan duduk di samping dua siswi SMA yang berada di sisi Salsha.
"Maaf, Mas Zidan, ini kayaknya agak kemaleman nanti. Karena jalannya lumayan susah diakses, jadi kalo pelan gak papa kan ya Mas?" tanya Pak Indro, seorang supir pribadi Zidan.
Yang disebut namanya mendongak saat sedang sibuk dengan ponselnya. "Oh iya, gak papa kok, Pak. Yang penting mereka sampai ke rumahnya masing-masing dulu, terus nanti ke rumahnya Salsha dan Pak Indro jangan langsung pulang ya?" kata Zidan lalu memberikan ponsel mahalnya ke Salsha.
Terlihat Alea dan Ara tercengang melihat kakak kelas laki-lakinya begitu dekat dengan Salsha.
"Pilih aja mau yang mana," ucap Zidan santai.
Salsha menoleh bingung. "Apa? Pilih sesuai gue atau gimana?"
"Iya pilih aja apa yang lo suka, jangan lupa masukin ke troli."
"Mahal, Zid." jawab Salsha merasa tak enak.
Reaksi Zidan justru tetap santai. Sekalipun sedang ditatap oleh kedua adik kelasnya.
"Mahal kalo bagus ambil aja, yang sekiranya itu hal baik jangan ditolak." ujarnya.
Alea dan Ara sedikit merasa iri dengan Salsha yang selalu diratukan oleh Zidan. Baru ingin berburuk sangka, kedua gadis itu dikejutkan suara Zidan.
"Kalian juga kalau mau beli, pilih yang butuh banget. Besok kalau udah sampai, kakak kasih ke kalian." ucap Zidan memberikan ponselnya dari tangan Salsha ke tangan Alea.
Alea yang menerima ponsel mahal milik kakak kelasnya itu merasa tak enak. "Tapi, Kak, aku ngerasa gak pantes buat dapetin sesuatu dari kakak. Karena aku udah mau berburuk sangka ke kakak sama Kak Salsha." ujar Alea menunduk merasa bersalah.
Salsha mendengar ucapan jujur adik kelasnya seketika tersenyum.
"Kak Zidan itu baik kok, Al, dia emang suka gitu berbagi gak ke satu orang. Ya, anggap aja dia berbagi ke kalian, justru dia gak suka kalo pemberian dia ditolak." jelas Salsha membuat Zidan tersenyum tipis.
Alea dan Ara saling menatap bingung.
"Yaudah sini kalo ngerasa gak enak," Zidan dengan raut wajah cueknya mengambil ponselnya di tangan Alea.
Ara merasa bersalah, sedangkan Alea takut Zidan akan memarahi mereka. Salsha yang mengerti akan perasaan adik kelasnya, ia mencoba menghibur Alea dan Ara.
Beberapa menit kemudian Zidan mencolek Salsha dari belakang adik kelasnya. "Nama mereka siapa, Sal?"
"Kalo Alea itu Alea Naraswara, kalo Ara itu Kiara Adelyne. Bener gak?" tanya Salsha.
"Bener sih, tapi buat apa ya?" tanya Alea heran.
"Buat ngirim biar gak salah orang," jawab Zidan singkat.
Sesampainya mengantar kedua adik kelasnya hingga mengantarkan Salsha sampai rumah, Zidan meminta izin untuk segera pulang karena sudah kelelahan.
Tak berselang lama usai Salsha ganti baju dan membersihkan badannya, ponselnya tiba-tiba berdering.
"Halo, assalamualaikum Lan, ada apa?" tanya Salsha menjawab sambil duduk di kasur.
Dari sebrang sana Salsha mendengar ada suara rakai yang cukup berisik, mungkin Erlan yang merupakan temannya Zidan sedang berada di tempat umum.
"Waalaikumsalam, Sal, gue mau ngasih tau nih. Di belakang Cafe Gean kan baru bangun studio Gean Gallery. Malem ini ada mini konser dari anak-anak Geoxsa Andaran, lo mau dateng gak? Sekalian nonton Zidan, Andi sama Jordi. Mereka yang isi malem ini, yah ... Acara kecil-kecilan lah, buat ngehibur anak-anak yang hidupnya kurang beruntung kayak kita." ucap Erlangga melalui sambungan telepon.
Salsha mendengar dengan tampak berpikir untuk memutuskan, selang beberapa detik kemudian ia mengangguk menemukan keputusannya yang tepat.
