Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan gadis ini.
Meyva Maharani Nareswari, gadis muda, cantik nan mandiri, kini tengah di hantam dengan kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kecewa yang berlipat karena melihat sang kekasih hati yang berselingkuh dengan saudari tirinya sendiri. Di tambah lagi dengan fitnah keji yang di lempar sang mantan dengan tujuan untuk membuat playing victim agar pria itu tak di salahkan dan berbalik semua kesalahan justru jatuh pada Meyva.
Di selingkuhi, di fitnah, di tikung dari belakang, di usir dan satu lagi ... harus menikah dengan seseorang yang baru dia kenal secara mendadak.
Apakah Meyva bisa melewati semuanya?
Apakah kehidupan Meyva bisa jauh lebih bahagia setelah menikah atau justru sebaliknya?
Penasaran dengan kisah kehidupan Meyva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
❤️ Happy Reading ❤️
"Itu sama sekali tidak benar." teriak seseorang.
"Dimas."
"Nak Dimas."
Lirih Meyva dan kedua orangtuanya berbarengan saat melihat siapa gerangan orang yang baru saja bersuara.
"Selamat malam om, tante." kata Dimas yang mengucapkan salam dengan sopan pada sang tuan rumah setelah jarak mereka sudah dekat.
"Ngapain kamu kesini?" tanya Meyva dengan nada yang tak bersahabat.
"Tadinya aku kesini memang berniat untuk mengunjungimu, karena sudah beberapa hari kita tak jumpa sekalian ingin mengajakmu keluar merayakan ulang tahunku." jawab Dimas dengan santainya yang justru membuat Meyva mendengus kesal.
"Sepertinya hubungan kita sudah tak sedekat itu semenjak kamu ketahuan berselingkuh di belakangku." sahut Meyva yang rasanya sudah sangat teramat muak melihat Dimas di sana.
"Mey, kenapa kamu berkata seperti itu?" tanya Dimas dengan raut wajah yang di buat sedih. "Aku sudah berusaha untuk memaafkan dan menutupi segala kelakuan kamu di belakang orangtua kita dan menerimanya dengan lapang dada, tapi apa yang kamu lakukan ini Mey?" tanya Dimas lagi.
"A - "
"Maksud nak Dimas apa?" tanya ayah Surya yang memotong perkataan dari Meyva.
"Maaf Mey, kali ini aku harus mengatakan pada kedua orangtuamu tentang apa yang terjadi." kata Dimas yang malah menatap ke arah Meyva, seolah tak enak hati dengan wanita itu. "Kamu sudah berkata yang bukan-bukan tentangku dan aku tak mau ini terus berlanjut, karena aku tak mau jadi pihak yang tersalahkan padahal aku adalah orang yang paling tersakiti di sini." sambungnya.
Meyva yang tak mengerti dengan perkataan Dimas, hanya menatap pemuda dan menunggu apa yang akan di katakan Dimas selanjutnya.
"Kita bicarakan sambil duduk." kata ayah Surya.
Dimas duduk di hadapan ayah Surya serta ibu Rumi, tepat di samping Meyva duduk.
"Apa yang ingin kamu katakan nak Dimas?" tanya ayah Surya.
"Sebelumnya saya minta maaf om, kalau apa yang ingin saya katakan ini mungkin akan membuat keluarga ini kecewa." kata Dimas pertama kali.
"Iya katakanlah dan kami akan mendengarnya." sahut ayah Surya.
"Sebenarnya ... " kata Dimas yang menjeda perkataan dengan menghela nafas panjang seolah sedang merasakan sesak di dadanya dan hal ini justru membuat Rena ketar ketir.
Wanita itu takut jika Dimas justru akan mengatakan yang sebenarnya tentang hubungan mereka berdua. Dia belum siap mendapat amukan dari ayah Surya.
"Sebenernya semua yang di tuduhkan Meyva pada saya itu sama sekali tidak benar om." kata Dimas.
"Apanya yang ... " Meyva yang melayangkan kalimat protes seketika menghentikan kata-katanya saat sang ayah mengangkat tangan kanannya ke atas seolah memberi isyarat untuk dirinya berhenti berbicara.
Dimas menatap ke arah Meyva sebentar lalu melanjutkan kembali kata-katanya. "Meyvalah yang telah berselingkuh dari saya om."
Kata-kata Dimas langsung saja membuat Meyva langsung melotot ke arah pemuda itu.
Begitu pula Rena, dia juga langsung melihat ke arah Dimas. Ada kelegaan di dalam hatinya saat ini setelah mendengar apa yang Dimas katakan. Rena yakin jika Dimas sudah punya rencana yang matang sebelum mengatakan hal itu.
