Khairani anjani, seorang asisten perusahaan terkenal tak menyangka sahabatnya sejak SMA akan mengambil pacarnya Gavin wibowo.
Padahal viola saski susah menikah dengan ken arok seorang dokter bedah spesialis jantung, ken arok sendiri adalah dokter yang merawat bibi khairani.
bagaimana semuanya bermula, akankah gavin kembali pada khairani ? atau mereka akhirnya berpisah. lalu bagaimana rumah tangga ken arok dengan viola?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Kau yang memulai perselingkuhan.
Jangan pernah memulai sesuatu dengan kepalsuan jika kita tak ingin berakhir dengan kebencian karena meski waktu terus berjalan akan ada luka yang membekas.
Tali akan putus oleh masa, ikatan akan lepas oleh tindakan namun sebuah hubungan akan rusak oleh pengkhianatan begitu pula cinta.
Hati doni meremang kala mengingat masa lalu yang membuatnya tertekan oleh rasa bersalah yang tak ada akhirnya, kini rasa bersalah itu semakin jadi saat tahu bahwa istri keduanya tak pernah mengkhianatinya.
Tak seharusnya dia percaya akan ucapan farah yang mengatakan kinanti sudah berselingkuh dan bahkan hamil, sekarang semuanya tak bisa seperti dulu bahkan kinanti pun sudah meninggal dan hanya menyisakan penyesalan.
" bagaimana dengan khai ?" tanya doni saat akhirnya semua terungkap disaat sudah bertahun tahun lamanya.
" baik tuan dia juga sudah kembali ke rumahnya " sahut surya dengan perasaan lega.
" awasi anakku jangan sampai viola menyuruh orang lagi untuk membunuhnya juga awasi viola apa yang dia rencanakan tentang mereka " perintahnya dengan senyum mengembang saat membuka laci yang terdapat poto pernikahannya dengan kinanti sembari menyimpan hasil tes DNA nya dengan khai.
" tentang mereka, maksud tuan ?" kening surya berkerut tak paham siapa yang dimaksud 'mereka'.
" ken dan khai bukankah mereka anak dan menantuku "ucap doni dengan senyuman terukir dibibirnya yang diangguki oleh surya dan saat itu pula lelaki itu pergi.
...****************...
Diperusahaan...
Ken yang baru selesai dengan meetingnya bersama orang penting mendapat pesan dari jonathan bahwa ibunya dan viola berada diruangannya, rasa marah sudah berada di dalam hatinya lelah pun sudah diubun ubunnya menghadapi dua wanita yang selalu mengatur hidupnya.
Saat ken kembali keruangannya sebuah sambutan hangat dari dua wanita tersebut ia abaikan bukanya tak menginginkannya tapi ia merasa itu palsu, dia duduk dikursi kebesarannya tanpa memperdulikan keberadaan ibunya dan viola.
Merasa tak dianggap ibunya ken mengdengus sebal melihat anaknya yang mulai gila kerja, bahkan ken seolah tak menghargai kehadirannya disana dan sibuk dengan pekerjaannya tanpa ada sepatah kata yang keluar dari bibirnya.
" ken kamu masih marah sama mamah ?" tanya bu mita yang kini sudah beranjak dari tempat duduknya namun tak membuat ken melihat ke arahnya atau membalas kata sambutan nya yang selalu hangat menurutnya.
" nak mamah kangen sama kamu kenapa cuekin mamah" tanya nya lagi dengan suara yang mulai meninggi campur rasa kesal.
" bukankah ini yang mamah inginkan " ucap ken tanpa menoleh ataupun menghentikan pekerjaannya sejenak.
" memang tapi kamu gak harus gila kerja nak kamu juga harus jaga kesehatan kamu dan juga menjaga viola ingat dia sedang mengandung anakmu" ken menghentikan pekerjaannya lalu menatap dua wanita itu bergantian.
" bagaimana jika itu bukan anakku ?" sontak mata wanita paruh baya itu membulat dan viola yang sudah merasakan aura kemarahan ken pun ketakutan.
" ken kamu jangan gila kalian masih suami istri bagaimana perasaan anak itu jika kamu begini" bentak bu mita tak terima menatap sang anak dengan wajah yang mulai marah.
Dia sendiri sudah kesal sejak semalam melihat sikap ken pada viola padahal menantunya itu sedang mengandung tapi anaknya malah berniat menceraikannya.
