Dendam Terpendam Sang Pemimpin
Gadis itu harus meninggalkan rumah ini! Dia sudah mencoreng nama baik aku di depan rekan-rekanku. Dengan menolak lamaran putra Baskara, sama saja dia tidak ingin tinggal di rumah ini lagi," ucap suami Hanum dengan wajah merah padam.
" Jaga ucapanmu! Dia adalah putriku, aku yang membesarkannya." teriak Hanum menentang sang suami.
" Dia sudah mempermalukan kita, bagaimana bisa kamu masih menganggapnya sebagai putrimu? Dia hanya menyus4hkan kita saja.
Seorang gadis berparas cantik bernama Kinara Putri tengah melewati kamar mewah itu. Sayup-sayup terdengar suara berisik dalam kamar, sang bunda dan suami beradu mulut karena dirinya.
"Perih," itu yang dirasakan seorang gadis berparas cantik itu.
Angin semilir berhembus dan kencangnya. Langit mendung disertai hujan rintik-rintik membasahi gadis tersebut. Kaki jenjangnya melangkah menelusuri jalanan sepih. Gadis itu mengusap lengan yang terasa dingin menusuk dinding kulit.
" Aku harus ke mana?" ucapnya seorang diri.
Malam ini meninggalkan rumah kediaman Hanum ibu angkatnya. Setelah mendengar p3rdeb4tan hebat antara sang bunda dengan suaminya, Kinarah berpikir untuk pergi saja. Toh, kehadirannya di rumah itu tidak diinginkan oleh ayah angkatnya. " Sakit, tentu saja."batinnya.
Mata kini menoleh ke arah kanan dan kiri, rasa takut seketika menyelimutinya. Suasana seperti ini membuat bulu kuduknya ikut merinding. " Jangan takut,!" Ucapnya.
Ia memberanikan diri untuk tetap berjalan demi menjauhi rumah yang selama ini membuatnya nyaman. " Maafin Kinan, bunda!" Aku harus pergi. " Ucapnya.
Air mata kini jatuh membasahi pipi cantiknya. Wajah ayu tanpa polesan itu kini terlihat sembab akibat banyak menangis.
" Aku harus kuat," ujarnya lagi.
Matanya menelisik sebuah rumah kecil yang tidak ada penghuninya. Beberapa pikiran yang terus mengh4ntuiny4.
" Ngeri deh," ucapnya bergidik ngeri.
Meskipun begitu, ia tetap pergi ke gubuk tersebut untuk ditempati bernaung.
Di saat Kinan merenungi apa yang baru saja yang terjadi, sebuah mobil menghampirinya dan membuatnya terkejut.
" Kinarah," panggil seorang pemuda tampan yang notabenenya sahabatnya sendiri.
" Faz, kamu ngagetin aku." Ucapnya terdengar kesal dan Fazha terkekeh sesaat.
" Kamu sedang apa di tempat seperti ini?" tanya Fazha penuh keheranan.
Berbagai macam tanda tanya dibenaknya melihat sang sahabat keluar malam-malam.
" A-aku pergi dari rumah bundaku," ucapnya terdengar lirih.
Sontak Fazha terdiam mendengar penuturan sahabatnya.
" Kenapa?" tanya Fazha dipenuhi rasa penasaran.
" Aku hanya ingin pergi, aku selalu memberi beban pada bunda Hanum membuatku merasa bersalah. " Ucapnya.
Namun Fazha tidak mempercayai apa yang dikatakan sahabatnya sekaligus wanita yang sangat dicintainya. Tidak mungkin Kinan meninggalkan tempat itu begitu tanpa ada sesuatu hal." Pikirnya.
Alasan yang diberikan tidak masuk akal menurut Fazha.
" Masuk yuk!" Malam ini kamu bermalam di apartemen aku. Jangan khawatir, di sana ada adikku Hani." Tawar Fazha sang sahabat.
Fazha membawa gadis pujaannya di sebuah apartemen yang sudah dibelinya. Dia tidak mungkin membiarkan gadis pujaannya menderit4.
Segala macam bujukan Fazha pada gadis tersebut agar ikut dengannya, namun Kinan masih tetap menolak ajakan Fazha.
" Baiklah, kalau kamu tidak ingin ikut, aku telepon sekarang Tante Hanum." Ancaman Fazha membuatnya berhasil membawa gadis tersebut ke apartemennya.
" Kenapa kamu meningg4lk4n rumah bundamu?" Bukankah dia sangat menyayangimu?" Aku yakin, Tante Hanum pasti mencarimu ke mana-mana. Pasti dia sangat mengkhawatirkan mu.
Ucapan Fazha membuat Suci seolah tert4mpar ker4s.
" Aku harus bagaimana? Suami bunda ternyata tidak menyukaiku. Malam ini dengan terang-terangan dia mengusirku." Ucapnya begitu sedih.
