Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menceritakan
Arlina yang ditarik begitu saja menjadi bingung dan heran dengan pangeran satu ini. Dia kini berada didalan ruangan bersama Keandra.
"Ada apa ya kak? " tanya Arlina.
Keandra melepaskan tangannya. Lalu mendekat, melihat Keandra mendekat Arlina mundur hingga punggungnya menyentuh dinding. Keandra menghimpitnya antara tubuh Keandra dan dinding.
"Jangan terlalu dekat dengan mereka. " ucapnya.
Mendengar itu Arlina bingung.
"Maksud Kak Keandra, Kak Leandro dan Kak Andrean? " tanya Arlina.
"Tidak peduli, apakah Leandro atau Andrean kau harus jaga jarak dengan mereka. " jawabnya.
"Emangnya kenapa jika dekat dengan mereka? " tanya Arlina.
"Jika aku melihatmu seperti tadi, dekat dengan pria lain. Maka kau akan tau akibatnya. " ucap Keandra dengan nada begitu dalam. Setelah mengatakan itu Keandra menjauh lalu duduk disalah satu sofa dengan santai dan kembali memasang wajah dingin.
BRAKK
Pintu dibuka Jargan masuk kedalam ruangan bersama yang lainnya. Jargan langsung menghampiri adiknya yang terdiam.
"Arlina kau kenapa diam disini? Pangeran lucknut itu tidak nyakitin kamukan? " tanya Jargan membuat Arlina tersadar.
"A-ach.. Tidak papa Kak. " jawab Arlina.
"Kenapa wajahmu memerah? tanya Vincent.
"Keandra tidak aneh-anehkan? " Fasya ikut bertanya.
Mereka akui jika pipi Arlina bersemu namun bingung dengan pertanyaan Fasya.
"Kenapa kau bertanya seperti itu Fasya? " bingung Jargan.
"Yah siapa tau ajakan lagian kita tidak tahu apa yang dilakukan pangeran itu kepada adikmu. Mereka berduakan lebih dulu sampai diruangan ini dari pada kita. " ucap Fasya.
"Jadi kau menuduhku aneh-aneh gitu!? " ucap Keandra dengan nada dingin dan tatapan datar kearah Fasya.
"Entahlah kau fikir aja sendiri. " ucap Fasya dengan santai.
"Udahlah kalian. Kita disini mau ngapain sih! " jengkel Nikolas.
"Ah, benar tuh. Mending duduk aja daripada berdiri. " ucap Vincent dan langsung duduk disofa dengan santai.
"Aku tidak papa Kak. Kakak Jargan tidak perlu khawatir. Pangeran tidak ngapa-ngapain aku. " ucap Arlina akhinya.
Jargan mengangguk percaya.
"Baiklah. Kalau begitu mumpung kau disini sekalian aja kau bergabung. " ucapnya.
Arlina mengangguk.
"Baiklah Kak. "
Setelah itu Jargan dan lainnya duduk disofa. Dengan Arlina disamping kakaknya saat Leandro dan Andrean akan berebut duduk disamping Arlina. Karna gagal Leandro nampak merengut sedangkan Andrean meski jengkel tetap dengan ekspresi datarnya. Terlihat Jargan begitu posesif kepada adiknya sejak dihalaman tadi.
****
Saat ini mereka kembali berbicara dengan serius untuk membicarakan laporan yang beberapa kali masuk.
"Aku mendapatkan laporan jika para bandit sekarang mulai menganggu warga apalagi jika letak desa yang terpencil. " ucap Vincent.
"Tidak hanya itu. Para bandit sekarang jika dihitung mungkin memiliki jumplah yang banyak. Dan bandit itu licik yang kapan saja bisa memasuki ibu kota. " ucap Anshel.
"Tapi meski bergitu beberapa desa sepertinya damai, maksudku tidak ada laporan masuk mengenai bandit yang menyerang mereka. " ucap Fasya.
"Lalu kita harus bagaimana sekarang? " tanya Leandro.
"Kita harus mengumpulkan informasi tentang para bandit mungkin dari beberapa tempat yang terkena dampak serangan. " jawab Nikolas.
"Aku setuju, jika tidak segera ditangani akan berbahaya untuk rakyat dan kita juga tidak tau berapa jumlah dan berapa kelompok bandit itu. " ucap Jargan.
"Kumpulan informasi dulu. Baru berfikir untuk mulai bertindak. " ucap Keandra.
"Aku setuju akan hal itu. Kita harus cari informasi terlebih dahulu dan untuk sekarang kita tidak bisa langsung bertindak. Jika langsung bertindak takutnya itu jebakan. " tambah Andrean.
