Sesilia gadis berumur 21 tahun yang cantik dan polos. Dia di besarkan di panti asuhan karna dia yatim piatu, setelah lulus Sekolah dia memutuskan untuk bekerja dan menyewa rumah untuk ia tinggali. Dia merasa sangat bahagia karna memiliki pacar yang sangat baik dan tampan, tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama karna ternyata pacar yang selama ini dia anggap baik, ternyata malah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
"Sesilia, dengar kan aku. Aku tak akan menyakiti mu tolong tenang lah" kata Steven yang masih menenangkan sesilia. Sesilia masih berontak.
"SESILIA AKU MENCINTAI MU!" teriak Steven yang membuat sesilia terdiam dan menatap nya.
"Apa kau mengatakan itu hanya untuk menenangkan kan ku? Aku tidak butuh itu Steven. Lepas kan aku, aku tidak ingin menikah dengan pria seperti mu!" kata sesilia menatap benci pada Steven.
"Kenapa kau sangat membenci ku hanya karna kejadian hari ini sesilia. Aku melakukan nya untuk menyelamatkan mu, aku tidak mau dia menyentuh mu. Aku tidak ingin ada orang lain selain diriku yang menyentuh tubuh mu. Aku mencintaimu sesilia, percaya lah padaku" kata Steven memegangi wajah sesilia.
"Beri aku waktu, tinggalkan aku sendiri" kata sesilia.
"Baiklah, tapi berjanjilah padaku. jangan menyakiti dirimu sendiri sesilia. Jika kau ingin memukul ku pukul lah aku,,, aku tidak ingin kau terluka" kata Steven.
"pergilah" kata sesilia membuang muka.
Steven pun melepas pelukan nya, ia menatap sesilia sedih. Karna wanita yang ia cintai membenci nya, Steven mengerti mengapa sesilia seperti ini. Sesilia bahkan tidak mampu melukai orang lain dengan kata kata nya bagai mana bisa dia melihat pembunuhan di depan mata nya, hati sesilia sangat lembut maka dari itu ia tak pernah bisa mengerti Steven, walaupun Steven melakukan nya demi menyelamat kan nya.
karna bagi sesilia, Sebesar apapun kesalahan nya, kita sebagai sesama manusia tidak berhak saling membunuh.
Didalam kamar sesilia masih meringkuk, ingatan tadi masih terbayang jelas di pikiran nya
Disisi lain, Steven sedang berada di bawah tanah dengan sebotol alkohol yang menemani nya. Ia duduk di kursi sambil menyaksi kan Bella yang sudah lemas bahkan ia sudah tidak bisa mengeluarkan suara nya karna kecapean. karna sedari tadi ia masih di pakai oleh beberapa pria.
"Lakukan terus! Jangan sampai berhenti sebelum dia pingsan karna kelelahan!" perintah Steven.
"Baik tuan" kata salah satu pria itu.
Tak berapa lama akhirnya Bella pun pingsan.
"Sudah, biarkan dia di ubin itu sampai dia sadar kembali. Ayo keluar dan kunci pintu nya" kata Steven
"Baik tuan", mereka pun segera memakai celana nya, lalu mereka pun keluar dan langsung mengunci pintu nya dari luar.
...****************...
*DRTTTTT DRTTTTT DRTTTTT
Ponsel Steven tiba tiba berdering.
"Halo, Bu. Ada apa?" tanya Steven
"Stev, ayah mu sudah sadar. Apa sesilia sudah memberitahu mu" kata bianca.
"Belum Bu, sesilia sedang berada di markas ku sekarang" kata Steven.
"Bagaimana bisa? apa kau sudah menceritakan segala nya?" tanya Bianca.
"Belum, Sepertinya sesilia mengikuti ku tadi Bu, saat aku sedang memberi pelajaran pada Bella. Sesilia melihatku, namun pengawal ku dengan cepat mengetahui keberadaan sesilia dan meneriaki nya. Sesilia panik saat itu, ia berlari ke ruangan pria gila itu, dan pria gila itu menangkap sesilia. Aku tidak memiliki cara lain, jadi ku tembak kepala pria itu saat sedang memeluk sesilia.,,, sesilia shock dan pingsan. Lalu aku membawa nya ke kamar pribadi ku, namun... Sekarang sesilia seperti nya membenci ku. Ia sangat ketakutan bahkan saat aku mencoba menenang kan nya. Aku harus bagaimana Bu? Aku mencintainya, aku tidak ingin dia menjauhi ku bu" kata Steven menceritakan kejadian itu.
