Apa jadinya ketika seorang mantan Casanova jatuh cinta pada seorang gadis yang polosnya tingkat dewa?
"Kau tahu tidak apa artinya cinta?"
"Tahu,"
"Apa?"
"Kasih sayang dari orangtua pada anak mereka."
Jleebb
Akan bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Mampukah seorang CIO MORIGAN STOLLER menaklukkan hati sang pujaan hati yang terlalu lambat menyadari perasaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~ 24
Royen duduk di kursi kerjanya sambil melamunkan sesuatu. Sesekali bibirnya nampak menyunggingkan senyum tipis saat teringat kata-kata konyol yang diucapkan oleh seorang gadis ajaib.
"Manis sekali dia. Aku belum pernah bertemu dengan seseorang yang sekonyol itu," gumam Royen seraya meng*lum senyum. Tak tahan, dia kemudian tertawa hingga seluruh tubuhnya ikut bergerak. "Haha, bagaimana bisa dia terpikir mengucapkan kalimat seperti itu hanya karena soto yang dibelinya tumpah dan menyiram tangan? Astaga, benar-benar gadis ajaib yang sangat unik."
Suiran daging ayam yang berubah menjadi suiran daging manusia. Sungguh, Royen tak kuat menahan tawa saat kalimat tersebut terus terngiang di telinganya. Elil, dari planet manakah gadis itu berasal? Selama hidup, baru kali ini Royen menemukan sosok yang ucapannya mampu membuatnya melongo seperti orang bodoh.
"Astaga, bisa gila aku. Kok ada ya wanita yang tak memikirkan imagenya saat bicara seperti itu di depan lelaki? Jika itu orang lain, aku yakin bukan kalimat ajaib yang akan diucapkan. Melainkan menunjukkan ketidakberdayaan untuk menarik perhatian. Dia sangat langka,"
Royen sadar dirinya tertarik pada kepribadian Elil yang begitu apa adanya. Keinginan untuk mencari tahu tentang gadis itu pun mulai mengusik pikiran. Sambil mengetuk-ngetukkan jari ke atas meja, Royen menimang keputusan apakah benar akan menyelidiki identitas gadis itu atau tidak. Dia cukup sadar diri akan keberadaan Cio yang mengklaim gadis itu sebagai miliknya. "Relakah aku dianggap sebagai perebut kekasih orang jika mencari tahu tentang Elil? Cio bukan orang sembarangan. Takutnya pemilik Group Ma ikut campur tangan jika aku sampai menyinggungnya. Tetapi hati tak dapat dibohongi. Aku begitu penasaran seperti apa kehidupan Elil. Aku ingin tahu lebih jauh tentangnya."
Ya, Royen telah tahu latar belakang Cio yang sebenarnya. Dan dia cukup mengerti akan resiko besar yang harus dihadapi jika sampai bersinggungan dengan pria tersebut. Namun, sekali lagi hati tak dapat dibohongi.
"Ah sudahlah, jalani saja. Toh mereka belum menikah. Sah-sah saja kalau aku ingin mengenal Elil. Kalau tak jodoh, aku yakin Tuhan punya cara untuk menjauhkanku darinya,"
Royen melihat jam. Belum terlalu malam. Sebaiknya dia pergi mencari kesenangan saja di club agar pikirannya bisa sedikit teralihkan. Tak bagus juga memaksakan sesuatu yang bukan miliknya.
Menjadi seorang Presdir di perusahaan besar, menyita semua waktu seorang Royen Archer hingga membuatnya hampir tak pernah berurusan dengan wanita. Tubuhnya bersih dari jamahan lelembut yang suka sekali menebar pesona. Dia normal, tentu saja. Dan untuk pertama kalinya Royen memikirkan seorang wanita yang dia juluki sebagai gadis ajaib hanya karena ucapannya yang nyeleneh dan menggelitik.
(Siapa mereka?)
Ekor mata Royen memicing tajam saat menyadari ada mobil lain yang mengikuti di belakang. Saat ini dia hampir sampai di club. Namun keberadaan penguntit itu membuatnya merasa tak aman. Alhasil, Royen memutuskan untuk tidak berhenti. Dia ingin tahu apakah mobil tersebut benar mengikutinya atau tidak.
"Oh, aku terlalu jauh berpikir. Mereka pengunjung," gumam Royen kemudian tertawa sendiri melihat mobil yang dia duga penguntit ternyata berbelok dan masuk ke parkiran club. Segera dia putar balik dan masuk ke tempat yang sama.
Di club tersebut, ada Juwita yang sedang asik menari bersama dua orang pria asing. Tubuhnya yang terbalut pakaian seksi tampak meliuk-liuk dengan liar seolah mengundang kedua pria tersebut untuk lebih mendekatinya lagi. Sama sekali tak terlihat wajah polos yang selalu dia tunjukkan saat sedang bersama ayahnya. Di tempat ini Juwita menjelma menjadi sosok yang berbeda.