Disaat Jargan dan sahabatnya sedang berbincang nampak Arlina hanya terdiam. Pikirannya tertuju dengan ucapan Aluna waktu ditaman. Bagaimana Aluna menjelaskan jika setiap laporan yang disampaikan kepada istana tidak pernah sampai dan anehnya saat mereka akan lapor ke istana justru selalu ada halangan seakan itu disengaja. Seharusnya jika ada laporan tentu sebagai pelindung pertama kerajaan, keluarga Kimendra terutama ayahnya seharusnya menerima laporan itukan. Atau jika surat itu yang langsung ditujukan kepada istana seharusnya ada laporan jika ada sesuatu dari pihak luar ibu kota.
Tapi ini tidak ada sama sekali.
Setelah ujian tadi sebelum pulang dirinya juga sempat bertanya kepala Aluna. Jika surat itu hilang saat akan memasuki kota dan mereka dicegat ditempat sama. Apakah ini memang disengaja orang lain. Jika pengiriman surat itu mati dibunuh oleh bandit itu pasti ada jejaknya kan tapi ini sama sekali tidak ada. Dan sebelum memasuki ibu kota tentu mereka akan melewati hutan milik kerajaan tapi selama ini hutan itu aman-aman saja dan tidak ada tindak kejahatan apalagi beberapa warga memang ada yang beraktifitas disana dan semuanya aman-aman saja.
Bahkan pihak luar jika disini juga mereka datang dan pulang dengan selamat. Tapi saat desa Heal itu melapor kenapa ada saja halangan. Padahal desa itu menjadi bagian kerajaan juga tapi seakan mala petaka selalu terjadi kepalanya desa itu.
Jika emang disengaja siapa dalangnya? Apa tujuan orang itu melakukan kepada desa Heal. Padahal desa itu sangat dimanfaatkan sumbernya herbal untuk pengobatan di Ibu kota dan tentu kerajaan akan juga akan melindunginya jika ada hal lain yang terjadi di desa itu.
Semua pertanyaan itu terus terlintas dalam benaknya seakan terus bertanya? Apa penyebab semua ini terjadi.
Melihat Arlina melamun Keandra yang kebetulan menyadari dan mengamati dari tadi memanggil bermaksud menyadarkan.
"Arlina. " panggilnya.
Mendengar itu, Jargan dan lainnya menoleh kearah Arlina yang mana tidak ada respon darinya. Seakan tubuh Arlina bersama mereka tapi jiwanya pergi entah kemana.
"Arlina. " kali ini Jargan yang memanggil. Namun tetap sama, adiknya tetap diam. Karna khawatir Jargan menepuk pundak adiknya.
Puk!
Arlina seketika terkejut dan tersadar dari lamunannya. Dia melihat kearah kakaknya yang terlihat khawatir dan melihat lainnya yang menatap kearahnya.
"Ada apa? Tidak biasanya kau melamun begini? " tanya dan ucap Jargan.
"Apa yang kau pikirkan? " tanya Keandra.
"Ach.. Tidak papa. Aku hanya kepikiran tentang Aluna. " jawab Arlina.
"Aluna? Ada apa dengannya? " tanya Leandro.
"Tentang masalah yang Aluna hadapi. " jawab Arlina saat teringat percakapannya dengan Aluna. Kemudian Arlina menatap orang-orang diruangan ini termasuk Jargan dan Keandra.
"Kakak? Apa Ayah pernah mengatakan ada laporan tentang desa Heal? " tanya Arlina.
"Tidak, Ayah tidak mengatakan apa-apa. " jawab Jargan.
"Yakin? Baik ada pengiriman pesan dari luar atau laporan tentang apa yang terjadi desa itu yang akan ke ibu kota? " tanya Arlina kembali untuk memastikan.
"Yakin. Seandainya Ayah merahasiakan, Kakak dengan cepat akan mengetahuinya. " jawab Jargan.
"Emangnya ada apa? " tanya Anshel.
"Tadi sebelum melakukan ujian tadi. Aku melihat Aluna sedang duduk sendirian setelah mendapatkan perundungan dari Grasia, Priscilla dan Rea. Karena melihat Aluna tidak beranjak menuju lapangan aku dan Ghea memutuskan untuk menghampirinya. "
"Kau bicarakan apa dengan Aluna? " tanya Vincent.
"Aku bertanya, kenapa kau tidak segera pergi kelapangan padahal sebentar lagi ujian mental akan segera dimulai. "
"Terus dia menjawab apa? " tanya Fasya.
"Dia bilang, Jika percuma saja ikut ujian jika pada akhirnya gagal. "
"Dia bicara gitu, lalu tanggapanmu apa? " tanya Andrean.
