Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Luka Lama.
"Atau apa, Dok?"
"Bayi Anda tidak bisa bertahan!" ucap Dokter itu dengan hati-hati.
Namun tetap saja membuat Naren merasakan sesak di dadanya, jantungnya memompa lebih cepat hingga dada itu terlihat naik turun.
Tidak!
Naren tidak ingin kehilangan anaknya!
Pikiran Naren berkecamuk saat keadaan seakan Menghimpitnya, putri tercintanya masih dalam keadaan yang tidak baik, sekarang bayi yang bahkan belum lahir sudah terancam.
Melihat Naren mematung dengan dada naik turun membuat dokter itu tak tega, "Saya sudah suntik kan obat penguat kandungan, Bapak, tolong dijaga emosional istrinya!"
"Baik, Dok!"
Kemudian dokter itu kembali, meninggalkan Naren yang masih mematung, kepalanya pusing sekali dengan keadaan ini.
"Tuan!" lirih Ervina menyadarkan Naren dari lamunannya.
"Ya, apa yang kamu perlukan, Na?" tanya Naren sambil duduk di sisi ranjang Ervina.
Ervina hanya menggeleng, "Calisha!" lirihnya.
"Jangan banyak pikiran, pikirkan juga anak kita! Calisha akan baik-baik saja!" ucap Naren kemudian memberanikan diri memegang tangan Ervina, "Aku sudah meminta dokter spesialis keluargaku datang dari Belanda, membawa bank organ keluarga kami, kamu tidak perlu khawatir! Percayalah!" ucap Naren meyakinkan Ervina.
"Calisha harus melakukan pencakokan, Tuan, untuk operasi selanjutnya, sebaiknya sekarang Anda melakukan tes!" pinta Ervina.
Yah, dokter sudah menjelaskan kepada mereka sebelum operasi jika operasi kali ini hanya memotong ginjal yang hancur sesegera mungkin dan menguras darah yang memenuhi perut putrinya.
Namun harus ada operasi lanjutan untuk mencangkok ginjal putrinya agar ginjal putrinya bisa bekerja sebagaimana mestinya, menyaring racun dengan maksimal agar kedepannya tidak terjadi masalah serius.
Naren menghela nafas berat, "Dokterku sudah membawa ginjal yang cocok dengan Calisha di bank organ keluarga, Na!"
"Ginjal siapa?"
Naren hanya bisa menghela nafas berat!
"Jawab dulu, Tuan, ginjal siapa? Ibu kandung Calisha?" kejar Ervina yang sangat penasaran.
Naren masih diam menatap istrinya.
"Tuan bilang ingin memperjuangkan pernikahan ini demi anak kita?" tanyanya sambil mengusap perutnya sendiri, membuat Naren langsung mengangguk cepat, "Tentu!"
"Kalau begitu, jawab pertanyaanku dengan jujur, aku tidak mau ada kebohongan di keluargaku! Kau berjanji memberikan apapun selain cinta, bukan?" tanya Ervina tajam.
Naren mengangguk mau tak mau, menimbang kedekatan Ervina dengan Calisha membuat Naren sedikit dilema, namun bercerita dengan jujur sama saja membuka luka lama yang sudah Naren kubur rapat-rapat.
Dan menjadikan Calisha sebuah bukti cinta suci yang pernah Naren miliki.
"Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Naren.
"Ginjal siapa?"
"Ginjal kakak kandungku, namanya kristian Bimantara yang meninggal enam tahun lalu!" jawab Naren kemudian menelan salivanya dengan berat.
"Kenapa Calisha justru cocok ginjalnya dengan kakakmu?" tanya Ervina.
Naren menghela nafas panjang, "Karena Calisha putri kandung kakakku!"
Deg!
Mendengar itu membuat jantung Ervina berdetak kencang, "Lalu jika Calisha putri kandung kakakmu, kenapa Ibu Calisha sangat berarti untukmu?"
Naren menatap intens Ervina, "Karena Ibu kandung Calisha adalah kekasihku sejak SMA!" jawab Naren singkat mampu membuat jantung Ervina mencelos.
Berdetak lebih kencang seolah sedang lari maraton, membuat Ervina memegang dadanya sambil melihat mata suaminya yang penuh dengan syarat kesakitan.
Semburat merah di mata suaminya sudah bisa menjelaskan, begitu sakitnya pengkhianatan yang dilakukan seorang kekasih dengan kakak kandungnya sendiri.
'Lantas kenapa bisa Tuanku ini merawat anak yang mengingatkannya dengan luka, bahkan menyayangi anak itu!' batin Ervina sakit.
Entahlah hati Ervina ikut sakit membayangkan perasaan suaminya, hingga dia kehilangan banyak kata.
"Kau mau dengar ceritanya?" tanya Naren saat melihat istrinya hanya membisu.
Sontak Ervina mengangguk, setidaknya Ervina berfikir dengan cerita Naren bisa melonggarkan sesak dadanya.
"Saat lulus kuliah, Kami pergi untuk fitting baju pengantin, aku sudah melamarnya saat itu ... Yah, baju yang kamu pakai adalah dres simple yang dia pilih untuk pernikahan berteman garden party impiannya!"
