NovelToon NovelToon
Suamiku Dokter Tampan

Suamiku Dokter Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Dokter Genius / Dokter Ajaib / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Icut Manis

"ABANG HATI-HATI!!!" teriak seorang anak kecil menarik tangan Arrazi yang berdiri diatas pagar jembatan. Hingga keduanya terjatuh di alas jembatan yang berbahan beton.
"Aduh!" rintih gadis kecil yang badannya tertindih oleh Arrazi yang ukuran badannya lebih besar dan berat dari badan kecilnya. Laki-laki itu langsung bangun dan membantu si gadis kecil untuk bangun.
Setelah keduanya berdiri, si gadis kecil malah mengomel.
"Jangan berdiri di sana Bang, bahaya! Abang emang mau jatuh ke sungai, terus di makan buaya? Kalo Abang mati gimana? Kasian Mami Papinya Abang, nanti mereka sedih." omel gadis kecil itu dengan khawatir.
Menghiraukan omelan gadis kecil di depannya, Arrazi menjatuhkan pantatnya di atas jembatan, lalu menangis dengan menekukan kedua kaki dan tangannya menutupi wajah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icut Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 22 : RANDOM

Daniah benar-benar tidak habis pikir dengan makhluk yang sedang mengelus keningnya akibat geplakannya itu. Bisa-bisanya niat baik Daniah yang sudah capek-capek belanja dan masak banyak menu dianggap merencanakan pembunuhan oleh suaminya sendiri.

Mana Daniah harus menahan malu di ledek Dhafir, karena menelponnya untuk menanyakan kesukaan sang suami. Karena Daniah tahu, Dhafir begitu dekat dengan Arrazi. Hargai dong usaha Daniah! Dasar suami tidak tahu terimakasih!

"Sengeselinnya Mas, nggak mungkin lah aku mau bunuh Mas. Gila aja, aku tuh masih sayang sama hidup aku. Masa depan aku juga masih panjang, nggak maulah aku jamuran di penjara."

"Bukannya itu yang kamu mau? Ngeracunin saya pakai sianida." sindir Arrazi.

Daniah memutar matanya malas. Sepertinya Arrazi menganggap serius perkataan Daniah saat di telepon tadi. Padahal Daniah ingin dengan sikap manisnya itu, Arrazi melupakan hal itu.

Sebenarnya Daniah sedari tadi menahan rasa malunya, namun sepertinya Arrazi malah mengibarkan bendera perang. Ayolah, Daniah lawan! Daniah tidak akan malu lagi. Mau di lupakan silahkan, mau di ungkit-ungkit ayo siapa takut!

"Elah, jadi orang serius bener sih. Orang bercanda doang kok."

"Candaan kamu akan di anggap serius kalau terdengar oleh pihak berwajib."

"Nyatanya nggak tuh."

"Kalau saya lapor?"

"Ck! Cemen benget, gitu aja ngadu." cibir Daniah.

"Ya jelas dong saya akan laporkan ini menyangkut nyawa dan keselamatan saya."

Daniah berdecak kesal.

"Lebay banget sih! Cepetan ah makan, aku udah laper. Sini piringnya. Mau diambilin apa?" ketus Daniah, kesal meladeni omongan ngawur sang suami, namun ia masih mau melayani sang suami.

"Nggak ada sianidanya kan?" tanya Arrazi dengan memastikan sebelum memberikan piringnya.

"Kalaupun ada, aku akan tanggung jawab dunia akhirat! Cepetan siniin piringnya!" omel Daniah tidak sabaran.

Arrazi memberikan piringnya yang langsung direbut Daniah. Lalu Daniah mengambil semua menu yang terhidang untuk berpindah ke piring Arrazi.

"Nih makan yang banyak. Kalo mau nambah ambil sendiri." ujar Daniah kali ini dengan nada suara yang lebih lembut dari sebelumnya.

"Thanks." ucap Arrazi menerima piring yang sudah terisi nasi dan lauk pauknya.

"Tenang Mas. Kalo Mas mati, aku juga bakal mati." ucap Daniah di tengah makan malam itu. Membuat Arrazi langsung tersedak.

"Elah, gitu aja langsung tersedak, bercanda kali Mas." ledek Daniah. Lalu menikmati kembali makanan hasil masakannya.

***

Selesai makan. Arrazi langsung meninggalkan Daniah. Ia membiarkan istrinya itu merapikan bekas makannya sendirian. Karena itulah Daniah sedari tadi menggerutu.

"Ck! Nggak peka banget sih! Bantuin kek, cuci piring kek. Atau apa kek yang bisa dia lakuin. Mentang-mentang udah punya istri, istrinya di kerjain. Udah kek babunya aja gue disini."

Mulutnya berbicara, namun tangan Daniah tak lepas dari mencuci pring dan berbagai peralatan bekas masaknya tadi.

"Hufffttt, sabar Nia....sabar....ini baru awal-awal....liatin aja kedepannya, gue bakal naklukin tuh cowok. Gue bakal suruh dia ngerjain semua kerjaan rumah. Biar tau rasa gimana capeknya."

