Yasmina Salsabilla atau yang akrab dengan sapaan Billa ini mengalami ketertinggalan dari teman-temannya yang sudah lebih dulu lulus kuliah disebabkan keterbatasan ekonomi dan membuatnya mengambil kuliah sambil bekerja. Akhirnya Billa dibantu oleh pamannya yang merupakan adik kandung dari almarhum ayahnya.
Dikarenakan mempunyai hutang budi, sang paman pun berniat menjodohkan Billa dengan anak salah satu temannya. Dan tanpa sepengetahuan sang paman, ternyata Billa sudah lebih dulu dilamar oleh Aiman Al Faruq yang tak lain adalah dosen pembimbingnya. Bukan tanpa alasan dosen yang terkenal dingin bak es kutub itu ingin menikahi Billa. Namun karena ia tidak mau mempunyai hubungan dengan sepupunya yang ternyata menaruh hati padanya. Aiman pun memutuskan untuk menikahi Billa agar sepupunya tidak mengganggunya lagi.
Bagaimana kisahnya, apakah Billa menerima lamaran dosennya ataukah menerima perjodohan dari pamannya?
Cerita ini 100% fiksi. Skip bila tidak suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisy Faya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji untuk kesuksesan
Saat ini Billa sudah berkutat kembali di depan laptopnya, merevisi apa yang sudah dikoreksi oleh Dosennya. Billa masih mengingat jelas kejadian tadi siang di cafe, dimana mulutnya benar-benar harus diberi pelajaran, karena kurang ajar di depan Dosennya. Bisa-bisanya dia keceplosan bercanda seperti itu.
Hari ini sangat aneh bagi Billa, mulai dari menerima pesan untuk konsul skripsi di cafe dari Dosennya, sampai akhirnya sang Dosen mengantarnya pulang. Billa menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan memori kejadian hari ini, lebih baik ia fokus untuk merevisi skripsinya.
Sebuah panggilan masuk ke ponselnya dari pamannya, sebenarnya Billa sangat malas untuk menjawab panggilan itu, tapi pamannya pasti akan marah jika ia melewatkan panggilan telepon tersebut.
“Assalamualaikum Paman.” Ucap Billa pelan.
“Belum juga ada kabar kalau kuliah kamu akan selesai hah? Sebenarnya apa yang kamu lakukan disana, atau jangan-jangan kamu sibuk main atau pacaran disana, mulai hari ini saya tidak akan lagi membantu kamu, dan juga kamu harus membayar semua uang yang sudah saya keluarkan untuk kamu selama ini, dasar anak tidak tahu diri.” Lalu panggilan itu langsung ditutup secara sepihak oleh sang paman.
Tidak ada sedikitpun belas kasihan dari sang paman untuknya. Padahal jika mengingat kenapa pamannya bisa sukses seperti sekarang, bisa memiliki jabatan yang bagus saat ini, itu semua berkat almarhum Ayah Billa lah yang menyekolahkannya dulu, Ayah Billa bekerja keras demi adiknya agar memiliki masa depan yang cerah, tidak seperti dirinya yang hanya Buruh pekerja bangunan.
Setelah begitu banyak pengorbanan almarhum Ayahnya, sudah sewajarnya sang paman menolong keponakannya, sebagai bentuk balas budinya, tapi yang terjadi saat ini ia hanya terlihat seperti pengemis dimata pamannya.
Tangisnya tak bisa terbendung, begitu sakit hatinya mengingat jalan hidupnya yang jauh dari kata bahagia. Seolah tak ingin larut dalam rasa kecewa yang seperti tak ada ujungnya itu, ia menyeka air mata kemudian kembali fokus pada laptop di depan nya.
“Akan aku buktikan pada kalian, kalau aku bisa juga meraih kesuksesan, dan semoga umur kalian panjang sehingga bisa melihatku sukses nanti.” Ucapnya untuk menguatkan diri.
Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya, dan itu dari Aira, seorang siswi SMA yang selama ini belajar dengannya untuk persiapan masuk kuliah. Ya Billa juga merupakan seorang tutor les bagi siswa yang ingin mengikuti jalur UTBK. Sudah banyak anak didikannya yang berhasil tembus masuk ke Fakultas Ekonomi, entah memang hasil dari belajar mereka bersama Billa atau mungkin memang sudah rezeki mereka.
Kesuksesan merekalah yang membuat Billa semakin dikenal sebagai tutor yang hebat, dan membuat mereka menyebarkan berita itu ke adik tingkat mereka, sehingga setiap tahun Billa selalu mendapatkan siswa yang akan belajar dengannya. Terkadang lucu mengingat Billa yang mampu membantu meloloskan mereka untuk masuk kuliah, namun tidak mampu meloloskan dirinya untuk menyelesaikan kuliahnya.
Selain menjadi tutor pengajar, Billa juga menyempatkan diri menjadi seorang penulis lepas, ia sering menulis beberapa artikel di Blog pribadinya, hasilnya memang tidak banyak, namun terkadang cukup untuk membantu memenuhi kehidupan sehari-harinya.
Sedangkan uang hasil mengajar les, yang hanya setahun sekali itu, ia simpan untuk keperluan uang semesternya, dan berbagi sedikit dengan ibunya. Walaupun terkadang ia memang memerlukan bantuan dari pamannya, untuk membayar biaya kost dan juga untuk menutupi kekurangan uang semesternya. Terkadang sahabat nya Ocha, yang akan membayar sendiri biaya kostnya, yang membuat Billa merasa tidak enak hati dengan sahabatnya itu. Namun Ocha selalu mengatakan untuk tidak perlu memikirkan itu, orang tuanya yang memang sengaja membayar biaya kost mereka berdua. Sangat beruntung ia bisa dipertemukan dengan Ocha.
Billa membalas pesan dari siswanya, dan mengatakan jika mereka akan belajar nanti setelah maghrib di rumah salah satu siswanya yang biasa mereka gunakan sebagai tempat belajar dan juga lokasinya berada di dekat kostan Billa.
***
Jam setengah 11 malam Billa baru kembali ke kost nya setelah selesai mengajar. Tubuhnya terasa remuk, mengingat dari pagi ia sudah memforsir tubuh kurusnya ini untuk terus berkegiatan, mulai dari pagi ia ke kampus, siangnya konsul dengan Dosen yang bukan hanya membuat raganya yang lelah namun juga jiwanya, sorenya merevisi skripsi, dan malam harus mengajar. Namun Billa menjalani itu semua dengan penuh syukur. Ya, ia bersyukur masih diberi rezeki untuk bekerja.
Ia memanaskan air di dapur, dengan tujuan ingin mandi air hangat agar sedikit lelahnya bisa terobati. Setelah mandi dan merasa rileks, Billa langsung menuju kamar untuk tidur, sudah saatnya tubuhnya diberi jatah istirahat. Mengingat besok pagi ia akan kembali ke kampus untuk konsultasi skripsi.
Sebelum terlelap ia menyempatkan diri untuk melihat ponselnya sejenak, karena dari tadi ia melupakan benda itu.
Namun sebuah notifikasi pesan yang masuk sejak 30 menit yang lalu membuatnya membulatkan mata.
Pak Aiman Dosbing 😈
Kamu dari mana, malam-malam keluyuran di jalan?
Ia kaget membaca pesan itu, apakah tadi Pak Aiman melihatnya ketika pulang, dimana Dosen aneh itu melihatnya. Kalau memang melihat kenapa tidak menyapa pikir Billa.
Cari angin saja tadi pak, gerah saya habis revisi skripsi.
Setelah membalas itu, ia langsung menyimpan ponselnya dan memilih untuk segera tertidur.