"Tenang lah stev, ibu akan bicara padanya. Kau kemarilah, jaga ayah mu. Dan ibu akan ke markas mu untuk menenangkan sesilia, sebaiknya kau jangan dulu menemui nya. Ia pasti sangat trauma" kata Bianca.
"Baik Bu, aku akan segera kesana" Kata Steven.
...****************...
"Ayah" Steven memeluk sang ayah yang masih terlihat lemas.
"Ada apa stev?" kata Eric lemas.
"Aku hanya merindukan mu ayah" kaya Steven yang masih memeluk sang ayah.
"Tapi jika kau terus memeluk ku seperti ini, seperti nya aku akan mati karena sesak napas" kata Eric.
"oh maaf kan aku ayah" Steven langsung melepaskan pelukan nya.
"Baiklah kalau begitu, ibu pergi dulu. Jaga ayah mu,,, sayang, aku akan pergi sebentar HM" kata Bianca pada Steven dan eric.
"Hati hati sayang" kata Eric dan Bianca pun langsung mengangguk.
......................
*TOK TOK TOK
*CEKLEK
"Sesilia" kata Bianca, terlihat sesilia yang melamun duduk di atas ranjang menghadap ke arah jendela luar. tatapan nya kosong
Bianca pun menghampiri sesilia. Dan memeluk nya dari samping.
"ibu" tangis sesilia pun pecah, walaupun sesilia kecewa dengan Steven tapi ia tak pernah membenci Bianca. Ia sudah menganggap nya seperti ibu nya sendiri karena Bianca sangat baik pada nya.
"Menangis lah sayang" kata Bianca memeluk dan mengusap usap kepala sesilia
"Hiks.....Hiks....Hiks" sesilia masih menangis di pelukan Bianca.
Setelah melihat sesilia sudah semakin tenang baru lah Bianca mengendurkan pelukan nya
"Lihat ibu sayang, ibu sudah tau apa yang terjadi. Maaf kan stev, dia memang ceroboh jika menyangkut orang yang ia sayangi. dia terlalu cepat mengambil keputusan agar orang yang ia cintai tidak mengalami hal yang tidak di ingin kan. Apa kau tahu? Stev tidak pernah jatuh cinta pada wanita mana pun. Bahkan banyak gadis gadis yang mendekati nya secara terang terang an namun ia tolak, Itu sebab nya ibu, ayah dan kakek selalu mencarikan jodoh untuk nya. karna ibu merasa khawatir, ibu takut stev tidak menyukai wanita. Namun saat stev datang bersama dengan mu, rasa takut itu hilang. Ibu tahu jika kalian awal nya hanya berpura pura, ibu sudah mendapatkan informasi kalian. Namun saat stev membawa mu ke rumah, sorot mata nya mengatakan bahwa dia benar benar menyukai mu, dia mencintai mu" jelas Bianca, sembari memegangi wajah sesilia
"A.....apa? Ibu tahu semua yang terjadi? Ibu tahu jika aku pernah di ju...Jual?" kata sesilia menatap Bianca
"Iya sayang,,,,, ibu sangat ingin memeluk mu saat tahu itu terjadi, betapa menyakitkan nya bagi mu untuk berjuang seorang diri. Tapi aku bernafas lega saat mengetahui bahwa stev langsung menyelamatkan mu dari Club itu dan membawa mu pulang... Tolong lah sesilia, jangan tinggal kan stev. Dia baru saja jatuh cinta, apa kamu akan mematahkan nya? Dan juga ibu sudah sangat menyayangi mu sesilia, ibu sudah menganggap mu seperti anak ibu sendiri" kata Bianca. bulir putih yang sedari menggenang pun akhirnya tumpah
"Ibu, jangan menangis, maaf kan aku" kata sesilia menghapus air mata Bianca.