"Oke deh, gue mau nonton. Tapi, gue kesana sama siapa? Terus bukannya si Zidan itu kecapean abis balik tadi dari sekolahan ya?"
"Sekarang gue jemput lo di rumah, soal Zidan emang kecapean sih tadi katanya pengen istirahat. Tapi, pas ngeliat di studio udah banyak anak-anak duduk nungguin mini konser dan hiburan kecil, dia jadi gak tega buat nge-mundurin acaranya."
"Yaudah, gue siap-siap dulu. Tapi, kenapa dia tetap perform padahal dia sendiri udah kecapean dari pagi sibuk banget." jawab Salsha heran.
Dari sana Erlangga menghela nafas, "ya gitu lah, Zidan emang tipe orang yang meski dirinya capek, tapi ternyata diri dia itu jadi harapan buat orang lain pasti tetap akan lakuin gimanapun caranya. Kalo menurut pandangan gue sih, dia emang cowok yang bisa menyamaratakan anak-anak tongkrongan sama anak Geoxsa Andaran sendiri. Jadi, gue sebagai anggota GEAN yang awalnya berpikir buat apa sih nongkrong sama orang lain? Tapi Zidan punya jawaban sendiri, dan mengubah pikiran gue sama yang lain jadi kita hidup sama-sama dan saling membantu itu gak salah. Malah itu yang baiknya, sebenarnya kita juga bukan anak motor sih kalo lo masih belum paham." jelas Erlangga diangguki oleh Salsha yang mengerti.
Pukul sepuluh malam Salsha sudah sampai di studio baru GEAN yang belum lama terbangun. Baru melangkah sedikit, tatapan gadis memakai hoodie biru langit dan hijab pashmina itu mendapati seorang lelaki.
"Acaranya baru dimulai sekarang, kebanyakan yang dateng itu yang salah satu dari keluarganya ada yang pisah. Dan Zidan pengen jadiin GEAN sebagai anak tongkrongan yang bisa ngehibur dan berbagi kebahagiaan sama anak-anak remaja lain." Erlangga menjelaskan kepada Salsha agar tidak bingung.
Namun kebingungan Salsha tertuju pada Zidan tentang penjelasan dari Erlan tadi.
"Kalo Zidan bikin acara yang orang-orangnya kayak gitu jangan bilang ..."
"Keluarga dia gak pisah, tapi lebih tepatnya gak jadi pisah, gitu lah," jawab lelaki memakai jaket Andaran.
Salsha terus menatap sosok Zidan yang sedang asik menyanyi bersama Andi dan Jordi. Sedangkan Eza terlihat tengah membagikan paket makanan berupa roti dan satu botol minum untuk penonton yang hadir.
Selesai menyanyikan satu lagu yang sedih, Salsha diajak Erlangga untuk ikut duduk di antara banyaknya remaja lelaki maupun perempuan.
"Ayo duduk disana,"
Usai duduk bersama anak-anak lain, Salsha merasakan kebahagiaan yang mulai terasa ketika ia berada di tengah anak-anak Geoxsa Andaran dan anak-anak yang turut hadir.
"Assalamualaikum semuanya," ucap Zidan membuka obrolan saat acara dimulai.
"Waalaikumsalam," jawab semua orang di studio yang cukup luas.
Di atas panggung Zidan tampak memegang microphone dan memasang wajah ceria.
"Sebelumnya perkenalkan, nama saya Zidan Alvano Putra. Kalian bisa panggil saya Zidan atau Putra juga boleh, apa aja deh silahkan terserah kalian. Oh iya, setelah perkenalan saya mau minta maaf, maaf kalo paket makannya cuma roti ya. Jujur, kita sebenarnya udah rencana mau buat yang hadir bisa sekalian dapet paket makan gitu, tapi ternyata saya baru balik barusan. Nah, temen-temen saya ini gak pegang apa yang dibutuhkan untuk acara ini, karena semua keperluan itu ditulis dan catatannya ada di saya doang. Sekali lagi maaf banget ya," ucap Zidan dengan penuh permintaan maaf yang tulus.
Semuanya terlihat mengerti dan memaklumi.
"Gak papa bang, gue selaku perwakilan dari tongkrongan Teras sangat menghargai acara yang dibuat oleh ketua anggota motor Geoxsa Andaran. Karena bang Zidan ini gue kenal udah cukup lama, dan dia emang sebaik itu sama orang lain." jawab salah satu lelaki berkaos pendek dengan slayer yang menggantung di lehernya.