Daniah terus menggerutu hingga pekerjaan dapur selesai semua. Saat hendak meninggalkan dapur, sepasang netra Daniah tertuju kepada paper bag berwarna coklat di atas meja.

Sebenarnya Daniah sudah tahu keberadaan paper bagitu, namun ia lupa menanyakannya kepada sang suami. Pasti paper bag yang entah berisi apa miliknya. Dania mengambil paper bag itu, lalu di bawanya ke kamar.

"Mas, ini punya kamu?" tanya Daniah saat sampai di kamar, ia mengacungkan paper bag ke arah Arrazi yang sedang duduk selonjoran dengan punggung bersandar di sandaran kasur sambil memainkan MacBooknya.

Arrazi melirik sebentar, lalu kembali menatap MacBook.

"Hm."

"Apa isinya?"

"Makanan."

"Makanan? Kok kamu nggak bilang sih?"

"Kamu nggak nanya."

Daniah meremas tali paper bag yang di pegangnya, kesal sekali mendengar jawaban suaminya. Namun Daniah harus sabar. Sabar dulu aja.

"Mau masih mau makan?"

"Hm."

"Oh, oke aku buang ya."

"Jangan! Itu masih bisa di makan buat sarapan Daniah!" ketus Arrazi, menatap kearahnya.

"Nah, gitu dong. Ngomong yang jelas. Jangan jawabnya ham hem ham hem doang. Udah kek orang nggak bisa ngomong aja!" omel Daniah, lalu pergi kembali ke dapur.

Selesai menyimpan makanan yang di beli Arrazi, Daniah kembali ke kamar suaminya. Ia akan mengambil bantal, selimut dan HP. Sepertinya malam ini Daniah akan kembali tidur di sofa ruang tengah.

"Mau kemana kamu?" tanya Arrazi melihat Daniah membawa bantal dan selimut.

"Tidurlah masa mau berenang!" ujar Daniah menjawab dengan malas.

Saat Daniah baru saja memegang kenop pintu, Arrazi berucap.

"Tidur sini."

Daniah membalikkan badannya. Dengan menampilkan kerutan di keningnya.

"Tidur di sini aja. Saya nggak mau besok kamu tiba-tiba sakit gara-gara tidur di luar." ujar Arrazi dengan datar, tangan kirinya menepuk kasur di sampingnya.

"Cieee ada yang mulai perhatian nih sama istrinya." ledek Daniah dengan mengerlingkan mata.

Arrazi mendelikkan mata.

"Nggak usah ge-er kamu. Saya nggak mau besok kamu tiba-tiba sakit dan jadi alasan nggak mau ke rumah Nenek."

"Kita mau ke rumah Nenek?"

Daniah berlari dan duduk di sisi kasur samping Arrazi. Membuat Arrazi bergeser untuk memberi jarak diantara mereka.

"Iya. Nenek minta kita ke rumahnya.

"Loh, bukannya Nenek masih di rumah Papi ya....."

TUK!

Arrazi menyentil dahi Daniah.

"Auuuhhh!"

"Bukan Nenek kamu, Nenek saya yang minta nginep di rumahnya."

Sambil mengelus dahinya, Daniah mengangguk paham. Namun kemudian ia memukul tangan Arrazi.

"Ini tangan nggak usah pake nyentil segala bisa nggak? KDRT namanya!" omel Daniah.

"Kamu juga barusan pukul tangan saya. Apa itu bukan KDRT?" balas Arrazi tak mau kalah.

"Ck! Baperan banget sih jadi cowok!" cibir Daniah mengalihkan balasan dari Arrazi. Lalu ia beranjak dari duduknya menuju kasur sebelah kiri Arrazi yang kosong. Yang sudah di tawari Arrazi untuk ditempatinya.

"Ini batasnya, awas kalo sampai melewatinya, aku jamin tuh punggung makin sakit nanti!" ancam Daniah sebelum merebahkan tubuhnya di kasur.

Arrazi hanya memutar bola matanya dengan malas, melihat kelakuan Daniah yang kekanakan itu. Baru saja Daniah memejamkan mata, ia kembali terbangun saat teringat perkataan Arrazi yang mengatakan akan ke rumah Neneknya.

Daniah menolehkan kepalanya ke samping melihat Arrazi masih asyik dengan MacBook-nya.

"Mas." panggil Daniah dengan pelan.

Tidak ada jawaban.

"Mas."

Masih tak ada jawaban.

"Ooouuuhhh!" Arrazi meringis kala mendapatkan cubitan mau di lengan kirinya, ulah siapa lagi kalau bukan sang istri yang sedari tadi memanggil tidak di sahuti.

Arrazi melotot ke arah istrinya itu. Daniah malah nyengir, memamerkan deretan giginya yang rapi.

"Mas, besok jam berapa pergi ke rumah Nenek?" tanya Daniah sebelum Arrazi sampat berucap.

"Habis subuh."

"HAH?" seru Daniah membuat Arrazi kaget. Daniah yang saat itu sedang rebahan, terpaksa kembali bangun dan duduk menghadap suaminya.

"Kamu tuh bisa nggak, nggak teriak-teriak begitu? Pengang telinga saya!" omel Arrazi.

