Obsession

Obsession

Satu

Brraaakkkk!!! suara mobil menabrak pembatas jalan. Ana yang baru saja pulang bekerja berlari menghampiri mobil tersebut. Ana melihat sekeliling mobil dan mendapati seorang pria tidak sadarkan diri di kursi pengemudi, dia mengetuk kaca mobil "Tuan.. tuan.. bangun tuan bagaimana ini pintunya tidak bisa di buka" teriak Ana dari balik kaca mobil yang masih berusaha membangunkan pria itu.

Ana mengambil Hp di tasnya "Ada kecelakaan tunggal terjadi, seorang pria terluka di kepalanya cepatlah kesini." ucap Ana di telponnya.

"Tuan.. tuan.. bangun tuan!" Beberapa kali Ana berteriak dan mengetuk kaca mobil. Usahanya tidak sia-sia Pria itu bangun dengan darah mengalir di wajahnya.

Dengan pandangan yang terganggu karena situasi malam hari yang sedang hujan, dia melihat Ana di luar kaca mobilnya. "Tuan.. tuan.. buka pintu mobilmu" teriak Ana.

Pria tersebut akhirnya membuka pintu mobilnya, Ana bergegas mendekati pria itu dan melihat lukanya "Tuan tunggu di sini, sebentar lagi ambulans akan datang." Namun sebelum Ambulans tiba pria itu sudah tidak sadarkan diri lagi. "Tuan.. tuan.. astagah dia pingsan lagi, kenapa belum juga datang sih".

wiuww wiuww wiuww Ambulans pun datang Pria itu di bawa menuju rumah sakit, Ana juga ikut masuk ke dalam Ambulans.

Sesampainya mereka langsung di bawa ke unit gawat darurat seorang dokter langsung memeriksanya "Apa yang terjadi dengannya?"

"Kecelakaan tunggal dokter" ucap Ana.

"Baiklah, lakukan MRI dan CT Scan setelah itu siapkan ruang operasi." perintah dokter kepada seorang perawat.

Perawat itu mengangguk "Baik dok".

"Bagaimana keadaannya dok?"

Dokter itu menatap Ana "Anda siapanya pasien ya"

Ana menggeleng "Aku bukan siapa-siapanya, Ketika terjadi kecelakaan aku ada di sana"

"Baiklah, untuk saat ini kita lihat hasil MRI dan CT Scannya dulu semoga saja tidak ada yang parah mengingat ada luka robek di kepalanya."

Ana bernapas lega "Baik dok."

Ana berjalan menuju kursi tunggu dan beristirahat di sana "Semoga saja tidak ada yang parah kepada pria itu, kasian pasti saat ini keluarganya sedang menunggunya, benar bagaimana supaya bisa menghubungi keluarganya ya?."

Seorang perawat datang menghampiri Ana, Ana pun berdiri dari duduknya "Bagaimana sus?" tanya Ana.

"Untungnya tidak ada yang parah, hanya saja dokter tetap akan melakukan operasi kecil untuk menjahit luka robek dikepalanya."

"Baik sus, terimakasih" ucap Ana, suster itu pun kemudian pergi.

Ana melihat jam ditangannya "sekarang sudah pukul 12 malam, apa sebaiknya aku pulang saja ya" pikir Ana.

Ana menggeleng "Sebaiknya aku tunggu di sini sampai dia sadar agar aku bisa menghubungi keluarganya"

Setelah beberapa jam penanganan pria itu kemudian di pindahkan ke ruang perawatan Ana juga ikut masuk menemani menunggu pria itu sadar.

Karena waktu sudah sangat larut Ana yang sudah seharian bekerja akhirnya memutuskan untuk tidur di sofa yang terletak di sebelah ranjang dekat jendela.

Keesokan paginya Ana pun terbangun dari tidurnya dan mendapati pria itu sedang duduk di atas ranjangnya sembari melihat ke arah jendela.

Ana bergegas bangun dan menghampirinya "Bagaimana keadaanmu Tuan?" tanya Ana tersenyum.

Tuan itu diam tak bergeming dengan tatapan melihat ke arah jendela.

"Tuan katakanlah sesuatu?"

Tuan itu menoleh dan menatap Ana "Kau siapa?"

Ana nyengir "Aku orang yang menemukanmu ketika terjadi kecelakaan tadi malam. Begini saja tuan sebentar lagi aku akan bekerja, aku hanya ingin pastikan Tuan menghubungi keluarga tuan"

"Pergilah!" ucap tuan itu.

"Tapi tuan.."

"Aku bilang pergi, aku tau apa yang harus aku lakukan" bentak tuan itu.

Ana yang tidak terima di bentak setelah apa yang dia korbankan demi menunggunya sadar Tuan itu akhirnya melampiaskan kekesalannya. "Dasar tidak tau terimakasih!"

Tuan itu menatap tajam Ana "Apa kau bilang?"

Ana tersenyum sinis "Anda tuli Tuan, Aku bilang tidak tau terimakasih"

Tuan itu berdiri "Kau bilang aku tuli! Seenaknya saja kau berkata, kau tidak tau siapa aku?".

"Aku tidak tau anda siapa tuan, tapi dari sikap anda sekarang saya jadi tau orang seperti apa anda". Ucap Ana kesal. Setelah apa yang dikatakannya, Ana pun ingin beranjak pergi.

Langkah Ana terhenti, Tuan itu menarik tangan Ana memberi tatapan tajam "Setelah apa yang kau katakan barusan, kau ingin pergi begitu saja. Selesaikan di sini sekarang juga atau kau akan berurusan denganku selama hidupmu!"

Tok! tokkk! Seorang perawat masuk mereka menoleh ke arah perawat. Perawat menghampiri dan tersenyum "Permisi maaf mengganggu, minta waktunya sebentar ya.."

Ana menghempaskan tangan Tuan itu dan pergi meninggalkannya, seolah tidak peduli dengan apa yang di katakan Tuan yang sudah ia tolong.

Melihat kepergian Ana yang seakan tidak peduli dengan ucapannya, Tuan itu memandang kepergian Ana dengan tersenyum sinis.

-

-

-

To be continued...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!