Jika kematian adalah akhir bagi kehidupan setiap orang yang hidup di dunia ini.
Hal tersebut justru merupakan awal perjalanan baru bagi seorang pemuda yang kembali harus menjalani kehidupan nya sekali lagi setelah kematian nya itu...
Mampukah pemuda tersebut menjalani kehidupan keduanya itu? atau justru harus berakhir sama seperti kehidupan sebelum nya?.
Karena jalan yang akan pemuda itu tempuh setelah nya tidak akan semudah seperti apa yang ia alami di kehidupan pertama nya.
Ya meski di dua kehidupan tersebut sang pemuda harus menjalani berbagai kepahitan hidup, tetap saja di kehidupan keduanya itu akan lebih menakjubkan dan akan lebih menantang dari kehidupan nya sebelumnya.
Penasaran?...
Yok Baca di sini 👇
.
.
.
.
.
.
.
👉 Pewaris Dewa Terkuat 👈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatiih Romana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.01
Zain Oliver.
Pemuda yang terlahir dari kedua pasangan yang berasal dari keluarga sederhana yang membuat nya cukup di kucilkan oleh teman sekolah nya.
Namun meski begitu Zain tidak menjadi pemuda cupu yang hanya diam saat di ganggu oleh para teman sekolahnya.
Justru Zain tidak segan untuk melawan siapapun yang merendahkan nya apalagi jika ada yang berani menghina kedua orang tuanya.
Maka di saat itulah sifat kejam nya akan muncul dari dirinya membuat para pengganggunya itupun harus berfikir ribuan kali untuk membuat masalah dengan nya.
Saah satu dari sekian banyak orang yang menjadi musuh Zain di sekolah itu adalah Rian dan kelompok nya, yang memang terkenal dengan aksi aksi gilanya dalam menjalankan aksinya untuk menindas murid murid di sekolah itu.
Hal itu didukung dengan latar belakang keluarganya yang masuk ke dalam daftar orang terkaya di negara tersebut membuat nya semakin merasa di atas angin karena bahkan kepala sekolah pun tidak berani menegur aksinya itu karena takut pada kekuatan yang ada di belakang nya.
Tapi itu bukan berarti tidak ada sosok yang berani menghentikan bahkan menghukum kelompok Rian itu. Selain Zain adalagi satu sosok yang berani menghukum kelompok Rian itu di sekolah yaitu Rina Alexander.
Seorang guru muda yang terkenal dengan ketegasannya, yang juga di dukung oleh latar belakang keluarganya yang bahkan lebih mengerikan lagi dari pada apa yang di miliki oleh keluarga Rian.
Itulah mengapa Rian dan kelompoknya bisa di taklukkan oleh sosok Rina Alexander karena orang tua dari Rian pun sudah mewanti-wanti putranya itu agar tidak memprovokasi nya.
...
Ruangan guru.
Saat ini terlihat seorang pemuda tampan terlihat tengah duduk saling berhadapan dengan sesosok wanita cantik yang memiliki usia beberapa tahun di atasnya.
Mereka berdua adalah Zain Oliver dan Rina Alexander.
Yang sebelumnya Zain di panggil oleh Rina untuk menemuinya setelah Zain kembali terdengar memukuli Rian dan kelompok nya sebelum nya.
"Apakah kamu tidak takut dengan apa yang akan Rian lakukan terhadap mu setelah apa yang terjadi sebelumnya?" tanya Rina pada Zain membuka percakapan.
"Tidak Bu. Karena selama aku benar maka aku tidak akan takut dengan apapun yang akan mendatangiku nantinya." jawab Zain dengan sorot mata tegas nya.
Membuat Rina hanya bisa menghela nafas nya karena anak murid nya itu selalu saja akan menjawab seperti itu jika ia menanyakan pernyataan serupa jika terjadi hal seperti ini sebelum nya.
"Keluarlah! Ibu akan mengurus masalah ini untukmu." ucap Rina pada akhirnya.
Membuat Zain hanya bisa berterimakasih pada Rina karena selama ia sekolah di sini hanya Rina lah yang membelanya di kala semua orang memusuhi nya.
"Terimakasih Bu. Permisi." setelah mengatakan itu Zain pun langsung meninggal kan Rina di sana.
....
Hari berikutnya...
Terlihat Rina tengah berbicara dengan salah satu siswa yang satu kelas dengan Zain untuk menanyakan pada siswa itu perihal ketidak hadiran Zain di sekolah saat ini.
