NovelToon NovelToon
Obsession

Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: noona frog

Keesokan paginya Ana pun terbangun dari tidurnya dan mendapati pria itu sedang duduk di atas ranjangnya sembari melihat ke arah jendela.

Ana bergegas bangun dan menghampirinya "Bagaimana keadaanmu Tuan?" tanya Ana tersenyum.

Tuan itu diam tak bergeming dengan tatapan melihat ke arah jendela.

"Tuan katakanlah sesuatu?"

Tuan itu menoleh dan menatap Ana "Kau siapa?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noona frog, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sepuluh

Ana berhenti menangis, hatinya berangsur tenang "Kau sudah selesai" tanya Harry.

Ana mengangguk. "Baiklah sekarang bagaimana, kau mau apa dan mau kemana?" ucap Harry.

"Bisakah kau mengantarku kerumah sakit" tanya Ana.

"Baiklah, tapi apa kau sudah makan?"

Ana menggeleng "Semenjak kau pergi tadi pagi aku belum makan sama sekali."

Harry tak percaya dengan apa yang di dengarnya "Bagaimana bisa kau setahan itu sekarang sudah malam".

"Aku sudah terbiasa" ucap Ana cuek.

Harry menyalakan mobilnya mereka pun pergi mencari makan. Sesampainya di restoran Harry langsung memesan beberapa makanan. "Woaaahh ini banyak sekali, bagaimana cara menghabiskannya?"

"Makan saja sepuasmu"

Ana mengatupkan kedua tangannya "Baiklah! Terima kasih atas makanannya" ia pun makan dengan lahap tanpa mempedulikan laki-laki di hadapannya saat ini.

Harry menatap aneh Ana ia menggeleng tak percaya dengan wanita di hadapannya saat ini. Ia pun terkekeh, pikirnya kebanyakan wanita bila bertemu dengannya akan menampilkan sisi feminim mereka tapi tidak dengan wanita di hadapannya saat ini.

"Apa kau selalu makan seperti ini?"

sambil mengunyah "Tidak, baru saat ini" kata Ana tertawa kecil. "Hei apa kau tidak makan, dari tadi aku saja yang makan" ucap Ana.

Harry menggeleng "Tidak! Aku sudah kenyang".

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Apa?"

"Darimana kau tau namaku Ana?" tanya Ana penasaran.

"Aku tau karena aku melihatnya di name tagmu" ucap Harry santai.

Ana mengangguk "Ohh!"

"Terus namamu siapa, dari tadi aku hanya memanggilmu dengan heii.. Hei.. Saja"

Harry menaruh kartu namanya di samping piring Ana, ana pun membacanya "Harry Ryder! Ceo Harry Corp." Ana terkejut "Kau pemilik Harry Corp. yang itu?"

Harry mengangguk mengiyakan.

Mata Ana berbinar "Aku tak percaya, apa kau tau aku pernah mencoba memasukkan sebuah lamaran di perusahaanmu itu" kata Ana antusias.

"Benarkah?" tanya Harry tak percaya.

"Iya ku pikir jika aku tidak jadi perawat mungkin aku bisa saja jadi staff perkantoran" Ana memandang Harry "Aku tak percaya ternyata pemiliknya masih muda dan.."

"Dan.. Apa?"

Ana terkekeh "Tidak ada!"

Ana menyudahi makanannya, Harry langsung mengantarkan Ana ke rumah sakit, Ana turun dari mobil, ia tersenyum "Terima kasih hari ini dan terima kasih atas makanannya".

"Anggap saja itu sebagai ucapan terima kasihku" ucap Harry santai, "Masuklah!" Harry pun menyalakan mobilnya dan pergi.

Ana menggeleng, "ternyata dia tau berterima kasih juga meski pun telat". Seketika Ana terdiam, Ana mengehela napas panjang "Bersamanya sebentar aku jadi melupakan masalahku".

***

Sarah meneguk minuman kaleng "Syukurlah hari ini tidak begitu melelahkan" ucap Sarah. Sarah melirik Ana "Kau kenapa, dari tadi ku lihat kau sangat murung Ana, apa hari ini terjadi sesuatu?"

Ana mengangguk. "Apa itu?" tanya sarah penasaran.

Ana mengehela napas "nanti aku ceritakan padamu, saat ini aku belum siap" ucap Ana lesu.

"Baiklah, tapi jika kau tidak enak badan sebaiknya beristirahat sebentar"

Ana tersenyum "Aku baik-baik saja". namun nyatanya tidak dengan hati dan pikirannya, saat ini Ana mencoba menutupi rasa frustasinya. Otaknya berpikir keras bagaimana caranya agar dia bisa menolong kakaknya yang ingin di bunuh.

Bagaimana keadaan John sekarang, seandainya dia tidak datang meminta pertolongan seperti tadi siang, mungkin saat ini Ana tidak sekhawatir sekarang.

Setelah berlarut-larut dengan pemikirannya, Ana mencoba untuk bergerak lagi ia pun berkeliling mengecek satu persatu pasien di UGD.

Matanya tertuju kepada salah satu pasien bapak-bapak penderita kanker otak yang saat ini sedang duduk termenung di ranjang, Ana pun menghampirinya "Bapak, kenapa belum tidur?"

Bapak itu melihat Ana "Aku tidak bisa tidur sus"

"Kenapa bapak tidak bisa tidur apa kah ada yang sakit dan dimana istri anda"

"istriku sedang menjaga anak kami dirumah".

"Kalau begitu cobalah untuk tidur pak, bapak jangan terlalu banyak pikiran karena itu akan mempengaruhi kesehatan bapak". Ucap Ana mencoba menenangkan.

"Suster bolehkah aku bertanya sesuatu?"

Ana tersenyum "Boleh, silahkan bapak mau bertanya apa?"

"Apa kau juga memiliki beban masalah saat ini, maaf sus aku memperhatikanmu kau terlihat sangat murung dan lesu"

"Iya pak, saat ini aku sedang memikirkan keadaan kakakku aku harap dia baik-baik saja" ucap Ana tersenyum.

"Benarkah?"

Ana mengangguk.

Bapak itu tersenyum "Semoga dia baik-baik saja"

"Terima kasih pak, bapak juga jangan terlalu memikirkan penyakit bapak saat ini. Sebaiknya bapak bertekad harus sembuh demi anak dan istri bapak. Seberat apa pun masalah yang kita hadapi, kita harus kuat demi mereka".

Bapak itu terkekeh "penyakit yang ku derita saat ini mana mungkin bisa sembuh sus".

"Kita mana tau pak siapa tau Tuhan berkehendak."

"Kau benar sus"

Bapak itu merebahkan tubuhnya "terima kasih sus"

"Sama-sama pak, aku minta maaf sebenarnya kata-kataku mungkin tidak berguna. Tapi aku berharap itu bisa menenangkan perasaan bapak saat ini."

-

-

-

To be continued...

1
Wenti Depia Nopianti
wah, meteng ni mesti yakin aku
Luvly_Bee
Semangat kk 💪 salken ya... sama² baru netes kita, hahaha 😁
Ami: salken kk, semangat 💪🔥🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!