Karena mabuk, Viona, wanita yang sudah memiliki suami itu melakukan cinta satu malam dengan pria tampan dengan sejuta pesona.
Viona, wanita berusia 25 tahun itu merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya, awalnya hubungan dia dan suaminya begitu mesra dan harmonis namun tiba-tiba suaminya berubah menjadi sedikit tempramen dan jarang pulang, apalagi sudah dua tahun mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri lagi, tentu saja Viona sangat tersiksa dalam hubungan yang jenuh seperti ini.
Namun, malam itu malah mengubah segalanya, dia seperti tersesat dan tak tau arah jalan untuk kembali, dengan pesona pria yang bernama Daniel Gilbert.
"Lupakan tentang semalam, anggap saja tidak terjadi apa-apa. Aku sudah memiliki suami."_ Viona Maharani.
"Itu pertama bagiku, karena itu kamu tidak bisa menyuruhku seenaknya untuk melupakan apa yang terjadi pada kita."_ Daniel Gilbert.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Viona rasa lebih baik dia mengakhiri pertengkarannya dengan Satria, lebih baik dia yang mengalah, apalagi dia tinggal menunggu waktu satu bulan dimana Satria akan berubah kembali menjadi suami yang baik untuknya.
Hanya satu bulan. Dia pasti kuat. Bahkan selama hampir dua tahun saja dia kuat menghadapi Satria, apalagi satu bulan. Walaupun bedanya selama satu bulan ini dia harus bisa sebisa mungkin menjaga dirinya agar tidak tergoda oleh Daniel.
Ah pria itu... mengapa dia harus datang di waktu yang tidak tepat. Mengapa dia datang saat Viona masih single aja dulu.
Viona menggelengkan kepalanya, dia tidak boleh goyah oleh Daniel. Pernikahan bukan main-main. Dia harus bisa menjaga keutuhan rumah tangga ini.
"Ya sudah lebih baik kita tidak bertengkar lagi. Hari ini aku memasak makanan yang banyak kesukaan mas Satria."
Satria menggelengkan kepala, "Aku sudah tidak berselera untuk makan. Malam ini aku tidur di kamar sebelah."
"Loh kenapa Mas?"
"Aku masih kecewa sama kamu." Satria masuk ke dalam kamar sebelah, dia membanting pintu dengan keras. Sampai Viona mengusap dadanya.
Hanya karena menghubungi bayu saja dia marah seperti itu, apalagi jika dia tau Viona sudah melakukan malam panas bersama Daniel, entahlah tak terbayangkan bagaimana marahnya Satria jika tau itu.
Semoga tidak. Viona berharap Satria tidak akan tahu itu.
Viona masuk ke dalam kamar, dia juga jadi tidak berselera makan padahal dia tadinya menunggu Satria untuk makan bersama dengannya.
Viona membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dia merasa sangat kesepian sekali. Apa yakin dia bisa bertahan dengan sikap Satria yang seperti ini?
Hanya menunggu satu bulan lagi Viona, kamu pasti kuat.
Viona merasakan kepalanya pusing sekali, dia mencari obat di kotak P3K rupanya obat khusus untuk sakit kepala telah habis.
Viona keluar dari kamarnya, dia mengetuk pintu kamar Satria.
Tok...Tok...Tok...
"Mas, sudah tidur belum? Kepala aku pusing banget. Bisa gak antar aku ke apotek."
"Apotek dekat ko Viona. Tinggal jalan kaki aja." Satria sudah merasa ngantuk sekali karena sore itu dia dibuat kelelahan oleh Miska.
Viona terpaksa pergi sendiri, dia melihat di sekitar perumahan yang dia tempati, dia melihat ada sepasang suami-istri yang kelihatan bahagia sekali sedang duduk berdua saling bercanda, padahal usia mereka mungkin sudah seusia ibu mertuanya.
Apakah dia bisa seperti itu bersama Satria? Pasti yang mereka lewati juga tidak akan selalu manis untuk bisa terus hidup menua bersama. Asalkan kuat menghadapi segala rintangan di dalam rumah tangga. Seperti yang sekarang dia alami bersama Satria.
Drrrttt...Drrrttt...
Ponsel Viona bergetar, dia mendapatkan telepon dari Sandra.
"Ada apa San?"
"Aku lagi di pesta ulang tahun Alexa nih. Mau kesini gak? Padahal malas banget tapi Andrian janjian sama teman-temannya buat ketemuan disini. Daniel juga ada."
Daniel? Pasti lah dia kesana kan dia calon tunangan Alexa.
"Gak ah, kepala aku lagi pusing San. Sekarang aku lagi di jalan mau ke apotek."
"Kenapa ke apotek? Harusnya ke dokter Vi."
"Ya gak apa-apa. Lagi boke banget aku hehe..."
"Ishh... biar aku kasih pinjam."
"Gak usah , San."
"Pasti migran lagi ya?"
"Mungkin."
"Kamu sendirian Vi?"
"Iya, memangnya kenapa?"
"Ah tidak, hanya kecewa saja sama suami kamu. Tega banget gak ngantar kamu."
"Mas Satria baru pulang, pasti sangat capek banget. Udah dulu ya San, aku mau nyebrang jalan dulu."
"Oke!"
Klik!
Setelah menyebarang jalan, Viona beristirahat sebentar, dia duduk di kursi besi yang berada di sebuah taman. Kepalanya terasa pusing sekali.
Viona memijat-mijat kepalanya sendiri.
Selama sepuluh menit dia beristirahat disana sambil memperhatikan mobil yang berlalu lalang dan banyak para pasangan yang berjalan kaki, bahkan ada yang sambil menggenggam tangan anak mereka.
Bahagia rasanya jika memiliki anak. Dengan kehadiran seorang anak pasti akan membuat dia merasa menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini.
Ckiitt...
Tiba-tiba ada sebuah mobil sport berhenti tak jauh di depannya. Membuat perhatian Viona teralihkan pada mobil itu. Dia melihat orang itu keluar dari mobilnya. Viona terlonjak saat melihat dengan jelas wajah si pemilik mobil mewah itu.
Astaga kenapa aku harus selalu bertemu dengan dia?