Namun beberapa siswa yang Rina tanyai itu tidak ada satupun dari mereka yang tahu kemana sosok Zain saat ini hingga tidak masuk ke sekolah.
Hal itu tentu saja membuat Rina langsung khawatir dengan muridnya itu, pasalnya kemarin murid nya itu telah menyinggung salah satu putra dari orang penting di negara ini, takut nya ini berhubungan dengan hal tersebut.
.
.
.
....
Satu hari lagi kembali berlalu dan Zain pun masih belum terlihat masuk ke sekolah membuat Rina langsung menghubungi nomor yang ada di ponsel nya untuk mencari tahu keberadaan murid nya itu.
Dengan bantuan orang orang ayahnya itu, Rina berharap bisa secepatnya mendapat kabar dari Zain.
1 Jam kemudian...
Ponsel Rina terlihat mendapatkan pesan masuk dari orang yang sebelum nya ia telpon itu.
Dan sesuatu yang ada di dalam pesan tersebut langsung membuat Rina termangu di tempat nya, sebab apa yang di informasikan oleh orang sebelumnya itu sungguh tidak pernah ia bayangkan sebelum nya, dimana Informasi itu adalah....
.
.
.
....
Di tempat lain.
Di dalam rumah sederhana terlihat seorang pemuda tengah bersimpuh di antara dua peti mati yang ada di samping kiri dan kanannya.
Pemuda itu tak lain dan tak bukan adalah Zain Olivier yang sejak 2 hari yang lalu tidak sedikitpun beranjak dari tempat nya dengan ke adaan tertunduk menatap lantai.
Karena di dalam peti mati tersebut saat ini sudah terbaring kedua orang tuanya yang sebelum nya Zain temukan tergelatak tak bernyawa di dalam rumah nya dengan ke adaan kepala berlubang oleh peluru, saat ia baru saja pulang berkerja di malam itu.
Bahkan terdapat beberapa kalimat yang tertulis di dinding rumahnya itu yang sengaja di tinggal kan oleh pelaku pembunuhan kedua orang tuannya itu untuk nya.
Membuat Zain langsung tahu siapa dalang dari bencana yang menimpa kedua orang tuanya itu.
"Ayah, Ibu, beristirahatlah dengan tenang. Maaf karena kalian harus mengalami nasib seperti ini karena ulah ku." ucap lirih Zain yang akhirnya mengangkat kepalanya setelah sekian lama menunduk di antara kedua peti orang tuanya itu.
Kemudian terlihat sorot mata Zain langsung berubah menjadi dingin seraya mengepalkan kedua tangannya hingga kuku kuku di tangannya itu menancap dengan sempurna di kulitnya membuat kedua tangan nya itu mengeluarkan darah.
"Aku berjanji pada kalian, sebelum para bajing*n itu mati maka aku tidak akan menguburkan kalian, karena kematian mereka akan menjadi persembahan bagi kalian berdua sebelum aku menguburkan tubuh kalian nantinya."
Setelah mengatakan itu, Zain langsung berdiri dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil kartu bank yang berisikan semua tabungan nya.
Setelah nya dengan menggunakan jaket hitam dan masker di wajahnya, sosok Zain terlihat seperti terburu buru keluar dari rumah nya itu untuk menuju ke suatu tempat dengan membawa kartu di tangan nya itu.
...
Di saat yang sama namun di tempat yang berbeda.
"Hahaha, pasti anak miskin itu kini sudah depresi karena kehilangan kedua orang tua nya." ucap pemuda tampan yang kini tengah berkumpul dengan teman temannya.
Pemuda itu siapa lagi kalau buka Rian, dalang di balik kematian kedua orang tua Zain sebelum nya.
Terlihat kini Rian dan teman temannya nampak tertawa puas seraya menenggak minuman beralkohol yang berada di tangan mereka masing masing, bahkan terlihat saat ini mereka masih menggunakan seragam sekolah nya.
"Kamu benar benar kejam bos, tapi kami suka itu."
"Hahaha"
Jawab salah satu pemuda lainnya yang kemudian di ikuti oleh tawa mereka semua.
...
Malam harinya...
Terlihat Zain baru saja kembali ke rumahnya dengan membawa beberapa tas besar bersama nya, entah apa yang ia beli sebelumnya nya mengunakan seluruh tabungan nya itu.