(Tampan sekali. Siapa pria itu?)
Pandangan Juwita tertuju pada sosok pria tampan yang baru saja masuk ke dalam club. Moodnya seketika berubah. Dia mendorong kasar kedua pria yang sejak tadi menemaninya menari.
"Nona, sikap apa yang kau tunjukkan? Begitu melihat pria lain kau langsung membuang kami begitu saja. Ini tidak adil!" protes salah satu pria merasa tak terima.
"Tidak adil apanya. Kalian mendekatiku atas inisiatif sendiri, kenapa sekarang jadi aku yang salah?" sahut Juwita sengit. "Sana pergi cari wanita lain saja. Kalian itu tidak selevel denganku. Orang seperti pria itulah yang cocok menemaniku menari. Sana pergi!"
"Kau .... "
Juwita melenggang pergi tanpa menghiraukan kemarahan dua pria tersebut. Berpura-pura memesan minuman, dia mengawasi pria tampan yang sedang duduk sendirian. Iseng, Juwita meminta waiters mengantarkan minuman padanya.
"Tuan, Nona yang duduk di sana ingin kau menerima minuman ini,"
Royen melihat ke arah wanita yang dimaksud oleh waiters. Tampak wanita itu mengangkat gelasnya kemudian tersenyum. Royen memalingkan muka. Lagi-lagi wanita penggoda. Malas sekali jika harus meladeni.
"Sialan! Beraninya dia mengacuhkanku. Belum tahu saja dia siapa diriku. Cih!" geram Juwita saat dirinya diabaikan. Merasa tersinggung, dia memutuskan untuk datang menghampiri. Tanpa canggung Juwita langsung duduk di sampingnya. "Apa di matamu aku masih tak cukup cantik? Aku terluka saat kau mengabaikanku seperti ini,"
"Kita tak saling kenal, dan aku pun tak berniat untuk mengenalmu. Jadi lebih baik kau cari orang lain saja. Aku tak tertarik," sahut Royen dingin. Dengan pakaian kurang bahan begini ingin mengajaknya berkenalan? Mungkin Royen akan bersedia jika Elil yang menawarkan. Selain gadis ajaib itu, jangan harap.
"Sombong!" Juwita berdecih sinis. Tetapi, harus dia akui sikap dingin yang ditujukkan pria ini menghadirkan daya tarik yang cukup besar. Meski tak sehebat Cio, tapi pria ini cukup lumayan untuk dijadikan bahan bersenang-senang. "Oke, kita abaikan kesalahpahaman yang tadi. Boleh aku tahu siapa namamu? Tidak ingin berkenalan, cuma ingin tahu saja. Boleh?"
"Nona, ku rasa telingamu masih cukup jelas untuk mendengar ucapanku barusan. Aku tak tertarik berkenalan denganmu, sekarang ataupun nanti. Jadi bisakah kau pergi dari hadapanku sekarang? Aku sedang tidak ingin diganggu!" tandas Royen mulai kesal.
"Jangan terlalu angkuh, Tuan. Takutnya nanti kau penasaran dan tak bisa tidur jika kita tidak saling menyebutkan nama satu sama lain. Ayolah,"
"Angkuh ataupun tidak, itu sama sekali bukan urusanmu."
"Memang benar, tapi apa salahnya dengan menyebutkan nama. Aku janji setelah itu tidak akan mengganggumu lagi. Oke?"
Tak ada tanggapan. Royen memilih menikmati minuman pesanannya sendiri sambil melihat-lihat tamu yang datang ke club. Suasana ramai dan berbaur dengan suara dentuman musik, membuat pikirannya sedikit teralih dari memikirkan Elil. Dan tentang wanita yang mati-matian mengajaknya berkenalan, dia menganggapnya sebagai arwah yang tak terlihat.
"Bodoh! Kau adalah pria terbodoh yang pernah ku temui. Aku sebegini cantiknya, bahkan rela menurunkan harga diri dengan mengajakmu berkenalan lebih dulu, malah kau abaikan begitu saja. Tampan tapi tak berguna. Apa gunanya?!" amuk Juwita tanpa ragu melayangkan makian. Dia merasa sangat luar biasa dongkol. "Cihh, jangan-jangan kau ini cuma sampah yang sedang menyamar sebagai pria kaya ya? Memalukan! Pergi sana ke club yang lain. Tempat ini tak cocok untuk orang rendahan sepertimu!"
Sambil bersungut-sungut, Juwita akhirnya pergi dari hadapan pria tersebut. Dia lalu memilih untuk kembali menari bersama tamu-tamu yang lain.
"Siapa yang lebih pantas disebut sebagai orang rendahan? Itu kau, Nona. Hmm,"
***
cio bukan pengangguran 😀
tapi sayang banyak cerita yg belum selesai
Namun meski begitu aku selalu setia dgn karya2 nya....