Ini kisah tentang Lydia Maura , seorang janda yang memiliki satu anak, yang harus terpaksa menerima pinangan dari seorang pria yang sudah beristri ... Lydia menolak kerasa , sebab , diri nya tau bagaimana sakit nya di duakan .. walaupun kenyataannya masa lalu nya tidak lah seperti itu , tapi Lydia tetap tidak mau . Lydia tidak akan sanggup harus berbagi .. Namun kedua orang tua nya sudah menerima pinangan dari pria itu , mau tidak mau Lydia menerima pernikahan nya ... Pria yang bernama Muhammad Arsyad Zayn , pria tampan dengan segala kesempurnaan nya . Entah mengapa malah menikahi Lydia , padahal yang Lydia tau istri nya jauh lebih baik dari Lydia ... Yuk ikuti kisah nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Gimana ini Dila , panas nya Rayyan enggak turun-turun juga ... " Umi Aisyah masih setia menempelkan telapak tangan milik nya di kening Rayyan , yang terasa sangat panas . Padahal tadi sudah di beri obat dan di kompres , namun suhu tubuh Rayyan semakin meningkat .
"Dila juga enggak tau umi . " sahut
Dila juga bingung bercampur kesal . Bingung tiba-tiba anak nya sakit dan jelas tentu kesal karena rencana nya malam ini gagal total .
Umi Aisyah menghembuskan nafas nya kasar , lalu keluar dari dalam kamar milik Rayyan .. "Abi , Abi , kita bawa Rayyan ke rumah sakit aja ya . Panas nya enggak turun-turun " ucap umi Aisyah menghampiri sang suami yang tengah duduk di sofa ruangan keluarga ...
Abi Husein yang memang sudah stay di tempat langsung beranjak berdiri . "Iya umi , panggil Arsyad umi , Abi tidak mungkin menyetir malam-malam begini" sahut Abi Husein ..
Umi Aisyah mengangguk kan kepala nya , lalu melangkah kan kaki nya menuju ke ruangan kerja sang putra ... Karena umi Aisyah yakin jika Dila menantu nya tengah bersama dengan Arsyad di dalam ruangan kerja tersebut .
Tangan umi Aisyah terulur , lalu mengetuk pintu ruangan tersebut ,
Tok tok tok
"Syad ! Arsyad , nak ... Kamu ada di dalam ?" Tanya umi Aisyah sedikit berteriak ..
Tok tok tok
Umi Aisyah mengetuk pintu ruangan tersebut lagi . Namun hasil nya nihil . Tidak ada jawaban dari dalam ...
Memutar kenop pintu tersebut , umi Aisyah terkejut ketika pintu nya tidak di kunci , tapi tidak ada jawaban dari dalam .
Umi Aisyah melangkah kan kaki nya masuk dan mengedarkan pandangan nya kesana kemari mencari keberadaan Arsyad ..
Tidak ada ...
Ruangan tersebut kosong .
Arsyad tidak pernah seperti ini . Arsyad nya selalu disiplin , tidak pernah lupa mengunci pintu ruangan kerja milik nya . Namun kali ini ada apa dengan putra nya ? Mengapa Arsyad tiba-tiba menjadi seperti ini ...
Tidak ingin terlalu kepikiran tentang hal tersebut , umi Aisyah langsung melangkah kan kaki nya keluar ruangan kerja milik Arsyad . Karena saat sekarang ini yang penting adalah Rayyan . Cucu nya tengah sakit , dan harus segera di bawa ke rumah sakit ...
"Umi " suara dari belakang tubuh umi Aisyah membuat umi Aisyah menghentikan langkah nya , umi Aisyah membalikkan tubuh nya , menatap Farel yang tengah berdiri sambil menautkan sebuah alis nya .
"Umi kenapa ?" Tanya Farel .
"Rel , Rayyan sakit , dan harus di bawa rumah sakit , umi coba cari Arsyad tapi Arsyad enggak ada di ruangan kerja nya . Abi enggak bisa nyetir malam-malam , coba kamu panggil kan kang Dimas di depan , " ucap umi Aisyah ..
Farel langsung tersentak mendengar Rayyan putra nya sakit , " biar aku yang nyetir umi " ucap Farel , dan langsung berlari menuju ke kamar milik Rayyan ...
Dila yang tengah memeras handuk yang di gunakan untuk mengompres Rayyan terkejut ketika melihat kehadiran Farel di susul umi Aisyah di belakang nya . Padahal pikir Dila yang datang adalah Arsyad suami nya , tapi pikiran nya salah ...
Nyata nya yang datang adalah Farel .. bukan Arsyad ...
Farel langsung mengangkat tubuh Rayyan dan membawa nya keluar dari rumah , dan menuju ke mobil ...
Dila masih diam , dan hanya memerhatikan nya saja .
Umi Aisyah yang melihat Dila hanya bengong langsung menegur nya .
"Dila ayo , kita ke rumah sakit " ucap umi Aisyah .
Dila pun langsung tersadar dan beranjak dari duduk nya dan melangkah kan kaki nya menyusul ....
____
Sesampainya di rumah sakit ...
