Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Pelayan yang menyebalkan
Sementara Kirana yang meninggalkan pesta, perempuan itu kembali ke kamarnya dan langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur lalu berbaring di tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar.
'Apa alasan aku berpindah ke tempat ini? Tidak berpindah, jelas-jelas aku sudah mati karena tertembak tapi kemudian datang ke sini? Kenapa jadi seperti novel?' gerutu Kirana yang masih belum mengerti Bagaimana caranya dia bisa berpindah tempat dan masuk ke tubuh orang lain yang memiliki nama yang sama dengannya.
"Hah,,, Apa itu penting? Bukankah masih hidup saja sudah cukup baik?" Ucap Kirana pada dirinya sendiri sambil mengangkat lengannya dan melihat lengannya yang gemuk.
"Setelah keluar dari tempat ini, aku akan menghabiskan waktu di gym," kata Kirana sambil menurun tangannya dan bersiap untuk tidur.
Saat perempuan itu hendak memejamkan matanya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
Tok tok tok...
Kirana merasa malas untuk berdiri, sehingga dia berpikir untuk mengabaikannya saja tetapi kemudian ketukan pintu yang lain kembali terdengar di telinganya.
Tok tok tok...
"Hah,,," Kirana menghela nafas gusar sambil turun dari tempat tidur dan membuka pintu dengan kesal.
Terlihat di depan pintu seorang pelayan yang tadi bertemu dengannya di ruang pasien kini kembali berdiri di hadapannya.
Raut wajah pelayanan itu tampak tidak senang dan berbicara dengan ketus, "kemasi barang-barangmu dan ikuti aku!" Perintah sang pelayan.
"Kenapa?" Tanya Kirana.
"Kau berani bertanya? Lakukan saja sesuai perintahku! Dasar perempuan bodoh, itu saja tidak bisa mengerti," geeutu sang pelayan sambil berbalik menarik ponsel dari sakunya untuk memainkan ponsel sambil menunggu Kirana selesai bersiap-siap.
Tetapi dia terkejut ketika bajunya tiba-tiba saja ditarik dari belakang dan dia pun memasuki kamar Kirana.
Bam!
Kirana menutup pintu dengan keras lalu mengulurkan tangannya mengambil sebuah pisau yang terletak di atas meja dan mengulurkan pisau itu ke lehernya.
"Bagaimana menurutmu kalau aku melukai diriku disini dan bilang Pada semua orang kalau kau yang sudah melakukannya?" Ucap Kirana membuat sang pelayan sangat terkejut.
Meski perempuan di hadapannya diabaikan oleh semua orang dan dianggap bodoh, tetapi
tuan besar tidak akan tinggal diam kalau sesuatu yang buruk terjadi pada perempuan itu apalagi luka sayatan pada tempat yang tidak bisa disembunyikan akan membuat tuan besar dengan mudah mengetahui nya.
Tapi kenapa perempuan bodoh itu sekarang jadi lebih pintar? Bahkan Sudah berani membantah ucapannya dan mengancamnya?
"Apa yang kau lakukan sekarang? Letakkan pisau itu dan cepat bereskan barang-barangmu!" Tegas sang pelayan masih belum mengerti situasi.
"Ha ha ha,,,," Kirana tertawa, "Sepertinya kau tidak percaya aku bisa melakukannya ya," kata Kirana segera menurunkan pisau dan mengambil ancang-ancang untuk menusuk dagunya ke atas.
"Jangan!!" Teriak sang pelayan dengan cepat mengulurkan tangannya menghentikan tangan Kirana.
"Baiklah, tetaplah berada di sini Kau tidak perlu mengikutiku," ucap sang pelayan sebelum dia pergi dari kamar itu.
"Perempuan bodoh sial itu, dari mana Dia mendapat keberanian?" Gerutu sang pelayan dalam hati sambil melangkahkan kaki menyusuri koridor.
Perempuan itu kembali ke kamar Luna yang berada di lantai paling atas kapal.
Tok tok tok....
Pintu langsung terbuka memperlihatkan Luna telah selesai mandi dan hanya menggunakan jubah mandi saja.
"Bagaimana? Perempuan itu sudah pindah kamar?" Tanya Luna bersemangat. Pokoknya rencananya harus berjalan dengan lancar!
