"Sepuluh juta untuk satu bulan," Seorang wanita cantik menyodorkan uang dua gepok didepan seorang wanita lain.
Wanita yang diberi menelan ludah dengan susah payah, melihat dua tumpuk uang yang ada didepan mata.
"Jika kamu bekerja dengan baik, saya akan tambahkan bonus," Kata wanita kaya itu lagi.
"B-bonus," Sasmita sudah membayangkan berapa banyak uang yang akan dia terima, dengan begitu Sasmita bisa memperbaiki ekonomi hidupnya
"Baik, saya bersedia menjadi pelayan suami anda,"
Yang dipikir pekerjaan pelayan sangatlah mudah dengan gaji yang besar, Sasmita yang memang pekerja rumah tangga bisa membayangkan apa saja yang akan dia kerjakan.
Namun siapa sangka pekerjaan yang dia pikir mudah justru membuatnya seperti di ambang kematian, Sasmita harus menghadapi pria yang temperamental dan tidak punya hati atau belas kasihan.
Bagaimana Sasmita akan bertahan setelah menandatangani perjanjian, jika tidak sanggup maka dirinya harus mengembalikan dua kali lipat uang yang sudah dia terima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemukan
Hardi pulang saat keadaan rumah lampu masih menyala, padahal sudah jam sembilan malam, di matikannya mesin motor, tak lupa melepas helm dan sepatu.
Saat akan beranjak tiba-tiba pintu rumah terbuka, dan munculah sosok wanita paruh baya.
"Kamu lembur terus apa Har?" Tanya Bu Rita sambil melipat kedua tangannya didada.
"Lembur sampai jam tujuh Bu, sisanya seperti biasa Lilis minta dibantuin kerjaannya." Jawabnya santai seperti tanpa beban.
Bu Rita mengangguk dengan senyum, "Bagus deh kalau kalian semakin dekat, lagi pula kalian masih cocok," Terang Bu Rita lagi yang ingin melihat Hardi bersama Lilis anak juragan duit.
"Bu, kami sudah selesai," Bantah Hardi.
Bu Rita hanya mesem, "Selesai kalau kalian gak ketemu lagi, tapi sepertinya tuhan berkehendak lain. Lagipula istrimu itu ngak tau kerjanya bener apa enggak tiap hari juga pulang malem, dan ini malah belum pulang."
Selain pintar menjadi Mak comblang, Bu Rita ternyata pandai membual.
"Mita belum pulang?" Tanya Hardi sambil melihat jam ditanganya.
"Masih punya pelanggan paling." Setelah mengatakan itu Bu Rita melengos pergi, yang mana membuat Hardi tercenung.
"Pelanggan? Mana mungkin Mita-" Hardi segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi sang istri, namun beberapa kali mencoba nomornya tidak aktif.
"Mita.." Gumamnya dengan pikiran menerawang jauh.
*
*
Dirumah sakit, Mayang baru saja di pindahkan, wanita itu duduk dengan tubuh bersandar.
"Maaf Nyonya, saya hanya bisa menyewa kamar seperti ini." Ucap Sasmita dengan wajah tidak enak.
Mayang hanya mengulas senyum, "Ngak apa, ini sudah lebih dari cukup, saya banyak merepotkan kamu." Katanya dengan tatapan tak enak.
"Ngak apa-apa Nyonya, sesama manusia memang harus saling membantu," Balas Sasmita dengan senyum.
Mayang menyentuh tangan Sasmita dan menggenggamnya, menatapnya dengan hangat.
"Maaf kalau selama kamu bekerja Riko tidak memperlakukan mu dengan baik," Ucapnya dengan tatapan sendu. "Sebenarnya dia pria yang hangat dan penyayang, namun sejak kejadian kecelakaan yang menimpanya Riko berubah menjadi pria dingin." Tutur Mayang lagi.
Ya, dulu Riko memang pria yang hangat dan penyayang. Mayang dan Riko dulu begitu dekat, dengan ayahnya pun juga begitu. Namun semua berubah saat kecelakaan naas yang menimpa semua berubah. Mulai dari Riko yang menjadi lumpuh, dan Tuan Rio yang menjadi dingin. Semua berubah dalam sekejap dan semua seperti mimpi buruk untuk Mayang.
"Pernikahan Riko juga atas dasar perjodohan Papanya, yang sejujurnya tak diterima Riko dan saya," Mayang tampak sedih saat menceritakan. "Semua seperti mimpi buruk untuk Riko, dan dia begitu kecewa dengan pilihan papanya."
Mayang mengusap ujung matanya yang basah, melihat keterpurukan Riko membuatnya merasa sedih, namun apa yang bisa dia lakukan jika Rio Fernandez sudah bertindak.
Sasmita tak merasa Heran karena sedikit banyak dia tahu dari cerita Riko meskipun hanya sepotong saja.
*
*
Sebuah mobil beriringan keluar dari hutan, diantaranya mobil yang di tumpangi Riko dan asistennya Diko, dan satu pria yang tampak kurus dan lemah.
Setelah mencari informasi selama hampir dua tahun akhirnya Riko menemukan titik terang. Kini matanya berkaca-kaca melihat sosok pria yang berbaring dengan kepala dipangkuannya.
"Maaf kan Riko yang baru menemukan Papa." Gumamnya dengan setitik air mata yang jatuh.
Ya, pria itu adalah Tuan Rio Fernandez yang asli, selama ini berada dalam tahanan Briana dan Valen alias Tuan Rio palsu.