Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
[Saya adalah asisten dari pemilik kalung itu. Boleh saya meminta alamat anda?]
Pagi ini Rachel mendapatkan pesan dari nomor yang dia hubungi semalam. Nomor tersebut meminta alamatnya Rachel. Tapi Rachel merasa lebih baik dia sendiri yang mengantarkan kalung tersebut ke rumah pemilik kalung itu.
[Aku lagi di sekolah. Biar aku aja yang mengantarkan kalung itu setelah pulang sekolah. Aku pasti akan mengantarkannya ke alamat yang tertera di papan pengumuman.]
Tak lama kemudian Rachel mendapatkan pesan balasan dari Boy, asistennya Maxime.
[Baiklah kalau begitu.]
Saat ini Rachel sedang berada di dalam kelas, hanya sendirian. Karena murid yang lain belum datang.
Rachel tidak sengaja mendengar suara langkah seseorang yang sedang masuk ke dalam kelas. Gadis itu pun tersenyum manis ketika melihat guru idolanya sedang berdiri di hadapannya.
"Ternyata kamu sudah sampai di sekolah. Padahal tadi saya mencarimu, siapa tahu kita mau berangkat bersama lagi."
Siapapun yang mendapatkan perhatian seperti itu hatinya pasti akan sangat merasa tersentuh. Termasuk Rachel. Walaupun sebenarnya dia tidak paham, mengapa Alvin sangat perhatian sekali kepadanya.
"Kebetulan aku berangkat ke sekolah pagi sekali, Pak."
Alvin duduk di kursi yang ada di depan Rachel, dia meletakkan satu bungkus roti di atas meja, "Pasti kamu belum sarapan? Aku punya roti untukmu. Rasa keju, kesukaan kamu."
Rachel pun terdiam sambil memandangi gurunya itu, dia menjadi teringat dengan ucapan Gebby, bagaimana kalau ternyata Alvin memang naksir kepadanya? Mengingat sikap Alvin yang sangat perhatian kepada Rachel. Sampai Alvin tahu apa saja yang Rachel sukai.
"Kenapa Bapak sangat baik padaku?"
Alvin nampak gelagapan diberikan pertanyaan seperti itu oleh Rachel. Pria itu terlihat salah tingkah. "Kenapa kamu bertanya seperti itu?"
"Tidak apa-apa. Hanya saja aku takut salah mengartikan perhatian yang bapak berikan."
Alvin terdiam sejenak, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Kemudian dia menjawab pertanyaan dari Rachel. "Jangan salah paham. Hubungan kita hanya sebatas murid dan guru. Tidak lebih dari itu."
Entah mengapa hati Rachel sangat terluka mendengarnya. Bagaimana bisa dia tidak salah mengartikan. Jika hampir setiap hari Alvin selalu memberikan perhatian kepadanya dan juga sering membantunya. Walaupun selama ini Rachel selalu berusaha untuk memperingatkan hatinya, bahwa dia tidak boleh memiliki perasaan lebih kepada gurunya itu.
...****************...
"Sepertinya aku salah mengartikan perhatiannya. Tapi kenapa dia sangat perhatian kepadaku? Bahkan dia selalu membantuku?" Rachel bercerita sambil menangis kepada Gebby. Kemudian dia membersihkan ingusnya dengan tisu.
Saat ini mereka sedang duduk di rooftop sekolah.
Ternyata seperti ini rasanya patah hati. Padahal dari dulu Rachel berusaha untuk membatasi perasaannya kepada Alvin. Tapi bagaimana hatinya tidak luluh, jika perlakuan Alvin kepadanya sangat begitu manis.
"Itu juga yang membuat aku gak paham. Jujur aku merasa Pak Alvin naksir kamu, Hel. Buktinya sama murid yang lain dia gak seperhatian itu." Ucap Gebby.
Rachel pun berhenti menangis, "Apa mungkin karena dia menganggap aku masih kecil? Padahal sebentar lagi usiaku 18 tahun."
"Tetap aja usia segitu terlihat masih bocah bagi orang dewasa."
Rachel pun terdiam. Seharusnya dia memang tidak boleh berharap lebih kepada Alvin. Walaupun dia sangat penasaran mengapa Alvin bisa seperhatian itu kepadanya. Mungkin dimata Alvin, dia adalah seorang gadis yang masih kecil.
"Ya udahlah, mending kamu move on aja. Bukannya hari ini kamu mau mengantarkan kalung yang kamu temukan itu?"
Rupanya Rachel sudah bercerita kepada Gebby tentang kalung yang yang tidak sengaja dia temukan.
Rachel pun menganggukkan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan dari Gebby.
"Siapa tahu kan kalau pemilik kalung itu ternyata seorang pria yang lebih segalanya dari Pak Alvin?" Gebby mencoba untuk menyemangati Rachel.
Rachel pun menghela nafas, "Memang ada pria yang suka memakai kalung emas? Kayaknya kalung itu milik seorang perempuan."
"Ya, bisa saja kan pemilik kalung itu memiliki anak atau cucu yang ganteng dan kaya raya. Misal kayak cucu pemilik sekolah ini, kan cakep banget. Kamu tahu gak, kemarin saat Maxime Keano datang ke sekolah. Banyak sekali murid perempuan yang keluar dari kelas untuk melihatnya."
Memang benar, kemarin banyak sekali murid perempuan dan guru perempuan yang berlomba-lomba untuk mencuri perhatian cucu dari pemilik sekolah itu.
Rachel hanya mengigit bibir bawahnya. Gebby pasti akan terkejut jika seandainya orang yang sering dia panggil kuyang itu adalah Maxime Keano. Idolanya para wanita.
"Oh iya, kemarin kamu dan Maxime Keano ngobrol apa aja? Kamu beruntung banget, bisa memiliki kesempatan berduaan dengan dia, Hell. Kalau aku jadi kamu pasti gak akan bisa tidur semalaman karena bisa melihat dengan jelas bagaimana tampannya wajah Maxime Keano." Tanya Gebby, penasaran.
Rachel menjadi mual mendengar perkataan sahabatnya itu. Beruntung apanya, yang ada saat ini dia sangat was-was takut tiba-tiba dikeluarkan dari sekolah gara-gara kejadian kemarin. Kejadian yang sangat memalukan bagi Rachel.
Rachel sangat merasa heran, mengapa banyak sekali perempuan yang menyukai pria itu. Justru bagi dia pria yang bernama Maxime Keano itu adalah seorang pria yang sangat menyebalkan di dunia ini. Sampai dia selalu berdoa setiap malam, jangan sampai bertemu lagi dengan pria arogan itu. Sungguh Rachel sangat membencinya.
pak Alvin husss sana keluar ngapain diem disana ntar kamu kebakaran wkwkwk
Siswa pembully di skors harusnya,masukkan lembaga peninggkatan akhlak.
Rasain dehh anda bapak kepsek yang terhormat, anda harus mempertanggungjawabkan kesalahan anda karena banyak kesalahan yang sudah anda lakukan: berbuat tidak adil, menerima suap dan bersikap semena mena terhadap rakyat jelita , siap2 kehilangan pekerjaan yang sudah anda perjuangkan selama ini ,
Uang adalah hal yang lucu, makanya bisa membuat orang menjadi lebih baik, tetapi juga bisa membuatmu menjadi buruk...
semangat Max,bela gih istri bocah mu... tunjukan kekuasaan mu di depan Alvin...