Zidan bahkan menghargai yang sedang menjawab ucapannya.
"Oke, terima kasih untuk tongkrongan Teras ya. Untuk kata si Mas nya bilang tadi ... Waduh, saya bukan ketua dari sekian berapa jumlah anggota kita ya Mas Erlan?" tanya Zidan sambil terkekeh kepada Erlangga yang duduk di samping Salsha.
Lelaki yang terkenal paling dingin setelah Zidan itu menebarkan senyum. "Seratus dua puluh. Tapi, itu gabungan sama Geoxsa juga. Jadi, anggota Andaran ya tinggal dibagi dua itu jumlahnya." kata Erlan.
"Lan, kayaknya ada problem dah." ujar Eza menepuk bahu Erlan sambil berbisik.
Seketika Erlan melirik Salsha yang masih menatap Zidan.
"Sal,"
"Iya? Ada apa?"
"Lo samperin Zidan ya, gue sama Eza mau keluar bentar." kata Erlangga dingin.
Salsha mengernyit bingung. "Kenapa gak disini aja? Gue berani kok duduk sendiri,"
"Bukan masalah itu Sal, udah buruan lo samperin Zidan. Bahaya lo duduk disini sendiri, makanya dari tadi gue jagain."
Tanpa berlama-lama Salsha pun menghampiri Zidan. Lelaki yang merasa dihampiri langsung mendekat.
"Ada apa, Sal? Kenapa mereka keluar?" Suara Zidan bertanya begitu lembut tanpa microphone.
"Gak tau, katanya ada problem. Dari tadi aja gue dijagain sama Erlan, emang ada apa sih?" tanya Salsha penasaran.
Semua orang yang hadir tiba-tiba mendadak ramai saling berbicara sendiri. Salsha dan Zidan sama-sama bingung.
Tak lama kemudian Andi bersama Jordi dari luar datang menghampiri dengan raut wajah yang serius.
"Ada apa, Di?" tanya Zidan.
Andi mendekat ke sebelah Zidan, lelaki itu membisikkan sesuatu.
"Ada yang ngajak lo berantem di luar, anak geng motor Antariksa. Katanya pacarnya laporan ke dia tentang lo yang toxic ngomong gak wajar." kata Andi pelan namun Salsha mendengar jelas.
Zidan mengernyit heran, "toxic apaan? Kapan pacarnya liat gue? Gue aja gak kenal," jawabnya datar.
Perempuan di samping kiri Zidan hanya menatap dan mendengarkan. "Waktu lo live di IG, kan waktu itu lo ngomong gak wajar, Bro. Inget kan lo yang di markas sebelum ketemu Salsha." jelas Andi.
Rasa ingin tahu semakin tinggi, Salsha tetap berusaha mendengarkan meskipun orang-orang sudah mulai keluar dari studio.
"Oh, yang waktu itu? Lah, kan gue udah bilang istighfar. Terus kenapa tuh cowok kesini? Gak terima karena ceweknya?" Zidan merasa seseorang yang sedang menunggunya di depan studio adalah seseorang yang bersikap kekanak-kanakan.
Jordi berdecak sambil berkacak pinggang.
"Tapi emang banyak yang salah paham, Zid. Banyak yang ngira lo cowok toxic yang gak punya akhlak baik." sahut Jordi mengutarakan komentar orang lain tentang mereka.
Keributan di depan studio semakin ricuh. Mungkin tidak hanya satu orang yang datang, melainkan rombongan atau biasanya main keroyokan.
Sebagai seorang ketua yang selalu bertanggung jawab atas kelakuan dan ucapan para anggotanya, Zidan sudah biasa didatangi beberapa orang dengan alasan tak terima mendapat perlakuan tak baik dari salah satu anggotanya. Padahal anak-anak Geoxsa Andara yang juga merupakan angkatan Haikal sang kakak kandung dari seorang Salshabilla Chalysta Putri, sudah pasti berperilaku sangat baik.
Brakkk!
Kursi mendadak ditendang oleh seorang lelaki seumuran Zidan, memakai bandana slayer dan menatap tajam pada Zidan.
"Woi, sini lo anj*ng! Gue mau kasih lo peringatan!" Tegas seorang lelaki itu penuh amarah.
Tetapi berbeda dengan reaksi Zidan yang tampak biasa saja. Ia justru lebih tenang namun seketika pasang badan untuk melindungi Salsha.