Naren tampak menerawang, "Aku pun membeli baju itu, namun ternyata saat itu dia sudah hamil anak kakakku!" lanjut Naren.
"Namanya Rania, Rania soedarmo ... Aku mengetahui sesaat sebelum berangkat ke Belanda untuk bertemu Daddy ku beberapa hari setelah fitting itu!" ucapnya.
Ervina sontak membawa satu tangannya menggenggam tangan Naren yang sudah lebih dulu menggenggam satu tangan Ervina.
"Aku marah saat itu, aku benci kakakku dan Rania yang tega mengkhianatiku, mereka menikah dan aku pergi menemui Daddyku di Belanda!" lanjut Naren sambil tersenyum.
"Daddy-ku dan Mommy-ku berpisah saat aku kecil, dan kami berdua ikut Mommy ke Indonesia meninggalkan Daddy di Belanda, dan saat itu aku ke Belanda!" jelas Naren membuat Ervina mengangguk.
"Lalu?"
"Kakakku meninggal dua bulan setelah menikah dalam sebuah kecelakaan, dan dia meminta dokter mengambil organ yang masih bisa digunakan untuk nantinya menolong anaknya jika diperlukan, detik-detik sebelum pengangkatan seluruh organnya, dia menitipkan anak dan istrinya padaku!" ucap Naren.
"Dan kamu menikahi Rania?" tanya Ervina.
Naren mengangguk, "Pernikahan diatas kertas, karena sakit hatiku aku ingin membalas dendam akan pengkhianatannya padaku!" ucap Naren.
Ervina mengangguk bisa memahami sakit hati suaminya, karena saat bercerita ada pancaran kesedihan, kesakitan dalam waktu bersamaan di mata suaminya.
"Aku tak pernah baik padanya, aku tak sudi menyentuhnya sedikitpun, aku benar-benar jijik saat melihatnya, hatiku saat itu sudah mati bersamaan dengan rasa sakitku!" lanjut Naren sambil tersenyum.
Namun Ervina bisa melihat sakit hati itu dan besarnya cinta Naren untuk Rania.
"Dan saat melahirkan Calisha, Rania menghembuskan nafas terakhirnya dengan semua amanah besar untukku, menjaga Calisha! Karena itu, bagiku Calisha adalah bukti cinta, pengkhianatan, kasih sayang sejati, dan rasa sakit!" ucap Naren, "Dan aku berdamai dengan rasa sakit itu!"
Ervina hanya bisa mengangguk merespon ucapan suaminya!
"Kau tau, Na, saat kau memakai gaun itu kau nampak persis, dan aku marah sekali karena aku melihat sosok itu pada dirimu, aku tak percaya kesetiaan perempuan, aku benci apa itu cinta, karena itu aku membenci perempuan!" jujurnya.
Sontak membuat Ervina berusaha untuk duduk, namun Naren menghalangi terlebih dahulu dan memilih mendekat, Ervina langsung memeluk suaminya dengan erat.
"Kau berhak marah, kau berhak benci perempuan, kau berhak tak percaya cinta, kau berhak atas semua itu!" ucap Ervina dengan berkaca.
Sakit!
Membayangkan saja begitu sakit.
Ervina tak ingin menghakimi kesakitan dan perasaan benci suaminya, dia memang berhak untuk itu, dan Ervina menjadi ingin sekali menyentuh luka Naren dan mengganti dengan cintanya.
'Aku akan mengajarimu lagi cinta yang sesungguhnya, aku yakin tunas cintamu masih tertinggal walau sedikit, dan aku yang akan memupuknya, Tuanku!' batinnya.
"Jangan pernah berubah, Na! Cintai Calisha seperti sebelumnya walaupun, Na, tau, Calisha bukan anak kandungku!" pinta Naren.
Ervina mengangguk, "Na mencintai Calisha memang bukan karena anak kandungmu, Na menganggap Calisha sebagai hadiah untuk Na, dari Tuhan!" ucapnya sambil mendusel pada dada suaminya.
Memberikan kenyamanan untuk luka yang baru saja terbuka kembali itu!
Ervina tau, berat untuk Naren membuka luka lamanya itu, namun dia tetap buka untuk meyakinkan aku dan mempertahankan anaknya.
"Terima kasih, Na!" ucap Naren sambil mengelus rambut halus Ervina.
"Sama-sama, Mas!"
Deg!
Bersambung....
MEMBAGONGKAN SEKALI CERITAMU, NAREN!
jail banget sih, Na! "MAS?" bisa besar kepala si duda karatan.
Besok lusa deh ya para sayang-sayang author update triple, dua hari ini author kudu kondangan, banyak banget yang nikahan🤣
ingat, hari Kamis ya😍
Jangan lupa Follow, like, komen, vote, sesajen, dan tanda cinta untuk Naren❤Ervina, author menerima semua cindra mata itu🤣🤣🏃♀️🏃♀️
NICU (neonatal ICU) itu buat bayi baru lahir berusia 0-28 hari
kalo naren O, istrinya A: anak anaknya mungkin O dan A
kalo naren O, istrinya B: anak anaknya mungkin O atau B
lanjut Thor aku br comeback ke noveltoon LG setelah lama ku abaikan.heee