NovelToon NovelToon
Dendam Terpendam Sang Pemimpin

Dendam Terpendam Sang Pemimpin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Meindah88

Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.10

Nisa, bagaimana dengan Kinara ? "

Nisa dikerumuni oleh teman-temannya dan

karyawan lain pun ikut penasaran, mereka ingin tahu nasib Suci selanjutnya.

" Aku tidak tahu, semoga Kinan baik-baik saja." ucap Nisa sambil berdoa.

" Kasihan ya Kinan, baru saja masuk kerja malah dipecat secepat ini." ujar teman yang lain.

" Siapa yang memecat, Kinara? Perasaan tidak ada yang dipecat kok, " geram Nisa  membantah ucapan temannya itu.

"Lalu untuk apa bos memanggil Kinara keruangannya kalau bukan untuk dipecat ? " Lagian Kinan baru kerja di sini, tidak masuk akal kan jika bos memerlukan bantuannya. " Teman Nisa tidak mau kalah.

" Kalau Kinara dipecat, berarti pak Dirga keliru karena Kinan tidak melakukan kesalahan apapun. " Ucap Nisa makin geram.

" Itu kan suka-suka pak Dirga mau pecat siapa, karena perusahaan ini miliknya.

Nisa masih ingin membantah tiba-tiba Merry sekertaris Dirga masuk ke ruangan mereka.

" Ada apa ribut-ribut ?"Lebih baik kalian bekerja daripada bergosip yang tidak bener,"ucap Merry memarahi Nisa dan teman-temannya.

" Dan satu lagi, saya berharap apa yang dikatakan temanmu itu benar-benar terjadi, semoga gadis bernama Kinara dipecat hari ini juga," ujarnya kesal.

Nisa sangat marah mendengar Kinara jadi bahan ledekan di kantornya.

" Tidak usah digubris Nis, biarkan saja Bu Merry mengatakan sesukanya, jangan mencari masalah dengannya!"

Seorang pria bernama Heru membujuk Nisa agar tidak melanjutkan perdebatan mereka yang tidak ada untungnya.

Tok Tok Tok."

"Masuk ! " Sahut suara bariton dari dalam.

Jantung Kinara terasah ingin copot saat itu, kini tubuh mungilnya makin bergetar menatap pintu yang ada di depannya. Dengan ragu Kinan membukanya.

" Ceklik."

Kinan masuk dengan langkah pelan, matanya tertuju pada sosok mata tajam yang sedang menatapnya.

" Pe- permisif pak, anda memanggil saya ? "tanyanya sopan dan terlihat gugup.

" Anda yang bernama Kinara Putri? " Datar Dirga dan menatap dingin wajah cantik milik gadis di depannya. Dia merasa tidak bosan-bosan memandangi wajah itu.

" I- iya pak, saya bernama Kinara Putri.

" Bagus, kalau begitu bawah berkas ini ke ruanganmu dan selesai kan secepatnya! " Ucapnya tegas.

Kinan menatapnya, banyak pertanyaan dibenak gadis itu.

" Kenapa menatapku ? Kamu keberatan dengan tugas yang kuberikan, silahkan angkat kaki dari perusahaan ini sekarang juga. "Sikap Dirga semakin dingin pada Kinara.

" Ti-tidak pak, saya senang dengan pekerjaan yang bapak berikan. " ujar Kinara menunduk.

"Lalu kenapa masih di situ ?

" Ta- tapi pak, bukankah ini pekerjaan sekertaris, " ujarnya pelan lalu menunduk tidak berani menatap wajah tampan bosnya.

Bima semakin menatap tajam padanya setelah apa yang dikatakan gadis di depannya itu.

" Kamu berani membantah perintahku, siapa pemimpin di sini ? Saya atau anda ?

Dirga sedikit gerram ketika Kinan membantah perintahnya.

Kinan semakin menunduk memilin ujung jilbabnya, hari ini dirinya benar-benar kena sial.

" Baik pak, kalau begitu saya permisi, " ucapnya dan langsung keluar.

" Hupps, Alhamdulillah akhirnya aku keluar juga dari ruangan yang penuh sesak itu.

" Ujar Kinan mengusap dada lega.

" Kinan kamu dipecat ya ?" kepo teman-teman sekantornya.

Kinan mengerutkan kening bingung dengan penuturan temannya.

" Tidak kok,aku tidak dipecat, " ujarnya menatap balik teman-temannya.

" Masa sih, lalu kenapa bos kita memanggilmu ?

" Oh itu, ada berkas yang harus kukerjakan ," ujarnya dan temannya ikut lega mendengar itu.

Merry yang sempat mengikuti Kinara dari belakang ingin tahu apa yang terjadi. Mendengar ucapan Kinan, betapa kecewanya dirinya ketika tahu bahwa Kinara tidak dipecat.

