mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.
Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelahiran Kembali
Reruntuhan itu seperti panggung baru bagiku tempat di mana aku akhirnya merasa cocok dengan segala hasrat dan kegilaan yang selama ini mengendap di dalam diriku. Batu-batu besar yang runtuh, retakan-retakan yang seolah berbisik tentang cerita lama yang terlupakan, dan udara tebal yang menyelimuti setiap langkahku. Namun, aku bukan lagi orang yang sama. Kaelan yang lama sudah mati, dan di sini, di dunia yang baru ini, aku dilahirkan kembali dengan kekuatan yang mengalir dalam darahku.
Di hadapanku berdiri sosok berjubah, mata tajamnya menatapku dari balik bayangan. Dari dekat, aku bisa melihat lebih jelas: tinggi dan tegap, dengan jubah hitam panjang yang berdesir oleh angin, seolah-olah kain itu terbuat dari bayangan itu sendiri. Rambutnya keperakan, kontras dengan kulitnya yang pucat. Wajahnya kaku, seperti patung, dan matanya berwarna kuning tajam, seperti mata predator yang menatap mangsanya. Dia memandangku, tapi tak ada emosi di sana hanya rasa dingin yang menusuk.
“Aku yakin kau punya banyak pertanyaan, Kaelan,” katanya, suaranya rendah namun tajam, terdengar tenang, tapi penuh otoritas.
Aku hanya memandangnya, bibirku melengkungkan senyum tipis. “Lebih tertarik untuk tahu siapa kamu.”
Dia tertawa pelan, lalu menundukkan kepala sejenak. “Namaku Razen,” katanya. “Aku bukan musuhmu, tapi juga bukan teman. Aku lebih seperti penjaga penjaga gerbang dunia ini. Aku adalah satu dari mereka yang menyaksikan kegelapan yang sedang bangkit di tempat ini, dan kau, Kaelan, adalah bagian dari rencana yang lebih besar.”
Aku tidak bergerak, tapi aku memperhatikan setiap detail dari sosok ini. Wajahnya tampak tak mengenal usia, seolah waktu sendiri tidak bisa menyentuhnya. Di balik jubahnya, aku bisa melihat kilatan dari sesuatu yang tampak seperti perisai atau pelat logam, menandakan bahwa dia tidak hanya seorang pengamat, tetapi juga seorang pejuang.
“Kau menyebut dirimu penjaga. Tapi penjaga dari apa?” tanyaku, meski sebagian diriku sudah tahu bahwa jawabannya pasti menarik.
“Dunia ini bukan dunia biasa. Tempat ini, Kaelan, adalah titik pertemuan antara kekuatan cahaya dan kegelapan. Dulu, tempat ini dihuni oleh mereka yang mencoba mencari kebenaran tentang kekuatan itu, tapi semua berakhir dengan kehancuran. Sekarang, yang tersisa hanyalah bayangan makhluk-makhluk yang lahir dari kegelapan yang mendalam. Tugasku adalah memastikan bahwa hanya yang terkuat yang bertahan. Dan sekarang, kau ada di sini… terlahir dari petir dan darah.”
Aku mengangkat satu alis. “Jadi kau di sini untuk mengujiku? Apa yang terjadi jika aku gagal?”
Razen menggeleng pelan, senyum tipis muncul di wajahnya. “Jika kau gagal, kau akan menjadi seperti yang lainnya hilang di dalam bayang-bayang, menjadi makhluk yang tak lebih dari sekadar cangkang kosong, haus akan kekuatan tapi tanpa jiwa. Tapi jika kau berhasil… kekuatan yang kau miliki akan berkembang. Dan kau bisa menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar manusia.”
Aku bisa merasakan jantungku berdetak lebih cepat. Di balik ancaman kematian itu, ada janji sesuatu yang jauh lebih menarik. Kekuatanku akan berkembang, dan dunia ini penuh dengan tantangan yang menungguku. Inilah yang aku inginkan.
“Kau masih belum menjelaskan tujuanmu,” kataku, ingin tahu lebih banyak tentang pria misterius ini.
Razen mendesah, mengangkat pandangannya ke langit yang kelabu. “Tujuanku sederhana. Aku ada untuk memastikan keseimbangan. Dunia ini dunia yang kau bangunkan adalah tempat di mana kekuatan kegelapan dan cahaya selalu bertempur. Aku… hanyalah penyeimbang, seseorang yang memastikan bahwa tidak ada yang terlalu jauh melampaui yang lain.”
Dia menatapku kembali, tatapan tajamnya menusuk seolah bisa membaca isi pikiranku. “Dan kau, Kaelan, adalah bagian dari permainan ini. Kekuatan dalam dirimu bisa menjadi alat yang ampuh. Tapi bagaimana kau menggunakannya, itulah yang akan menentukan apakah kau menjadi bagian dari cahaya… atau jatuh ke dalam kegelapan.”
Aku menahan senyum. “Kegelapan terdengar lebih menarik.”
Razen tidak tersenyum, tapi matanya berbinar tajam. “Itulah yang dikatakan oleh banyak orang sebelum mereka lenyap.”
Dia berbalik, mulai berjalan lagi menuju hutan kelam yang membentang di depan kami. Jubahnya melambai tertiup angin, dan aku bisa mendengar suara ranting-ranting patah di bawah kakinya. “Jika kau ingin hidup di dunia ini, Kaelan, kau harus kuat. Hanya yang terkuat yang bisa bertahan di sini. Di dalam hutan itu,” dia menunjuk ke arah pohon-pohon yang tampak merayap seperti tangan-tangan raksasa, “ada makhluk yang akan menjadi ujian pertamamu. Bayangan yang lahir dari kegelapan, dan mereka akan memburu setiap kilatan cahaya yang kau pancarkan.”
Aku mengulurkan tanganku, dan petir mulai melesat di antara jari-jariku. Kekuatan itu, begitu mentah dan liar, berdesir dalam nadiku seperti binatang yang haus akan kebebasan. “Makhluk bayangan, ya?” Aku mendengus. “Ini bahkan lebih mudah daripada yang aku bayangkan.”
Razen berhenti, memutar kepalanya sejenak, matanya memperingatkan. “Jangan meremehkan mereka, Kaelan. Banyak yang telah datang sebelum dirimu, membawa kekuatan yang mereka pikir tak terkalahkan. Dan banyak dari mereka yang hilang tanpa jejak.”
Aku menatap lurus ke arah hutan yang gelap itu, senyum puas mengembang di wajahku. “Aku bukan mereka.”
Tanpa ragu, aku melangkah maju, meninggalkan Razen di belakang. Rasanya seperti darahku mulai berdesir lebih cepat, tubuhku merespons tantangan yang ada di depan. Hutan gelap itu penuh dengan bahaya, tapi justru di situlah letak kesenangannya. Petarungan pertama dalam kehidupan baruku menanti, dan aku tak sabar untuk melihat seberapa jauh aku bisa mendorong batas kekuatanku.
Razen berdiri diam di belakangku, suaranya terdengar samar di antara angin. “Ini hanya awal, Kaelan. Ingat, dunia ini bukan tentang kemenangan cepat. Ini tentang bertahan.”
Aku hanya tersenyum, melangkah lebih dalam menuju kegelapan, siap menghadapi segala yang akan datang.
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