Konsep Cerita:
Riku, seorang pemain bisbol berbakat, memulai perjalanannya dari turnamen tingkat SMA, mewakili Jepang di tim junior, hingga berkompetisi di Pacific League dan WBC. Dengan tekad dan kerja keras, ia membawa timnya meraih kemenangan gemilang, termasuk di ASEAN Games. Namun, seiring berjalannya waktu, Riku mulai merasakan panggilan baru: membimbing generasi berikutnya. Setelah berkarir gemilang sebagai pemain, Riku memilih untuk pensiun dan menjadi pelatih, berfokus pada pengembangan bakat muda. Dengan penuh kebanggaan, ia mengakhiri perjalanan panjangnya, menyaksikan warisan yang ditinggalkannya tumbuh berkembang dalam dunia bisbol, yang terus dihormati oleh para pemain dan penggemarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xyro8978, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Bab 8: Bayang-Bayang Masa Lalu
Setelah kemenangan menegangkan melawan Hokuto Academy, suasana di Seikou High berubah menjadi euforia. Para pemain mendapat pujian dari guru, siswa, bahkan para pendukung mereka di luar sekolah. Namun, bagi Riku, semua ini terasa seperti angin yang berhembus sesaat. Ia tahu bahwa tantangan yang lebih besar masih menanti.
---
Rencana Latihan Baru
Sore itu, Pelatih Tsubaki mengumpulkan seluruh tim di lapangan latihan. Raut wajahnya menunjukkan keseriusan yang membuat semua orang diam.
“Selamat atas kemenangan kalian,” katanya sambil melirik satu per satu pemainnya. “Tapi jangan lupa, turnamen ini belum selesai. Lawan berikutnya adalah Misaki Gakuen.”
“Misaki Gakuen?” gumam Haruto, mengerutkan dahi.
“Betul. Mereka dikenal sebagai ‘Pasukan Baja.’ Sebagian besar pertandingan mereka berakhir dengan skor besar, dan itu karena mereka punya pemain yang bisa menghancurkan ritme permainan lawan,” jelas Tsubaki.
Pelatih menunjukkan nama seorang pemain di papan strategi: Daiki Senzou, catcher sekaligus pemimpin tim Misaki.
“Dia dikenal dengan julukan The Strategist. Senzou punya kemampuan membaca permainan dan memanipulasi situasi di lapangan. Dia seperti pengendali bayangan di balik semua gerakan timnya.”
Riku menatap nama itu dengan serius. Ia merasa tertantang untuk menghadapi seseorang yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga cerdas.
---
Malam yang Gelisah
Setelah sesi latihan selesai, Riku memutuskan untuk tinggal lebih lama di lapangan. Ia mencoba menyempurnakan Skyfall Pitch-nya, tetapi lengannya terasa semakin berat setiap kali ia melempar.
“Kenapa kamu tidak istirahat saja?” suara Haruto terdengar dari belakang.
“Aku tidak bisa,” jawab Riku, menunduk. “Aku merasa… belum cukup baik. Jika aku berhenti sekarang, kita mungkin akan kalah.”
Haruto mendekat dan menepuk bahu Riku. “Kamu terlalu keras pada dirimu sendiri, Riku. Kita semua di sini untuk mendukungmu. Jangan pikir kamu harus menghadapi ini sendirian.”
Riku tersenyum tipis. Kata-kata Haruto memberinya sedikit kelegaan, tetapi bayangan kekalahan tetap menghantui pikirannya.
---
Pemain Baru, Masalah Baru
Hari berikutnya, Pelatih Tsubaki membawa kejutan bagi tim. Seorang siswa baru bergabung dengan tim mereka, Kenta Shirogane, seorang pitcher berbakat dari sekolah lain yang baru pindah ke Seikou High.
“Kenta akan menjadi tambahan penting untuk tim kita. Dengan dia, kita bisa mengurangi beban Riku sebagai pitcher utama,” kata Tsubaki.
Namun, kehadiran Kenta tidak disambut hangat oleh semua orang. Haruto tampak waspada, sementara Riku mencoba bersikap netral.
“Jadi, kamu yang disebut-sebut sebagai pitcher andalan?” tanya Kenta dengan nada sedikit meremehkan.
“Aku hanya melakukan yang terbaik untuk tim,” jawab Riku singkat.
“Kalau begitu, buktikan di lapangan,” tantang Kenta.
Latihan hari itu diwarnai ketegangan antara Riku dan Kenta. Keduanya bersaing menunjukkan kemampuan masing-masing, tetapi Pelatih Tsubaki segera menghentikan mereka.
“Kalian berdua ada di tim yang sama! Ingat itu!” tegasnya.
---
Analisis Lawan
Beberapa hari sebelum pertandingan melawan Misaki Gakuen, Nakamura muncul lagi di lapangan latihan Seikou. Ia membawa tumpukan dokumen dan video tentang permainan Misaki.
