Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA DUA SATU
Kinara memarkir mobil, mematikan mesin, melepas sabuk pengaman. Meraih tas selempang yang diletakkan di jok mobil bagian belakang untuk diperiksanya.
Mulai hari ini, Alhambra akan mengikuti kelas layaknya mahasiswa lain. Sebenarnya Kinara cukup terkejut saat Alhambra mengatakan akan mulai ngampus, tapi, tidak dipungkiri jika kabar ini juga membuatnya bahagia.
Alhambra sudah memutuskan untuk tidak lagi membuang-buang waktu. Alhambra akan melanjutkan pendidikan sembari menunggu perawatan dan penyembuhan kakinya selesai
"Kamu yakin mulai masuk kelas lagi?"
"Hmm," angguk Alhambra. Kinara tersenyum lebar, syukurlah kalau sampai di titik ini, Alhambra masih tidak berubah pikiran.
"Tunggu--" Baru akan keluar dari mobil, Alhambra menarik lengan Kinara untuk diarahkan lagi ke hadapannya.
Kinara melongo sejenak, lalu mundur seketika Alhambra maju. "A-apa lagi?" gugupnya.
Akhir-akhir ini, Alhambra sering sekali membuatnya jantungan. Kemarin di Surabaya, Kinara dibuat tak bisa tidur semalaman hanya karena memikirkan ciuman pertama mereka.
Walau sekilas tertancap di bibir, tapi itu ciuman pertama Kinara yang, argh, entahlah, Kinara tak bisa menarasikan POV-nya.
"Apa lagi apanya? Biasanya, kalau pasangan suami istri berangkat kuliah atau kerja. Hal yang dilakukan sebelum itu, ya morning kiss!"
"M-morning kiss?"
Kinara juga sedikitnya tahu kebiasaan orang-orang itu. Okay, Kinara mencoba memahaminya, tetapi bagi Kinara, definisi ciuman itu hanya sesuatu yang menjadi pemicu siksaan di menit-menit setelah ciuman itu terjadi. Karena setelahnya dia masih harus mengondisikan rasa deg-degan yang sulit sekali dikendalikan.
Mengingat bagaimana Kinara tak bisa tidur semalaman, Kinara jadi takut tidak fokus dengan mata kuliahnya nanti. Padahal, hari ini ada workshop penulisan sastra.
"Bra--"
Seakan-akan tahu penolakan yang akan dilakukan Kinara, Alhambra langsung meraih sebelah rahang Kinara sepihak demi melabuhkan kecupan pagi harinya.
Kali ini cukup lama, bahkan Alhambra sengaja menggigit bibir bawah Kinara agar terbuka dan memiliki kesempatan untuk memasukkan ujung indera perasa-nya.
Mungkin, cukup puas penyatuannya, Kinara hanya diam selama itu. Sampai, Alhambra mundur melepaskannya, dan langsung kembali menyerang saat Kinara ingin protes.
"Hambra--" Kali ketiga saat Kinara ingin mengomel, Alhambra selalu memberikan ciuman tambahan yang lebih mendalam.
Kinara mulai tahu aturan mainnya, dia diam saja atau Alhambra akan menciumnya kembali dengan kecupan yang lebih gila.
"Mau lagi?" Kinara menggeleng.
Bukan hanya karena debar-debar dadanya, Kinara juga tak mau terus menerus menjadi pusat perhatian teman- teman kampus yang mulai menatap ke arah mobil mereka.
"Keluar sana!" Alhambra melempar sebuah album foto yang reflek Kinara tangkap.
Di mana saat Kinara membukanya, Kinara dibuat tercengang oleh wajah-wajah teman-teman kampus yang sudah diberikan sticker muka marah Alhambra dengan kedua tangan menyilang bahkan kepala bertanduk.
Artinya, wajah-wajah yang diberi tanda khusus tersebut, haram untuk diajak mengobrol. Dan salah satu diantaranya ada wajah Depa, Rochmat dan Daniel yang notabenenya sahabat Alhambra sendiri.
"Hah--"
Protes sama berarti satu ciuman, baru saja Alhambra mengecup bibir Kinara yang bahkan masih ternganga lebar.
"Keluar sana!" dorong Alhambra.
Kinara hanya menghela napas karena protes pun dirasa percuma. Setiap protesnya, dihukum dengan satu kecupan yang masih mendapat respon yang sama dari jantungnya.
"Ciyee, ngampus bareng suami ni?" Depa menyapa saat sepasang suami istri itu sudah sama-sama turun dari mobil.
Kinara sempat melirik Alhambra yang menatapnya tajam. Tak ada sapaan balik, Kinara hanya tersenyum kecil sambil melewati Depa dan teman-teman lainnya.
Rochmat menatap Kinara yang belum jauh dari pandangannya. Kinara menarik dengan celana jeans biru longgar, kaus putih longgar dan kemeja berukuran besar yang tidak terkancing sebagai out fit luarannya.