"Kalau Kinara masih bekerja di sini, suatu saat nanti dia akan merebut posisiku sebagai sekertaris pak Dirga, ini tidak boleh dibiarkan dan aku harus melakukan sesuatu." ucapnya setelah berhasil menguping pembicaraan dengan temannya.

Kinara, apa yang dikatakan bos ? Nisa pun ikut kepo.

" Berkas ini lo mbak, aku disuruh menyelesaikannya hari ini juga," ujar Kinan menunjukkan berkas-berkas yang di bawah dari ruangan atasan nya.

"Apa ? " Pekik Nisa dan teman-teman yang lain ikut menatapnya terkejut.

" Berkas sebanyak ini mau diselesaikan saat ini juga," ulang Nisa memastikan.

Kinara mengangguk dengan perasaan ketar-ketir, dirinya pun tidak yakin akan mampu menyelesaikannya sesuai perintah pak Dirga.

" Lho, ini kan seharusnya tugas Bu Merry sekertaris pak Dirga, kenapa kamu yang dikasih ?" Heru ikut menimpali.

Kinan hanya bisa menggeleng tanda tidak tahu menahu.

" Tidak apa-apa, aku mau belajar juga," Kinan berusaha tersenyum di depan teman-temannya.

Nampak teman-teman sekantornya mulai bergosip tentang dirinya, Kinan tidak ingin peduli semua itu karena ada pekerjaan yang harus dia selesaikan secepat mungkin.

" Kinan kamu tidak apa-apa kan, " Nisa ikut kasihan melihat Kinan, karyawan baru tapi diberi tugas seberat ini.

" Tidak apa-apa kok mbak," ujarnya mengulas senyum tipisnya.

" Mbak bantu ya," tawar Nisa lagi.

" Tidak usah mbak, nanti pak  Bima tahu bagaimana ?

" Memangnya kenapa kalau pak Dirga tahu ? " tidak ada masalah kan.

" Pak Dirga mau aku sendiri yang menyelesaikannya mbak," mata Kinara mulai berkaca-kaca.

Nisa mengangguk seolah-olah memahami Kinan. Sementara di ruangan lain, Dirga mengamati cctv-nya. Dia melihat semua apa yang terjadi di ruangan yang di tempat Kinan.

Seulas senyum terbit di bibirnya kala melihat gadis yang dibencinya mulai merasakan siksaannya.

" Ini baru permulaan, dan masih banyak lagi permainan yang harus kamu hadapi. Mari kita lihat, apakah ibumu Hanum bisa menerima kenyataan atas apa yang telah dialami putrinya. Aku rasa dia tidak mampu," ujarnya penuh dendam.

Dia harus merasakan bagaimana orang yang kita kasihi menderita tak berdaya dan itu yang akan kulakukan pada gadis itu.

Pemuda itu berdiri mengambil sebatang rokok dan menyesapnya depan jendela ruangannya.

" Kamu sendirilah memulai masuk di kandangku, dan aku hanya memulainya saja.

"Aku tidak akan membiarkanmu lepas dari genggamanku," Dirga mengepalkan tangan.

Kini hari semakin sore, karyawan lain mulai satu per satu mengangkat kaki pulang dari tempat kerja mereka. Berbeda dengan gadis cantik bersyari'i itu, dia masih sibuk berkutat di depan laptop.

" Kinan, tidak apa-apa kan mbak pulang duluan, soalnya ibu mbak sakit.

" Iya mbak, tidak apa-apa kok.

Nisa pulang dengan perasaan tak enak hati pada Kinan, tapi mau mana lagi ibunya sedang sakit dan cuma sendirian di rumah.

" Ya Allah, masih banyak yang belum selesai, bagaimana Kinan bisa pulang?" gumannya.

Dia menatap di sekelilingnya, tinggal beberapa orang saja di tempat itu, dia khawatir jika sampai malam pekerjaannya belum selesai

Tok tok tok"

Kini Kinan berada di depan pintu atasannya, memberanikan diri menemuinya. Sejak tadi mengetuk pintu belum namun ada sahutan dari dalam.

" Tok tok tok"

Mencoba kembali mengetuk pintu tapi hasilnya tetap nihil.

" Cari siapa mbak ?" Keliling servis mengamati Kinan yang sejak tadi berada di depan ruangan atasannya.

" Saya ingin menemui pak Dirga, apa beliau ada di dalam? " tanyanya penuh harap.

" Pak Dirga sudah pulang sejak tadi mbak.

Mendengar itu Dirga seakan ingin menjerit, bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa Dirga melakukan hal ini padanya ?

Dirga sepertinya sengaja melakukan ini padaku, baiklah aku juga ingin pulang. Kalau Dirga marah karena tugasku belum selesai, besok aku jelaskan alasanku padanya,"gumannya lalu bergegas keluar dari tempat kerjanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!