"Aku bisa lihat jika ada rasa ketakutan jika Aluna akan gagal lagi. Meski dia mengatakan jika merasa kasihan karan pengujian nya mengunakan hewan namun aku bisa melihat ada kecemasan lain dalam dirinya. Sebuah tekanan dalam dirinya. Bukan hanya karna perundingan anak-anak lainnya tapi juga apa yang terjadi padanya. Mendengar ucapan Aluna yang seakan ingin menyerah namun ragu aku bertanya, apa tujuannya di Academy ini jika memang dia memiliki ketakutan hanya karena dia merasa kasihan membunuh hewan atau rasa pesimis karena perundungan yang dia terima. "
"Dia jawab apa? " tanya Nikolas.
"Nah disana dia bilang, Jika dia ingin menjadi kesatria untuk melindungi mereka yang lemah dan tidak memiliki nama yang terpandang seperti orang bangsawan. Selain itu tujuan utamanya adalah dia ingin menjadi kesatria untuk melindungi desanya terutama keluarganya. Karena desa Heal menjadi sasaran serangan para bandit, warga disana tidak ada yang berani melawan karena takut keluarga dan nyawanya terancam. "
"Kenapa dia tidak membuat laporan kepada istana apalagi keluarga Kimendra. Bagaimanapun desa itu bagian kerajaan Minerrad? " tanya Jargan.
"Dia bilang, jika orang-orang desa pernah beberapa kali membuat laporan atau pesan ke istana namun sudah lama tidak ada jawaban apalagi tindakan. Yang lebih aneh lagi, dimana beberapa warga pergi menuju ibukota bertujuan untuk meminta pertolongan langsung kepadamu kerajaan. Namun sebelum sampai mereka dihadang bandit hingga mau tak mau mereka kembali dan saat kembali serangan dari bandit menjadi 2 kali lipat dari sebelumnya. "
Mendengar cerita dan penjelasan Arlina membuat mereka terkejut. Terlebih Jargan dan Keandra selalu putra penjaga perbatasan kota serta pangeran.
"Tapi baik Ayah maupun Kakak tidak pernah menerima laporan itu. " ucap Jargan.
"Terlebih lagi istana, tidak ada laporan tentang penyerangan itu. " tambah Keandra.
"Maka dari itu, ini aneh. Makanya karna tidak ada tanggapan Aluna nekat ingin jadi kesatria untuk melindungi desa dan keluarganya. Pikirannya selama itu tertuju kepada dua titik, yakni keluarga atau desanya dan perundungan yang dia alami karena dia berasal dari kampung kecil hingga dicap sebagai pemilik kasta tertinggi. Dan membuat jengkel dimana Academy justru diam membisu saat muridnya dibully hanya karena yang membully berasal dari bangsawan. Jika memang bully dan perundungan dibiarkan seperti itu lalu kenapa Academy membuka pendaftaran murid secara umum. Jika memang academy itu khusus bangsawan, langsung katakan saja dan mereka juga akan mengerti. " ucap Arlina dan akhirnya terlihat marah serta kecewa.
Mendengar itu mereka diam.
"Jika ini terus terjadi, perundungan tidak jelas dilakukan para bangsawan jangan salahkan jika aku sampai turun tangan sendiri. " setelah mengatakan itu, Arlina beranjak dari duduknya dan pergi dari ruangan.
Sementara Jargan dan lainnya melihat kepergian Arlina serta mendegar ucapannya. Merasa jika apa yang dikatakan Arlina itu benar. Academy seakan diam dan tutup mulus soal perundungan. Padahal merekam tau jika academy membuka untuk umum tidak peduli dari asal mana dan apakah orang itu miskin atau bangsawan semuanya sama saja. Tapi teringat bagaimana perundungan terjadi membuat mereka jengkel dan muak.
Keandra yang mendengar dua informasi itu tidak bisa diam terlebih dia sebagai pangeran. Meski dia selama ini bersifat begitu dingin dan cuek bukan berarti masalah seperti ini diam saja.
Keandra menatap kearah Nikolas.
"Nikolas, Jargan. Bicarakan hal ini kepada Raymond dan terutama ayah kalian. Perundungan atau bersifat memandang nama harus dihentikan." perintahnya.
Nikolas sebagai putra dari menteri pendidikan dan Jargan sebagai putra Menteri pertahanan sekaligus pemilik academy mengangguk. Mereka juga tidak suka dan tidak ingin membiarkan ini terjadi.
"Untuk lainnya, masalah Aluna atau bandit itu kita harus menyelidikinya. Terutama jika memang apa yang terjadi kepada Aluna benar-benar terjadi maka kita harus bertindak. Terutama dalang dari penghadang atau penghilang laporan. Aku merasa jika ada beberapa tempat yang memiliki masalah sama dengan desa Heal. " ucap Keandra.
"Baiklah! "
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