Elena Andrade gadis 19 tahun tumbuh diantara keluarga konglomerat yang penuh konflik....
Sang ayah menikah lagi dengan sahabat baik mendiam sang ibu,membuat Elena sering bertengkar dengan ayah nya itu,karna tidak terima sang ayah menikah dengan sahabat masa kecil ibu nya sendiri....
bagaimana kisah nya?
yuk mampir dan baca....
(boca harap minggir)🚩
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 11
Malam berganti dengan pagi,terdengar burung-burung berkicau dengan rian di luar jendela Elena,membuat Elena terganggu dan bangun....
"Haaahh...kenapa seluruh tubuhku terasa sakit?" Elena bertanya kepada dirinya sendiri sambil meremas kepala nya yang terasa pening,namun sedetik kemudian.
"Tunggu! Aku-" Elena tak bisa melanjutkan perkataan nya setelah tau,saat ini dia sudah berada kembali di dalam kamar nya sendiri.
Ia pun perlahan turun dari atas ranjang,lalu berjalan menuju cermin,bertapa ia sangat syok melihat seluruh tubuh nya di penuhi bekas cupan milik pria gangster semalam....
"Aaaaarrrrrrggg! Tidak!" jerit Elena menggelegar dengan keras,sehinga membuat Suzi,tuan Nathan dan Mathew yang sedang sarapan ikut kaget.
"Dia sudah bangung," ucap tuan Nathan bergegas bangkit dari duduk nya,dan berlari menaiki anak tanga.
Mathew dan Suzi pun ikut khawatir,dan berlari mengikuti tuan Nathan dari belakan,saat tuan Nathan membuka pintu kamar Elena,ia sangat syok saat melihat Elena sedang memegan silet di tangan nya dan hendak memoton lengan nya sendiri sambil menangis terisak-isak....
"Elena!" teriak tuan Nathan berlari kencang ke arah Elena,lalu mencekam tangan Elena yang sedang memegan silet.
"Lepaskan Papa! Aku sudah kotor,Aku tidak mau hidup lagi!" teriak Elena meronta.
Tuan Nathan mendengus kesal,lalu meraih silet itu dari tangan Elena,lalu membuang nya kesembarang arah....
"Apa kau sudah gila Hah!" bentak tuan Nathan marah.
Elena pun mematun di tempat,lalu menunduk kepala sambil menangis pilu,yang ia bayangkan saat ini bagaimana pria tua itu merengut mahkota nya saat dia dalam keadaan tak sadarkan diri....
"Pa...aku menyesal karna sudah mencoba kabur dari rumah,dan akibat nya aku di perkaos oleh pria tua itu Pa...aku tidak bisa hidup begini,ini terlalu kotor buat aku,hiks,hiks,hiks," Elena menangis sesuguhkan membuat mereka semua menatap satu sama dengan tatapan bingun.
Namun berbeda dengan tuan Nathan yang langsung menatap Mathew dengan tajam,karna ia pikir Elena pasti sudah bobol oleh Mathew semalam,namun sebelum itu,ia ingin memastikan nya terlebih dahulu dari Elena....
"Elena.kenapa kamu bisa berpikir kalau pria bajing*n itu memperkaos mu? A...apakah kamu merasa ada yang sakit?" tanya tuan Nathan penuh hati-hati.
Elena menggelengkan kepala."Tidak sakit...tapi tubuh Elena penuh dengan cupan nya,dan semalam aku ingat betul,ba~bagaimana dia menyentuhku Pa...ini sangat menjijikan," jawab Elena sambil mengusap seluruh tubuh nya hingga memerah.
"Haaah...kau buat papa takut saja," gumam tuan Nathan mengusap dada bida nya sambil menghela nafas lega.
"Jadi Papa pikir ini baik-baik saja?! Begitu?" tanya Elena menatap tuan Nathan dengan emosi,karna mendengar gumaman tuan Nathan.
"Bu...bukan begitu," Seketika tuan Nathan merasa tersudut karna di salah pahami oleh Elena.
Mathew yang sejak tadi diam,berjalan menghampiri Elena,lalu berdiri di hadapan Elena yang sedang menangis menatap tuan Nathan dengan marah....
"Elena," panggil Mathew dengan suara pelang,namun tegas.
Seketika Elena tersadar,lalu mendongak menatap Mathew dengan takut....
"I...iya Om," sahut Elena.
"Kamu tidak percaya kepada kami?" tanya Mathew dingin.
"A...aku tidak atau," jawab Elena terbata-bata bingun.
"Baiklah,Om akan panggil dokter wanita untuk mengecek kamu,agar kamu percaya kalau bajing*n semalam itu tidak melakukan apa-apa kepadamu," ucap Mathew mengeluarkan ponsel nya,lalu menghubungi rumah sakit.
Elena dan tuan Nathan pun terdiam,sedangkan Suzi memilih pergi dari sana,karna dia tau kalau Elena sangat membenci dirinya....
(Beberapa menit kemudian)
Para dokter pun datang,dan membawa perlengkapan lengkap masuk ke dalam kamar Elena,dan tuan Nathan dan Mathew di suruh keluar,agar mereka segera memeriksa Elena....
"Nona Elena.Anda baik-baik,dan anda masih perawan,tidak perlu khawatir," ucap dokter wanita itu sambil tersenyum menatap Elena.
"Serius Dokter?" tanya Elena membulatkan terheran-heran.
"Iya,aku sudah memeriksa nya,tidak ada tanda lecet akibat pemaksaan atau apapun," jawab Dokter wanita itu dengan jujur.
"Kalau begitu,aku aman dong,dan keperawanan ku masih terjaga," batin Elena senang bukan maen.
"Terima kasih Dokter!" seru Elena turun dari atas kasur,dan langsung memeluk Dokter wanita tersebut.
"Hahahaha! Lihatlah kamu,sekarang kamu boleh tenang kan?" tawa Dokter itu dengan rian,lalu membalas pelukan Elena.
Elena pun mengangguk dengan cepat."Iya Dokter,aku sangat senang," sahut Elena.
"Baiklah,kalau begitu aku permisi dulu,karna harus menangani pasien yang lain," selah Dokter wanita itu,lalu melepaskan pelukan.
Elena pun mengangguk dan melepaskan pelukan nya,sebelum pergi,dokter wanita itu pun memberitahukan hasil pemeriksaan nya kepada tuan Nathan,Mathew dan Suzi,dan mereka pun merasa lega....
"Ternyata aku salah menilai Mathew," batin tuan Nathan diam-diam menatap Mathew dengan rasa bersalah.
gercep amat si mathew