“Daiki Senzou adalah lawan yang sulit, tetapi bukan tidak mungkin dikalahkan,” ujar Nakamura.
Ia menjelaskan bagaimana Senzou selalu menganalisis setiap gerakan lawannya dan menggunakan strategi untuk memancing kesalahan.
“Satu-satunya cara untuk mengalahkannya adalah dengan mengacaukan bacaannya,” kata Nakamura.
“Tapi bagaimana caranya?” tanya Haruto.
“Dengan bermain di luar ekspektasi. Gunakan strategi yang tidak terduga,” jawab Nakamura dengan senyum penuh arti.
---
Hari Pertandingan
Stadion kembali dipenuhi penonton. Sorak-sorai menggema saat Seikou High dan Misaki Gakuen memasuki lapangan.
Daiki Senzou berdiri di depan timnya dengan ekspresi tenang, seolah-olah ia sudah tahu apa yang akan terjadi. Riku dan timnya, di sisi lain, tampak lebih fokus dari sebelumnya.
Pertandingan dimulai dengan lemparan pertama dari Riku. Bola meluncur dengan kecepatan tinggi, tetapi batter Misaki berhasil memukulnya ke arah outfield.
“Base hit!” seru komentator.
Dalam waktu singkat, Misaki Gakuen mencetak satu poin. Namun, Seikou tidak tinggal diam. Haruto berhasil memukul bola Renji dengan keras, membawa timnya menyamakan kedudukan.
Skor 1-1 bertahan hingga inning ketiga.
---
Strategi yang Mengecoh
Pada inning keempat, Daiki Senzou mulai menunjukkan keahliannya. Ia memberikan isyarat kepada pitcher timnya untuk melakukan lemparan tertentu yang berhasil membuat Riku dan Haruto gagal memukul.
“Dia seperti bisa membaca pikiran kita,” gumam Haruto kesal.
Namun, Riku tetap tenang. Ia mengingat saran Nakamura untuk bermain di luar ekspektasi.
Ketika giliran Seikou bertahan, Riku mencoba variasi baru dari Skyfall Pitch-nya. Ia menambahkan putaran ekstra pada bola, membuatnya meluncur dengan pola yang lebih sulit diprediksi.
Senzou, yang menjadi batter, tampak terkejut. Ia gagal memukul bola pertama.
“Strike!” seru wasit.
Namun, pada lemparan kedua, Senzou berhasil memukul bola, mengirimkannya ke arah kanan lapangan. Bola itu hampir menjadi home run, tetapi Kenta, yang bermain sebagai outfielder, menangkap bola dengan lompatan akrobatik.
Penonton bersorak, dan Seikou berhasil menjaga skor tetap imbang.
---
Pertarungan Mental
Inning ketujuh menjadi momen penentuan. Dengan skor masih 1-1, kedua tim berusaha keras untuk memecah kebuntuan.
Senzou terus menggunakan strateginya untuk membingungkan Seikou, tetapi Riku dan Haruto mulai menemukan celah. Mereka menggunakan kombinasi pukulan dan permainan cerdas untuk mencuri satu poin di akhir inning.
Skor berubah menjadi 2-1 untuk keunggulan Seikou.
---
Inning Kesembilan: Momen Terakhir
Pada inning terakhir, Misaki Gakuen memberikan tekanan besar. Dengan dua pemain di base, mereka hanya membutuhkan satu pukulan lagi untuk memenangkan pertandingan.
Riku, yang sudah kelelahan, tetap berdiri di mound. Ia tahu bahwa ini adalah momen terpenting.
Senzou, yang menjadi batter terakhir, menatap Riku dengan penuh percaya diri.
“Lemparkan bola terbaikmu,” tantangnya.
Riku mengambil napas dalam-dalam. Dengan seluruh kekuatannya, ia melempar bola dengan pola baru yang belum pernah ia gunakan sebelumnya. Bola itu tampak melayang perlahan sebelum tiba-tiba jatuh dengan tajam.
Senzou mengayunkan tongkatnya, tetapi bola meleset.
“Strike out!” seru wasit.
Sorak-sorai menggema di seluruh stadion saat Seikou memastikan kemenangan mereka.
---
Pelajaran Berharga
Di ruang ganti, tim Seikou merayakan kemenangan mereka dengan penuh semangat. Namun, bagi Riku, pertandingan ini lebih dari sekadar kemenangan.
“Kamu hebat, Riku,” ujar Haruto sambil tersenyum.
“Tapi ini baru permulaan,” jawab Riku. “Kita harus terus berkembang.”
Di sudut ruangan, Nakamura mengangguk pelan. Ia tahu bahwa Riku dan timnya memiliki potensi besar untuk menjadi legenda di dunia baseball.