Suci,seorang gadis yang hidup didesa,dia tipe anak yang ceria dan pintar. parasnya cantik dan matanya indah. dia bercita -cita ingin menjadi seorang dokter,namun dia terlahir dikeluarga yang kurang mampu,namun itu semua tidak mengikiskan semangatnya untuk meraih cita-citanya.
kehidupan nyata ternyata tidak semulus harapan dan fikirannya,semua terasa berat,berbagai rintangan dan cobaan silih berganti datang,
hingga suatu ketikan ia dipertemukan oleh seorang pemuda yang baik dan kaya. akan kan awal pertemuan itu bisa membuat impiannya nyata??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci devi Miftakhul janah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29. Jogja
Adrian dan Ayah Suci berada diteras keduanya sama-sama diam menikmati udara pedesaan, Adrian membayangkan jika dirinya tinggal di kampung tersebut. Ayah Suci menoleh ke arah Adrian.
"pulanglah nak,orang tuamu pasti sedang menunggumu" ucap Ayah suci
"tak bolehkah aku tau dimana keberadaan Suci pak" tanya Adrian dengan suara memelas
Ayah Suci merasakan kesedihan Adrian namun ia tidak bisa mengingkari janjinya pada Suci, Ayah Suci menggelengkan kepalanya dan menepuk pundak Adrian kemudian masuk kedalam rumah.
mungkin Suci memang bukan jodoh yang dikirimkan Allah untuknya, Adrian memejamkan mata tak terasa Air matanya menetes. Ibu Suci tak tega melihat Adrian, tapi ia pun sudah berjanji kepada putrinya.
"nak Adrian ayo masuk kita makan dulu,sebelum kamu kembali ke jakarta kamu harus makan dulu disini" ucap ibu Suci
Adrian pun mengikuti Ibu Suci kedalam rumah,dimeja makan sudah tersedia nasi dan lauk. semua duduk dibangku,Ibu Suci mengambilkan makan untuk suaminya, lalu mengambilkan untuk Adrian.
"ini makanan favorite Suci, sayur asem, tempe mendoan dan sambel tomat. silahkan dimakan nak Adrian semoga suka dengan masakan ibu" ucap ibu Suci yang sangat lembut
Adrian tersenyum kemudian menikmati makanan yang sudah disajikan. Setelah selesai makan Adrian berpamitan kepada Ayah dan ibu Suci.
"terimakasih banyak pak buk sudah menerima daya dengan sangat hangat,maaf jika kedatangan saya merepotkan bapak dan ibu" ucap Adrian sembari bersalaman dengan Ayah dan Ibu suci.
"percayalah nak, jika kalian berjodoh mau sejauh apapun kalian berpisah pasti akan dipertemukan kembali" ucap Ayah Suci sambil berjalan mengantarkan Adrian ke tempat parkir mobilnya.
Adrian tersenyum mendengar ucapan Ayah Suci. setelah sampai di depan mobil Adrian kembali bersalaman dan memeluk Ayah Suci. Kemudian ia naik kedalam mobil. Adrian melambaikan tangannya kemudian melajukan mobilnya.
****
bus sudah sampai diterminal jogja, Suci turun dari bus sambil menoleh ke kanan ke kiri lalu ia berjalan menuju pintu keluar. Suci berjalan sambil memainkan hp untuk memesan ojek online, tiba-tiba ada yang menyenggol pundaknya. Suci menoleh kearah orang itu ternyata seorang wanita muda yang cantik berhijab, berkaca mata dan memakai gamis.
"maaf kak,saya tidak sengaja" ucap wanita itu sambil membungkukkan badannya
" tidak apa-apa kak, justru saya yang harus bertanya apa kakak tidak apa-apa" tanya Suci dengan lembut.
Wanita itu menggelengkan kepalanya sembari menepuk bagian yang kotor dibajunya. Suci mengajaknya untuk duduk dulu jika ia tidak tergesa-gesa. Wanita itu pun menganggukkan kepalanya dan menerima tawaran Suci.
Keduannya lalu menunu disebuah warung depan terminal, Suci pun membeli 2 minuman lalu membayarnya. ia lalu berjalan menuju wanita tadi dan menyodorkan minumannya.
"terimakasih kak" ucap wanita itu sambil membuka botol minum lalu meneguknya.