"Mau apa lo?" Suara khas dingin lelaki di hadapan Salsha menampakkan tatapan tajam.
"Maksud lo apa nge-live sambil ngomong kotor hah?! Mata lo buta gak liat orang yang nonton live lo?!"
"Pacar lo nonton? Itu hak siapa? Gue yang live gak minta pacar lo buat nonton." kata sang ketua Andaran dengan nada penuh penekanan.
Salsha mau tidak mau ikut menanyakan pada lelaki berslayer hitam tersebut. Wajahnya menyempil dari belakang Zidan.
"Emang Zidan ngomong apa ke pacar lo?" tanya Salsha.
"Gue gak mau terang-terangan ngomong kayak cowok lo itu, intinya itu selain kasar juga itu gak wajar. Gue sebagai lelaki merasa malu tau gak!" Bentak seseorang itu membuat Erlan dan Eza datang.
Tanpa diperjelas Salsha sudah mengerti maksudnya, awalnya ia tidak percaya jika temannya pernah berbicara seperti itu, tetapi itu perihal siaran langsung dan pasti dilihat oleh banyak orang.
"Gak usah sok suci. Yang dateng kesini langsung ngomong kaki empat siapa?"
"Ternyata lo ketua yang bego ya? Mana ada cowok yang gak pernah ngomong kasar kaki empat, lagian itu jauh lebih buruk lo dari—"
"Lo tau gak faktanya?" Ucapan Zidan langsung memotong perkataan Andrian—seorang siswa SMA Bakti Jaya dan merupakan anggota geng motor bernama Antariksa.
"Kalo belum tau dan cuma modal dapet laporan ngadu yang ngada-ngada itu namanya fitnah. Gue bakal bertindak santai kalo lo datangnya santai, bicarain baik-baik apa masalahnya. Gak pake lo tendang kursi sampai rusak kayak gitu, lo pikir itu murah? Lo pikir ini studio yang terima orang kayak lo, hm? Gue ... Gue bertanggung jawab atas perlakuan semua anggota gue, tapi gue gak ada hak untuk kerusakan disini yang lo perbuat." jelas Zidan.
"Dari pada lo nyolot terus, nih, lo liat aja sendiri rekaman yang gue ambil setiap Zidan live. Biar semua mata tuh ngeliat, yang salah siapa." sahut Eza memberikan ponselnya pada Andrian.
Terlihat dalam rekaman layar yang dilakukan oleh Eza, lelaki yang pernah dekat dengan Cindy memang lelaki paling berjiwa seperti detektif. Ia selalu mampu melindungi nama baik anggota Andaran sekaligus ketuanya.
Dalam video live yang berlangsung, Zidan bersama Erlan tengah duduk di sebuah warung kecil. Malam-malam mereka berkumpul bersama keluarga, bukan semua anggota Andaran melainkan hanya Zidan dan Erlangga. Karena mereka masih memiliki hubungan saudara dalam keluarga besar keduanya.
"Zidan gak suka ngerokok guys, jadi jangan nanya terus ya," ucap Erlangga yang duduk di sampingnya Zidan.
"Aku gak pernah ngerokok, kalo ada yang bilang ngerokok itu hoax atau informasi palsu. Soalnya sekarang banyak yang gak suka ke kita, tapi emang resikonya kita begini kalo main sosmed. Jadi, bijaklah dalam bermain media sosial." jawab Zidan membalas komentar netizen yang bertanya tentang dirinya.
Eza dari rumah menonton live bersama Farel yang kebetulan temannya itu sedang libur ekskul futsal. Dan mereka pun melihat siaran langsung di akun pribadi Zidan sambil merekam layar seperti biasa.
"Itu ada yang komen apa tuh, Zid?" tanya Erlangga saat lelaki itu beranjak berdiri untuk mengambil sebuah minum yang berjarak sedikit jauh.
Keramaian yang berlangsung karena berkumpulnya keluarga Zidan dan Erlangga tak membuat masalah keduanya tetap menjawab berbagai komentar hingga sapaan dari orang-orang.
"Bang*at babi ko— astaghfirullah ... Istighfar Mbak, ketikannya sopan banget ya, tapi jangan sampai ditiru ya buat temen-temen semuanya yang nonton siaran langsung dari saya." ucap Zidan diangguki oleh Erlangga pada saat itu.
"Iya, jadi kalian jangan nyangka Zidan suka ngomong kotor gitu ya, karena dia gak gitu orangnya." sahut Erlan santai sambil memainkan kacamata.