"Apa maksud kamu? Mau memutar balikkan fakta, hah!" bentak Meyva.
"Itu kenyataannya Mey." sahut Dimas menanggapi kata-kata Meyva.
"Dasar manipulatif." cibir Meyva.
"Meyva hentikan!" bentak ayah Surya. "Biar Dimas menyelesaikan kata-katanya." sambungnya lagi.
"Meyva diam-diam telah menjalin hubungan dengan pria lain di belakang saya dan selama ini saya selalu memaafkan bahkan terkesan menutup mata, berharap Meyva akan berubah." imbuh Dimas. "Apalagi hubungan kami yang sebentar lagi akan melangkah ke pelaminan." sambungnya lagi.
"Apa kamu punya bukti kalau Meyva berselingkuh?" tanya ayah Surya.
"Tentu saja om, saya tak akan menuduh tanpa ada bukti." jawab Dimas.
"Dan kamu Meyva, apa kamu punya bukti kalau Dimas bermain dengan Rena di belakangmu?" tanya ayah Surya pada sang putri.
Mendengar pertanyaan sang ayah membuat Meyva menggelengkan kepalanya dengan lemah. Kali ini dia merutuki kebodohannya yang tak mengambil photo atau video saat Dimas dan Rena berhubungan intim.
"Ah bodohnya aku." rutuk Meyva dalam hati.
Mana ada Meyva kemarin kepikiran seperti itu, hatinya saja sudah terasa sakit seperti tercabik-cabik saat melihat adegan live yang sama sekali tak pernah terpikirkan olehnya.
"Mana?" pinta ayah Surya pada Dimas.
Dimas yang mengerti akan perkataan pria paruh baya itu pun langsung mengambil ponselnya dan mengotak atik sebentar.
"Ini om." kata Dimas dengan tangan yang menyodorkan ponselnya pada Surya.
Ibu Rumi yang penasaran pun ikut melihat ke layar ponsel yang telah di pegang sang suami.
"Ah ya ampun, Meyva." ucap wanita itu sambil menutup mulutnya dengan tenang seolah-olah sedang terkejut.
Rahang ayah Surya langsung mengeras bertanda jika dirinya sedang menahan amarah saat ini.
Meyva pun yang melihat perubahan wajah sang ayah pun langsung merebut ponsel Dimas dari ayah Surya.
Sama seperti sang ayah, Meyva cukup terkejut dengan apa yang di lihatnya. Setelah detik dia ingat jika itu kejadian di depan tokohnya tadi sebelum dirinya pulang.
"Ayah ini tidak seperti apa yang terlihat, Meyva bisa menjelaskannya ayah." kata Meyva. "I ... ini hanya kesalahan pahaman." sambungnya lagi.
Dimas memang tadi sore ingin datang ke toko Meyva, dengan tujuan ingin meminta Meyva untuk mengembalikan semua barang-barang pemberiannya sewaktu mereka menjalin hubungan. Tapi siapa sangka keberuntungan malah berpihak padanya.
"Cukup Meyva!" bentak ayah Surya. "Ayah benar-benar malu dengan perbuatanmu ini." sambungnya. "Sekarang juga kamu minta maaf pada nak Dimas juga Rena yang telah kamu fitnah dari tadi." imbuhnya lagi memberikan perintah.
"Enggak ayah, Meyva gak mau." sahut Meyva sambil menggelengkan kepalanya. "Meyva gak salah, semua ini gak benar ayah." katanya lagi sambil menangis.
"Nak Dimas, om minta maaf atas nama Meyva." ucap Surya.
"Tidak om, om tidak salah jadi tidak seharusnya om meminta maaf." kata Dimas sok bijak. "Karena Meyva ingin memutuskan hubungan kami, kali ini akan saya turuti ... karena jujur saya lumayan kecewa Meyva sudah memfitnah saya di depan keluarga ini." kata Dimas. "Besok malam biar saya datang bersama kedua orangtua untuk membatalkan pernikahan saya dan Meyva om." imbuhnya.
"Baiklah, keputusan apapun akan om terima karena memang putri om yang salah." sahut ayah Surya.
"Kalau begitu saya permisi om, tante." pamit Dimas.
Selepas Dimas meninggalkan kediaman Nareswari, ayah Surya berjalan mendekat ke arah Meyva dengan kedua tangan yang sudah terkepal.
Pria paruh baya itu merasa begitu kecewa, marah atas apa yang di perbuat sang putri. Perbuatan putrinya kali ini sudah begitu kelewatan, bahkan sudah mempermalukan keluarga.
PLAK
PLAK