Suci lalu duduk disebelah wanita itu, dan meneguk minumannya. Suci menyodorkan tangannya dan mengajaknya berkenalan. Wanita itu bernama Dinda, diberasal dari jakarta dan akan berkuliah dijogja. Ini pertama kalinya ia datang ke joga.
"aku juga baru sampai dijogja, namaku Suci Kumaira" ucap Suci dengan tersenyum.
mereka pun mengobrol sebentar, Suci berencana mencari tempat kos didekat kota. Mendengar ucapan Suci dinda pun juga mengatakan jika ia mau mencari kos didekat kota. Setelah mengobrol panjang lebar akhirnya mereka memutuskan untuk ngekos bersama.
Mereka pun memesan taksi online, dan menunggu diwarung itu. Setelah menunggu beberapa menit taksi pun datang, mereka lalu masuk kedalam taksi.
Taksi melaju dengan perlahan menuju tempat tujuan mereka. Didalam mobil keduanya memainkan ponsel masing-masing, mereka memberi kabar keluarga mereka masing-masing jika mereka sudah sampai dijogja.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai dipusat kota, Suci dan Dinda sama-sama menyodorkan uang untuk membayar taksi. Supir taksi pun binggung akan mengambil uang siapa. mereka sama-sama tersenyum.
" biar aku yang bayar aja kak Suci, tadi kan aku udah ditlaktir minum" ucap Dinda sambil menarik tangan Suci.
Suci tersenyum kepada Dinda, sang Supir akhirnya mengambil uang dari tangan Dinda. Lalu mereka berdua turun dari taksi. Setelah taksi pergi mereka berjalan sambil memainkan hp untuk mencari tempat kos yang cocok untuk mahasiswa seperti Dinda.
Setelah berjalan cukup jauh dan bertanya satu demi satu kos yang tersedia didekat kota, akhirnya mereka bertemu satu kos yang cocok untuk mahasiswa namun sayangnya kos tersebut 1 kamar hanya untuk 1 orang. tadinya mereka mau 1 kamar berdua tapi ternyata sudah penuh, karna masing-masing dari mereka sudah merasa lelah mau tidak mau mereka akhirnya membayar kos tersebut.
ibu kos memberikan kunci mereka, dan mereka pun berjalan dikamar masing-masing. Kamar mereka bersebelahan, Suci disebelah kanan dan Dinda disebalh kiri. Mereka lalu melambaikan tangan dengan senyum lesu lalu memasuki kamar masing-masing.
Suci menyalakan lampu kamarnya, lalu menaruh barang-barangnya. Ia pun duduk dimeja yang ada dikamar tersebut, melihat dengan intens setiap sudut kamar tersebut. Setelah puas memandangi ruang kamarnya ia lalu mengambil handuk didalam tasnya, ia berniat ingin mandi terlebih dahulu sebelum merebahkan badannya diatas kasur.
setelah selesai mandi Suci lalu meletakkan handuk dikursi lalu merebahkan tubuhnya dikasur. Ia memainkan hpnya beberapa saat kemudian terlelap dengan sendirinya,mungki karna badannya sudah sangat lelah.
*****
Dikamar Dinda melakukan hal yang sama dengan Suci. Tapi ia tidak langsung merebahkan badannya, melainkan membersihkan kamar tersebut dan menata barang-barangnya. Dinda memang tipe wanita yang sangat menyukai kebersihan dan ia tidak bisa beristirahat terlebih dahulu jika sekelilingnya masih berantakan.
Setelah semua selesai ia meletakkan kacamatanya diatas meja barulah kemuduan ia merebahkan tubuhnya diatas kasur. Dinda pun juga terlelap seketika. jam berjalan begitu cepat tidak terasa senja sudah tiba, Dinda terbangun dari tidurnya karna mendengar seseorang mengetuk-ngetuk pintu kamarnya.
Ia segera bangkit dan memakai kerudung serta kaca matanya kemudian membuka pintu tersebut, ternya Suci yang mengetuk pintu itu.
"kamu sudah makan din" tanya Suci dengan lembut
Dinda menggelengkan kepalanya, Suci lalu mengajak dinda mencari makan diluar, dinda lalu mengambil tas dan ponselnya kemudian mengunci pintu kamarnya.
Kedua berjalan menyusuri pusat kota, mencari-cari warteg yang buka disekitar situ. akhirnya mereka menemukan warteg lalu memesan 2 nasi dengan lauk serta es teh manis. ibu warteg lalu membuatkan pesanan mereka, keduanya duduk disamping meja warteg sambil memainkan hp masing-masing.