"Maafkan saya, tapi dia tidak mau pindah Dan Dia mengancam saya akan melukai dirinya sendiri kalau misalnya aku menyuruhnya pindah," ucap sang pelayan.
"Apa?! Pokoknya lakukan sesuatu agar perempuan itu masuk ke kamar itu! Atau katakan padanya kalau Christian yang menyuruhmu memindahkan kamarnya ke tempat yang lebih baik!" Perintah Luna.
"Tapi bagaimana kalau dia kembali mengancam untuk---"
"Bodoh! Kau tidak bisa memutar otakmu untuk mencari cara lain?" Gerutu Luna Sebelum dia menutup pintu kamarnya dengan keras membuat sang pelayan menggertakkan giginya.
'Perempuan ini, kalau saja dia tidak akan menjadi Nyonya rumah keluarga Mataram di masa depan, aku tidak akan pernah mau mengikuti semua perintahnya!' gerutu sang pelayan dalam hati sebelum dia bergegas kembali ke depan pintu kamar Kirana.
Tok tok tok.
Kirana yang hendak tidur kini kembali menatap ke arah pintu kamar, dia kesal, 'Siapa lagi yang datang?' gerutu Kirana menghampiri pintu.
Clek!
Begitu pintu terbuka semua Kirana kembali berdecak kesal, "ck! Apalagi yang kau inginkan?" Tanya Kirana dengan suara yang ketus.
"Maafkan aku atas apa yang terjadi tadi. Tapi tuan muda pertama menyuruhku mengantarmu ke kamar di lantai 3. Itu kamar yang jauh lebih baik dan jauh lebih luas dari seni, fasilitasnya juga akan membuatmu merasa nyaman," ucap sang pelayan sambil menahan rasa kesalnya, karena Ini pertama kalinya dia bicara dengan sangat halus pada perempuan di hadapannya dan perempuan itu tampak merendahkannya.
"Hm,,," Kirana berpikir sesaat, dia tidak bisa mempercayai pelayan itu begitu saja karena dia adalah salah satu kaki tangan Luna.
Tetapi berpikir bisa pindah kamar adalah sesuatu yang baik maka Kirana pun dengan cepat menganggukkan kepalanya, "tentu saja, tunggu sebentar," ucap Kirana kembali menutup pintu kamarnya lalu perempuan itu membereskan barang-barangnya.
Setelah selesai membereskan barang-barangnya, Ia pun mendekati pintu namun tidak langsung membuka pintu Tetapi lebih dulu menempelkan telinganya ke arah pintu dan memejamkan matanya untuk fokus mendengarkan gerak-gerik pelayan di seberang pintu.
"Hah,,, Kenapa perempuan bodoh itu lama sekali?" Gerutu sang pelayan sambil melihat jam tangannya.
Beberapa saat kemudian pelayan itu kembali lagi menggerutu, katanya, "dia lama sekali. Padahal hanya mau pindah kamar saja! Luna akan memarahiku Jika dia berubah pikiran."
Mendengar ucapan sang pelayan, maka Kirana melemparkan tasnya kembali ke lemari lalu mengunci pintu kamarnya dan kembali berbaring di tempat tidur.
Tak lupa pula perempuan itu menggunakan headset untuk menghindari gangguan kebisingan terutama dari pelayan di depan kamarnya.
Sementara sang pelayan yang sudah menunggu cukup lama, ia akhirnya tidak bisa menahan rasa kesalnya, perempuan itu pun mengetuk pintu kamar Kirana, "kau tidak membuka pintumu?!" Teriak sang pelayan tanpa ada respon dari dalam kamar.
"Hei!! Buka pintunya!" Teriak sang pelayan kini mengetahui kalau perempuan di dalam kamar hanya membohongi nya saja, dia menggedor-gedor pintu itu namun tidak ada respon dari dalam kamar.
"Hah,, sial!" Gerutu sang pelayan sangat kesal.
bilang ajaa terancam yaa ga bs mnguasai hartanya lagi🤪😂
kereeeeeeen
😆😆😆😆😆😆🤣🤣🤣💪💪💪💪💪
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kereeeeen👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪
sama seperti cerita quen mafia
suka banget sama cerita yg SPT ini