Farel dengan tergesa-gesa membawa tubuh mungil Rayyan ke IGD rumah sakit .
Dokter langsung datang dan menangani Rayyan ..
"Dok saya mohon , tolong anak saya . Tolong dok " ucap Farel memohon kepada sang dokter .
"Biar kan dokter bekerja dulu ya pak , tenang saja , anak bapak akan baik-baik saja . " Sang perawat yang menyahuti nya .
"Bapak sebaiknya menunggu saja di luar " ucap lagi sang perawat . Namun Farel menggeleng kan kepala nya , dan bersikeras meminta menunggu di dalam . Farel tidak ingin terjadi sesuatu kepada putra nya . Sudah cukup dulu diri nya melewatkan tumbuh kembang nya , tapi Farel berjanji saat ini diri nya tidak akan pernah mengabaikan nya lagi . Rayyan adalah tanggung jawab nya .
"Saya tetap di sini saja sus " sahut Farel .
"Pak tapi --"
"Tolong biarkan saya di sini . Saya ingin menemani anak saya "
Sang perawat hanya bisa menghela nafas nya panjang . "Baik lah tapi jangan ganggu kami"
Farel mengangguk kan kepala nya . Lalu berdiri menatap sang dokter yang tengah menangani Rayyan ...
Dan semua hal tersebut , tidak luput dari pandangan umi Aisyah yang berdiri di ambang pintu ... Ya umi Aisyah tadi yang dulu mengikuti Farel , sedangkan Dila dan Abi Husein masih berada di belakang ...
Umi Aisyah tersentak ketika Farel keponakan nya menyebut Rayyan putra nya kepada sang dokter . Dan raut wajah khawatir Farel tidak luput dari tatapan umi Aisyah ...
Arsyad ? Putra nya tidak pernah sekhawatir itu jika Rayyan sakit . Tapi Farel ?
"Ada apa ini ya Allah " batin umi Aisyah , pandangan nya tidak lepas dari Farel ...
_______
"Kak , aku sudah bilang sebelum nya . Apa kamu enggak paham dengan yang aku bilang?" Pekik Dila kepada Farel . Ya saat ini kedua nya sudah berada di dalam ruangan inap rumah sakit .
Karena Rayyan sedang mengalami demam tinggi , jadi dokter menyarankan agar Rayyan di rawat inap .
Dan kebetulan Dila hanya berdua dengan Farel , dengan Rayyan yang sedang tertidur di atas brangkar rumah sakit . Tangan nya di pasang infus ...
Umi Aisyah mengambil barang yang tadi di antar oleh kang Dimas , salah satu petugas keamanan pondok pesantren ..
Sedangkan Abi Husein tengah mengurus administrasi Rayyan ...
Farel meletakkan jari telunjuk nya di bibir nya . "Sssst , kecil kan suara kamu Dila . Suara kamu bisa mengganggu tidur Rayyan ... " Ucap Farel pelan ..
Dila mencebikkan ujung bibir nya . "Kak , aku serius dengan apa yang aku bilang ." Ucap Dila tidak menghiraukan ucapan Farel .
Farel menghembuskan nafas nya kasar , melangkah kan kaki nya mendekati Dila , dan menarik tangan Dila . Membuat Dila langsung menepis nya dengan kasar .
"Kita bukan muhrim ya !"
Farel memijit pelipisnya yang teras berdenyut .. sungguh menghadapi Dila ini harus mempunyai kesabaran yang ekstra besar . "Oke maafin aku . Tapi bisa enggak kamu jangan bahas itu dulu hm , kamu enggak lihat anak kita lagi sakit ?" Ucap Farel .
" Aku tau Rayyan sakit ! Tapi kamu juga harus dengerin aku . Aku enggak mau ya kamu terus kayak gitu sama Rayyan . Dia anak nya mas Arsyad bukan anak nya kamu ."
"Dila , Rayyan itu anak --"
"Stop ! Aku bilang stop ya ! Aku kan udah bilang sama kamu . Kamu mau egois ha ? Kamu enggak kasihan sama Rayyan "
Farel menghembuskan nafas nya kasar . "Dila , kan kita sudah bicarakan ini dengan Arsyad . Kamu juga sudah tau kan , kalau Arsyad tidak mau di bantah , dan Arsyad akan melepaskan kamu . Kamu dan Rayyan itu tanggung jawab ku Dila , bukan tanggung jawab Arsyad . Sudah cukup kita melibatkan Arsyad " ucap Farel lembut , berusaha Dila mengerti .
Dila melengos . " Aku enggak peduli " ucap Dila , lalu menatap ke arah Farel . "Aku tetap mau kamu pergi --"
Ceklek
Pintu ruangan kamar inap Rayyan terbuka ,membuat Dila menghentikan perkataannya . Dila dan Farel sama-sama menoleh ke arah pintu , di sana umi Aisyah berdiri sambil memegang paperbag , dan jangan lupa tatapan mata umi Aisyah yang menatap ke arah kedua nya .
"Bisa tolong kalian jelas kan ?"
Deg
Ucapan umi Aisyah membuat tubuh Farel dan Dila menegang ....
next thor