Pesananmu akhirnya jadi mereka lalu menyantap makanan tersebut, keduanya sama-sama diam dan menikmati makanan masing-masing.
Seteleh selesai makan mereka pun membayar makanan mereka masing-masing. Kemudian dari warteg tersebut.
Keduanya berjalan kembali ke kos,saat ditengah perjalanan Suci melihat tulisan didepan restoran cepat saji, disana tertulis lowongan kerja untuk wanita yang masih single. Suci lalu mencacat nomor telfon yang tertera disana.
" kak Suci mau ngelamar disini" tanya dinda dengan polosnya
" iya din mumpung ada yang dekat, nanti setelah sampai kos aku akan langsng membuat surat lamaran kerja" ucap Suci kepada dinda.
Keduanya lalu kembali berjalan menuju kos,sesampainya dikos Dinda ikut masuk ke kamar Suci. Dinda menggelengkan kepalanya karna kamar Suci yang masih berantakan.
"kenapa din kok wajahnya begitu setelah melihat kamarku" tanya Suci sedikit heran
"kok kamar kak Suci belum dibersihkan sih, emangnya gak gatel apa kalo langsung ditiduri tanpa dibersihkan terlebih dahulu" ucap Dinda mengomeli Suci.
Suci hanya tersenyum malu, akhirnya Dinda membantu Suci membersihkan kamarnya. Sembari membersihkan Kamar Dinda bercerita tentang kepribadiannya yang sangat menyukai kebersihan, dia tidak bisa melihat jika keadaan disekitarnya berantakan atau terlihat jorok.
Suci pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanda mengerti maksud Dinda. ternyata Dinda seorang teman yang asik dan ramah, padahal mereka baru saja bertemu namun ia tidak sungkan menceritakan tentang dirinya.
Mungkin ia merasa tidak enak karna tadi sedikit mengomeli Suci, jadi ia berusaha menjelaskan dengan kalimat yang lain.
"tau gak kak, karna kebiasaan bersihku itu aku jadi gak punya temen selama sekolah. Jadi tadi aku berusaha menjelaskan kepada kakak agar kakak tidak tersinggung dengan ucapan ku tersebut" ucap Dinda persis seperti dugaan Suci.
" gak papa din,aku juga suka dengan kebersihan tapi gak terlalu over aja. kalo rasa males nya kumat ya sudah tak pending dulu kerjaannya ntar kalo sudah mood baru ku bersihkan" ucap Suci menceritakan tentang dirinya.
Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya kamar Suci bersih juga. Mereka berdua berbaring diatas kasur, mengatur nafas masing-masing, selang beberapa menit adzan magrib pun berkumandang.
Dinda pamit kembali ke kamarnya untuk melaksanakan shalat magrib, Suci menganggukkan kepalanya. Dinda lalu keluar dari kamar Suci dan masuk kedalam kamarnya sendiri.
Seperti yang dilakukan Dinda ia juga melaksanakan shalat magrib. Setelah selesai ia lalu melipat mukenanya dan menaruhnya di belakang pintu kamarnya.
Suci lalu menulis surat lamaran kerja ia juga sudah menyiapkan surat-surat lainnya. setelah menyiapkan semuanya Suci lalu pergi kekamar mandi untuk mengambil wudhu karna jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam. Badannya pun masih terasa lelah.
Setelah selesai shalat ia berdzikir dan memanjatkan do'a untuk kedua orang tuanya dan juga untuk kebahagiaan Adrian. Tidak bisa dipungkiri jika dirinya masih mencintai Adrian, bukankah memang tidak mudah melupakan seseorang yang sangat kita cintai mungkin butuh waktu yang sangat lama untuk melupakan Adrian.
Suci lalu menaruh kembali mukenanya dibelakang pintu lalu merebahkan tubuhnya keatas kasur. Sembari memainkan hp miliknya, membuka kembali foto-foto dirinya dengan Adrian tiba-tiba air matanya menetes, ia merasa rindu dengan Adrian. Suci pun memeluk hpnya lalu memejamkan matanya yang masih meneteskan air mata itu.
*****
dikota lain Adrian sedang mengendarai mobilnya bukan untuk pulang melainkan pergi ke villa miliknya yang ada dibandung. Ia ingin menenangkan fikirannya disana dan memikirkan matang-matang keputusan yang akan ia ambil nantinya.