Bukannya meminta maaf, Daniah malah balik mengomel.

"Yang bener aja kita berangkat habis subuh? Saya belm siap-siap loh Mas! Ish, kenapa nggak bilang dari tadi?"

Cerocosan omelan dari Daniah terus terdengar di telinga Arrazi, sedangkan orang yang nyerocos itu membuka lemari, memilih baju yang akan di bawanya ke rumah Nenek mertua.

"Berapa hari kita nginep di sana?"

"Nggak tau.

"Mas! Apaan sih jawabannya kayak gitu. Serius ini biar aku siapin baju buat nginepnya!" omel Daniah membuat Arrazi menelan salivanya.

Serem juga kalau Daniah ngomel begini. Di tengah nyalinya yang mulai ciut karena omelan Daniah, Arrazi memasang wajah datarnya.

"Nggak akan lama Daniah."

"Ya berapa hari?"

" Empat paling."

"Nah, gitu dong kalo di tanya jelas jawabannya. Kalo jawaban nggak tau, mana ada jelasnya coba. Ish, lagian kenapa sih nggak ngasih tau dari tadi. Ngeselin banget!"

***

Daniah dan Arrazi sudah sampai di kediaman Kakek Dzaki sejam yang lalu. Rumah itu terletak di daerah Bandung dekat dengan perkebunan teh, juga tempat wisata disana. Rumah Kakek Dzaki pun terlihat asri dengan gaya rumah tradisional yang terbuat dari kayu jati.

"Dabith, ajak istri kamu istirahat, kasihan dia, masih kecapekan kelihatannya." ujar Dariah, Nenek dari Arrazi. I begitu kasihan melihat Daniah yan beberapa kali menutup mulut yang menguap, sampai matanya berembun.

Wajar saja Daniah masih mengantuk, semalam ia menyiapkan kebutuhan untuk menginap sampai jan 12 malam, di tambah Arrazi yang merecokinya menyuruh Daniah untuk menyiapkan miliknya juga.

Selesai menyiapkan kebutuhan, Daniah tidak bisa langsung tidur. Baru benar-benar bisa tidur jam setengah dua malam. Jam empatnya Arrazi sudah membangunkan nya untuk sholat tahajud, lalu mandi, sambil menunggu waktu subuh. Selesai sholat subuh, langsung pergi. Bahkan mereka sarapan di mobil. Antisipasi dari kemacetan, itu alasan Arrazi.

Arrazi mengangguk, menuruti perintah sang Nenek. Lalu mengajak Daniah ke kamarnya. Awalnya Daniah menolak karena ia tidak enak kalau harus istirahat, padahal baru datang. Ya meskipun sudah sejam yang lalu.

Namun Arrazi tidak menerima penolakan, ia menggenggam erat tangan Daniah dan membawanya menuju kamar Arrazi.

"Nggak usah gengsi. Kalo udah ngantuk, tidur. Gaya-gayaan pake nolak segala." cibir Arrazi saat mereka sudah berada di dalam kamar.

Daniah sendiri sudah berbaring dengan posisi tengkurap.

"Udah sih, ngejulid mulu tuh mulut. Lama-lama berbusa nanti!" balas Daniah mencibir suaminya.

Arrazi menghela nafas kasar mendengar cibiran Daniah. Istrinya ini pandai sekali membalas kata-kata. Bakan lebih tajam.

"Geseran." suruh Arrazi mendorong badan Daniah yang saat ini menempati posisi tengkurap. Dengan malas, Daniah bergeser, memberkan space untuk suaminya.

Arrazi pun ingin merebahkan tubuhnya yang terasa pegal setelah hampir tiga jam mengemudi mobil dari jakarta ke Bandung. Di tambah telinganya yang gatal mendengar Daniah banyak bicara selama perjalanan.

Apapun di bahasnya. Dari hal yang serius tentang kegiatan koasnya sampai hal yang random. Bahkan Daniah sampai niat membuka link dengan tema '**TEBAKAN RANDOM ALA BAPAK-BAPAK**' di internet.

Tebakan itu di bacakan oleh Daniah dan Arrazi yang di suruh menebaknya. Beberapa kali Arrazi menolak untuk menjawan tebakan itu. Namun Daniah memaksa, akhirnya Arrazi menjawab.

Tentunya jawaban Arrazi tidak ada yang benar. Karena tebakan random, tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan otak Arrazi yang selalu berpikiran lurus. Namun Daniah terlihat begitu senang bahkan sampai tertawa terbahak-bahak dengan jawaban dari tebakan random itu. Ah, pantas saja perempuan itu sangat random kelakuannya.

1
Sri Murtini
arogan krn blm menyetuh sang istri, ntar klu sudah pasti jd suami takut istri .
ha..ha...ha
Sri Murtini
Daniah sanggup menerima hukuman dr tantangan suami?
Sri Murtini
ntar cinta Nia ...jgn nyumpahi dr Arrazi lho
Sri Murtini
ompong ngangeni bisa bercandakan turuni tensi lho
Atik R@hma
itu malaikat kecilmu, si daniah😀😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!