Fazha mendengar apa yang dikatakan sahabatnya.
Memang benar jika suami Hanum tidak setuju dengan adanya Kinara tinggal di rumahnya. Dia beranggapan karena kehadiran Kinan sehingga istrinya sulit mendapatkan seorang anak. Hanum selalu mementingkan keinginan kemanakannya itu sehingga ia tidak memperhatikan dirinya sendiri untuk memiliki anak. Ia tidak tahu saja bahwa selama ini Hanum bolak-balik menemui dokter kandungan dengan ditemani keponakannya sendiri.
Ya, Kinara Putri, kerap kali dipanggil Kinan, dia adalah keponakan Hanum dari saudara laki-laki yang bernama Haris dan namun telah m3ningg4l karena suatu kejadian. Waktu itu ayah Kinn tiba-tiba jatuh sakit setelah mendengar pers3lingkuhan istrinya bersama temannya sendiri, hingga menyebabkan kehil4ng4n ny4w4nya.
Sejak saat itu Hanum berinisiatif untuk mengangkat keponakannya sendiri sebagai putrinya.
Mengingat kasih sayang Hanum membuat Kinan menitipkan air mata penuh rasa bersalah.
" Maafin Kinan, Bunda!" Suatu saat nanti aku akan membalas kebaikanmu." Lirihnya.
Fazha ikut kasihan melihat gadis yang dicintainya tengah bersedih.
" Bagaimana aku bisa membantumu?" tanyanya menatap sahabatnya.
Kinan yang tengah sibuk menghapus air mata berbalik menoleh sahabatnya. Pria itu sangat baik padanya. Tidak pantas rasanya dia memberi harapan palsu pada pria tampan ini.
Bukannya Kinan tidak peka, hanya saja dirinya merasa tidak pantas dengan Fazha.
Di tengah lamunannya, Kinan masih mengingat ucapan ayah angkatnya. " Jangan pernah kembali mengganggu ketenangan kami!" Pergilah sejauh-jauhnya tanpa meninggalkan jejak sedikit pun!" Ucapan tersebut sangat menyayat hati Kinan.
Ternyata selama ini kehadirannya di rumah itu menjadi beban baginya.
"Bukankah dulu suami bundanya berjanji pada Oma bahwa dirinya akan menyayangi Kinan seperti anaknya sendiri?" Batin Kinan
Tapi yang didengar malam ini benar-benar membuatnya terkejut.
Tidak lama kemudian mobil yang dikendarai Fazha telah sampai di sebuah apartemen. Seorang gadis remaja datang menjemputnya di depan pintu. Ia pun terkesima dengan wajah yang dimiliki gadis yang dibawa sang kakak.
" Ekhm,"deheman gadis tersebut seolah menggoda sang kakak.
mendelik hanya mendelik melihat tingkah sang adik.
" Kak, apa dia gadis yang ada di dompet kakak?"tanyanya mengedipkan mata.
Mata Fazha melotot seketika. Hani benar-benar membuatnya semakin kesal.
" Awas kamu, ya. Aku akan mengurangi jajanmu. Uang jajanmu ada di tanganku. " Ucapnya membuat mata Hani membolah.
" Ih..kakak, tega ya sama adik sendiri. "Ujarnya dengan bibir cemberut.
Fazha yang melihat adik kakak itu yang saling menggoda, sejenak beban pikirannya menghilang.
Hani mengajak Hanan ke dalam kamar dan menyuruhnya untuk istirahat.
" Mbak pasti capek, silahkan istirahat!" ujarnya ramah.
Kinan tersenyum lembut pada gadis remaja tersebut, sama seperti sang kakak, gadis itu terlihat sangat menghargai orang.
" Kalau mbak butuh sesuatu, panggil Hani ya!" ucapnya kemudian keluar dari kamar tersebut.
Setelah memastikan gadis remaja itu keluar, Fazha berpikir dimana ia harus mencari tempat tinggal selanjutnya?" Dirinya tidak boleh tinggal berlama-lama di apartemen Fatan
" Aku tidak boleh membebani Fazha dengan kehadiranku di sini. Besok aku akan meminta bantuan pada Fazha, untuk mencarikanku tempat kontrakan. "ucapnya dengan menatap ruangan tersebut.
Tangan lentik itu memperhatikan gawainya. Sebuah pesan dari bundanya tapi ia tidak berani untuk membukanya.
" Kinan minta maaf, Bunda. Aku harus pergi jauh-jauh dari kalian. Kinara berharap kalian bahagia.
Fazha merebahkan tubuhnya menatap langit-langit kamar. Rindu pada sang bunda membuat tangan lentiknya menatap kembali ponselnya. Gambar Hanum bersamanya terlihat sangat bahagia di foto itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Nurgusnawati Nunung
Awal yang bagus..
2024-10-24
1