Ia membelokan mobilnya ke pom bensin karna bahan bakar mobilnya sudah hampir habis untuk perjalanan yang sangat jauh. Setelah mengantri beberapa menit akhirnya tiba gilirannya mengisi bahan bakar.
selesai dari pom bensin Adrian lalu melajukan mobilnya kembali, baru ia akan menuju villanya yang ada dibandung tiba-tiba hpnya berbunyi. Disitu tertulis nama ibunya ia lalu meminggirkan mobilnya dan mengangkat telfon tersebut.
"Assalamualaikum bu,ada apa ibu menelfonku" ucap Adrian
"Waalaikumsalam, pulanglah nak ayahmu sedang kritis dirumah sakit" ucap Ibu Zulaikha dengan terisak .
Seketika Adrian langsung melajukan mobilnya dan berputar arah kembali ke jakarta. mobil Adrian melaju dengan sangat kencang.
Selang beberapa menit Adrian sampai dirumah sakit tempat Ayahnya dirawat, ia lalu masuk dan menuju tempat informasi untuk menanyakan dimana ayahnya dirawat. Adrian lalu berlari menuju kamar Ayahnya, sesampainya didepan kamar ia lalu mengatur nafasnya kemudian mengetuk pintu kamar dengan perlahan.
Tubuh Ayahnya terbaring lemah diatas kasur dengan selang oksigen dihidungnya dan infus yang menancap ditangannya. Adrian lalu menghampiri Ayahnya kemudian mencium pipi Ayahnya sambil mengucapkan salam dikuping ayahnya.
" Ayah bangunlah Adrian sudah pulang" ucap Adrian dengan pelan dan sedikit terisak.
Ayah Adrian tidak merespon sama sekali, lalu Adrian menghampiri ibunya dan mencium tangan ibunya.
memeluk ibunya dengan sangat erat.
Adrian lalu memegang tangan ibunya dan mengajaknya duduk disofa, Adrian menanyakan bagaimana Ayahnya bisa sakit dan sampai koma seperti itu.
"Ayahmu bangun seperti biasa dan ibu keluar untuk menyiapkan minuman ayahmu entah bagaimana
kejadiannya tiba-tiba saat ibu akan memanggil Ayahmu untuk sarapan Ibu sudah melihat Ayahmu terbaring dikamar mandi" ucap Ibu Zulaikha menjelaskan kepada putranya itu.
Adrian meneteskan air mata ia merasa bersalah kepada Ayahnya,bisa jadi karna Ayahnya memikirkan dirinya hingga ia terpleset dikamar mandi.
Adrian menyuruh ibunya pulang untuk istirahat,biar ia yang menunggu disebelah tempat tidur ayahnya. Ibu Adrian pun menurut dan keluar dari kamar tersebut.
Adrian lalu melangkah kekamar mandi untuk mengambil wudhu, kemudian melaksanakan shalat isya'. Setelah selesai shalat Adrian berdo'a untuk kesembuhan Ayahnya dan ia berjanji jika Ayahnya sadar ia akan memenuhi keinginan Ayahnya itu.
Adrian meletakkan sajadah di atas lemari kecil di kamar itu, lalu duduk disebelah Ayahnya. Memegang tangan Ayahnya dengan lembut, ia meminta maaf untuk semua ucapan kasar yang ia ucapkan beberapa waktu lalu. Sambil menyandarkan kepalanya disamping lengan ayahnya itu.
Adrian memejamkan matanya dan terlelap dalam tidurnya. Waktu terus berputar, tangan Ayah Usman tiba-tiba bergerak Adrian seketika bangun dari tidurnya karna merasakan gerakan tangan ayahnya.
Ia lalu memanggil dokter untuk mengecek keadaan ayahnya, dokter pun masuk dan memeriksa keadaan Ayah Usman.
"alhamdulillah pak,ayah anda sudah keluar dari masa kritisnya, sebentar lagi dia pasti siuman" ucap dokter yang membuat hati Adrian lega.
Dokter pun keluar dari ruangan itu, Adrian lalu mendekati Ayahnya. Ia menciumi tangan sang Ayah dengan derai air mata, berharap ayahnya segera sadar.
Adzan subuh berkumandang, Adrian berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu. Dibentangkannya sajadah kelantai kemudian ia menjalankan shalat subuh 2 rakaat. setelah selesai Adrian melipat kembali sajadah tersebut dan menaruhnya ke tempat semula.
Adrian lalu kembali duduk disamping tempat tidur ayahnya,memandangi wajah Ayahnya.