"Makin hari, Kinara makin cantik aja ... Argh!!" Pujian Rochmat berakhir dengan teriakan tersetrum korek api listrik.
"Kondisikan mata, Lu!"
Alhambra dan pakaian kasual meluncur dengan kursi rodanya, di mana Depa dan teman lainnya setia mengiringi pemuda itu.
Daniel menyenggol lengan Depa yang lekas paham kodenya. "Kayaknya ada yang udah nyungsep love makanya posesif segitunya!"
...\=//°°°®™©™°°°//\=...
Hari-hari berlalu, minggu, bulan, harus berganti sesuai hukumnya. Perlahan tapi pasti, Alhambra menunjukkan sikap yang lebih baik selama menjadi suami Kinara.
Pagi bangun, berangkat kuliah, belajar di tempat les, pulang juga masih memikirkan tugas-tugas semester. Tak lupa, Alhambra juga sudah mulai belajar menggerakkan kaki kiri dan kaki kanannya secara bergantian.
Sudah masuk bulan ke lima dari semenjak dilakukannya operasi penyambungan tulang, Alhambra. Pemuda itu mulai bisa berdiri dengan dibantu dua tongkat kruk empat kaki.
Sayangnya di tahapan ini, Kinara sendiri sering absen menemani Alhambra. Kesibukan di akhir semester membuat Kinara terpaksa sering izin untuk pulang terlambat dan jarang ada waktu untuk Alhambra.
Keduanya hanya bisa bertemu beberapa jam saja dalam sehari meski keduanya masih tinggal di atap yang sama setiap harinya.
Makanya, waktu-waktu krusial mereka di malam hari, mereka manfaatkan untuk saling mendengarkan masing-masing cerita yang dihadapinya di kampus dan di luar kampus.
Menatap laptop yang sama, Kinara dan Alhambra duduk bersisian. Bahkan, Kinara tampak bergelayut di lengan suaminya.
Sesekali, Alhambra melirik wajah lelah dan mengantuk Kinara. "Kalau ngantuk tidur aja!"
Kinara menggeleng. "Nggak kok. Aku masih mau nemenin kamu nyelesain essay."
Alhambra memutar bola matanya, mulut Kinara memang bilang nggak, tapi suaranya lirih diiringi mulut yang reflek menguap.
"Materinya susah?"
"Biasa saja."
Sejatinya, Alhambra bukan lelaki yang tidak bisa menyerap materi kuliah. Alhambra hanya tidak tertarik untuk belajar kewirausahaan.
Namun, sejak Kinara bilang belum pernah melihat uang milyaran, Alhambra termotivasi memberikan hasil kerja kerasnya sendiri.
Sejujurnya, Alhambra belum punya uang sebanyak itu. Makanya, selagi belum ada lukisan yang akan dilelangkan, Alhambra belajar menekuni dunia bisnis yang bahkan masih tidak disukainya.
Tinggal tiga lembar lagi essay yang harus Alhambra kerjakan. Tapi, agaknya leher kaku Alhambra mulai butuh peregangan.
Alhambra menutup laptopnya sebentar, dia akan lanjutkan nanti. Sementara, Alhambra akan quality time bersama Kinara dahulu.
Kebetulan, ada yang ingin Alhambra tanyakan soal Galang siang tadi. "Oya ... hari ini kamu ada kegiatan apa sama Galang?"
Namun, saat matanya beralih pada Kinara, wanita itu sudah memejamkan mata. Bahkan tampak nyenyak di meja belajarnya.
Senyum manis Alhambra terbit tipis-tipis melihat kecantikan alami Kinara. Alhambra sempat mendekati wajah istrinya, sebelum si pemilik terkejut dan membulat mata reflek.
"Mmh--" Kinara baru sadar kalau ternyata barusan dirinya tertidur. "Aku ketidur--"
Bibirnya tercekat oleh pagutan Alhambra yang memang suka sekali dengan ciuman dadakan tanpa aba-aba. Meski demikian, perlahan tapi pasti, Kinara membalas pagutan suaminya.
Dibelainya rahang Kinara. Menyematkan kecupan dalam yang cukup lama, sampai Alhambra merasakan ketegangan prianya ketika raba tangan mulai hinggap ke leher.
"Kinara--" Tiba-tiba pemuda itu terdiam untuk waktu yang lama sebelum berakhir menghela napas berat seraya mendongakkan wajah.
"Kenapa?" Kinara bingung, pasalnya bukan sekali dua kali Alhambra melakukan ini, di mana tiba-tiba saja Alhambra berhenti disaat dia mulai menikmati pergulatan bibirnya.
"Pengen bikin Dedek. Tapi nggak bisa."
makasih outhor kesayangan,rasanya gak mau berenti baca,,kayaknya mau nambah deeeh ciuuus
udah dech ki.. kamu mah kalah ilmu kl sdh dgn daddy sky🤣🤣🤣