"Kamu tak perlu meminta maaf, kamu tidak salah sayang. Aku hanya sedih memikir kan mu bagaimana dulu bisa ada orang sekejam itu untuk menjual mu, padahal kau anak yang baik" tangis bianca pun pecah.
"Aku tak apa Bu, berhentilah menangis" sesilia memeluk Bianca.
Setelah Bianca tenang, sesilia pun mulai berbicara.
"Aku hanya terkejut melihat Steven seperti itu Bu, aku tidak menyangka ia akan melakukan nya. Dan seperti nya, tadi aku melihat nya sedang menonton seseorang yang sedang berh*b*Ng*n b*d*n dengan beberapa pria. Kenapa dia seperti itu Bu?" tanya sesilia
"Sebaik nya kamu tanyakan langsung pada Steven. Dia akan menjelaskan semua nya, percaya pada ibu. dia tak seburuk itu" kata Bianca memegang tangan sesilia.
"Hmmmm.... Baiklah Bu" kata sesilia.
"Yasudah, kamu mau pulang ke apartemen atau ke mansion?" kata Bianca.
"Aku ingin ke rumah sakit menemui stev dan ayah, setelah nya nanti aku akan putuskan" kata sesilia.
"Baiklah, Ayo kita ke rumah sakit" kata Bianca.
...****************...
*CEKLEK
steven berbalik menoleh ke arah pintu dan ternyata itu sesilia, Steven pun terkejut
"Sesilia" Steven menghampiri sesilia.
"Ada yang ingin aku tanyakan" kata sesilia.
"Baiklah ayo, kita ke taman belakang rumah sakit" kata Steven menggandeng tangan sesilia.
Sesampai nya di taman mereka duduk di salah satu bangku kosong.
"Stev, aku melihat mu sedang menonton wanita yang sedang berh*b*Ng*n dengan beberapa pria. Kenapa stev?" tanya sesilia.
"Baiklah, aku akan menceritakan semua nya pada mu. Sebenarnya aku seorang mafia, seperti yang kamu tahu mafia seperti apa, seperti itu lah diriku. Pria yang aku tembak itu dulu musuh ayah ku, dia hampir membunuh seluruh keluarga ku karna persaingan bisnis lalu aku menangkap nya dan membuat nya gila. Lalu beberapa tahanan Disana, mereka semua yang telah membuat keributan di wilayahku dan merugikan banyak orang bahkan merenggut nyawa orang lain yang tak bersalah, dan untuk wanita itu. dia Bella, dulu dia sangat terobsesi dengan ku. Ayah nya lah yang dulu menyekap mu, dan sekarang Bella yang sudah mencelakai ayah ku. Jadi aku menyiksa nya dengan cara memberikan per*ngs*Ng dan menyuruh anak buah ku untuk menuntas kan nya sampai dia pingsan seperti itu terus selama 40 hari. Jika dia bertahan hidup dia akan bertemu dengan ayah nya. Dan jika tidak, dia akan menyusul ibu nya ke alam baka" jelas Steven dengan wajah datar...
Sesilia terdiam sejenak.
"Aku hanya menghukum orang yang sudah membuat masalah dengan ku sesilia. Aku tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Jadi tolong, jangan tinggal kan aku. Aku mencintai mu, sungguh. Sejak pertama aku melihat mu aku sudah jatuh hati pada mu sesilia. Maka dari itu aku menyuruh Zeco untuk mencari tau tentang mu" kata Steven.
"Aku sudah mengerti, aku ingin pulang. Kepala ku masih sakit" kata sesilia.
"Ayo ku antar, kita akan pulang ke mansion" kata Steven.
Sesilia tak menjawab ia langsung berjalan meninggalkan Steven yang masih duduk di bangku taman.
"Tunggu sesilia, kau mau kemana? Kenapa meninggalkan ku?" kata Steven.
"Ayo, kau bilang akan mengantarku ke mansion" kata sesilia tanpa menoleh pada Steven. Seperti nya ia masih sangat kecewa dan belum menerima kenyataan bahwa pria yang akan menikahi nya adalah seorang mafia.
"Ayo" Steven menggandeng tangan sesilia.
Mereka pun masuk ke mobil dan langsung menuju ke mansion.
baru bener..dan masun akal