" aku sudah bilang akan segera bercerai dengan viola dan kenapa mamah menghalangiku? " ucap ken mengingatkan perkataannya semalam dengan sedikit bentakan.
" kamu... " sesak rasanya ibu mana yang sudi melihat sikap anaknya pada istri yang sedang mengandung cucunya .
" mamah gak apa apa ?" tanya viola mendekat lalu menggenggam tangan sang mertua kala melihat raut wajah mertuanya sambil menyentuh dadanya menandakan wanita paruh baya itu tak baik baik saja saat mendengar suara bentakan.
" mas... Tolong jangan seperti ini kasihan mamah kamu boleh bentak aku tapi jangan mamah dia sudah tua " ucap viola lirih entah benar dari dalam hatinya atau hanya sekedar drama.
" mamah gak apa apa nak kamu menantu yang baik mamah gak rela kamu dibentak anak mama" ucap bu mita yang membuat senyum samar terlukis dibibir viola tak sia sia ia mengajak ibu mertuanya bertemu ken.
Dalam hati tentu viola berharap bisa rujuk dengan ken dengan kehadiran mertuanya yang sudah berada dipihaknya bisa menjadi asa yang bisa menaklukan hati ken kembali.
Wanita itu tahu betul ken tak akan pernah menolak permintaan apapun dari sang mama meski kadang diawali dengan perdebatan.
drrrttt drrrt
Bu mita merogoh ponselnya yang ada didalam tas sebuah notifikasi group sosialitanya yang bergabung dalam arisan ibu ibu konglomerat agar para kandidat segera datang ketempat acara yang sudah direservasi oleh ketua arisannya.
Ken merasa lega ia paham betul notifikasi itu karena ibunya memang tergabung dalam acara tersebut.
" mamah mau pergi arisan dulu , ken kamu jagain istrimu dan calon cucu mamah bersikap baiklah padanya " titah bu mita pada ken seraya memeluk viola .
" mamah pergi dulu nak jangan dengar apa kata ken dia memang kasar tapi hatinya lembut " ucap mita pada sang menantu yang sesekali melihat ken yang mulai sibuk kembali pada laptopnya.
" ya mah , mamah hati hati ya " sahut viola sembari tersenyum.
" kenapa kamu gak ikut saja sekalian aku lagi sibuk " ucap ken di tengah dua wanita yang masih berpamitan itu.
" ken... " sergah bu mita menggelengkan kepalanya lalu pergi meninggalkan kantor anaknya.
Hening dua insan yang pernah menjadi suami istri itu hanya sibuk dengan fikiran masing masing, ken yang sibuk dengan pekerjaannya dan viola yang sibuk dengan mencari cara agar membuat hati ken melunak.
Viola mendekati meja kerja ken dan melihat cincin di jari manis ken yang melingkar rasanya cincin itu bukan cincin pernikahan mereka dan tampak asing baginya.
" ken cincin itu? " tanya viola ragu.
" ini cincin pernikahan aku dengan orang yang ku cintai cincin pernikahan kita sudah kubuang jauh" ungkap ken dengan nada dingin menjelaskan tanpa menoleh ataupun menatap baginya wanita didepannya sangat menjijikan.
" tapi kita belum sepenuhnya bercerai kenapa kamu sudah menikah lagi " ucap viola tak terima namun saat itu pula ia ingat khai juga sudah menikah dan dia juga pernah mengaku sebagai simpanan ken.
' apa jangan jangan mereka ' fikir wanita itu.
" dengan siapa kamu menikah ..... apa dengan khai ?" tanya viola firasatnya mengatakan begitu meski ia tak yakin bisa saja ken dan khai bertemu malam itu karena khai asisten ken.
" aku tak perlu menjawabnya kan " ucap ken masih dalam posisinya yang dingin.
Hati viola serasa diremas mendengar jawaban ken yang tak ingin dirinya tahu siapa wanita yang sudah menikah dengan lelaki didepannya itu.
Seolah tak ada celah baginya untuk bersama ken lagi rasanya tak adil dia saja berusaha untuk rujuk tapi ken dia malah sudah menikah dengan wanita lain.
Tidak viola tak rela ken bersama wanita lain dia tak ingin dimadu air matanya kini membendung disudut mata seolah menjadi tanda seberapa marah dan hancur hidupnya kini.
" kamu jahat mas ... Aku berusaha untuk rujuk dan meminta maaf tapi kamu malah sengaja menikahi wanita lain " ucap viola mencoba menahan air mata nya yang kian tak tertahankan dengan bibir yang bergetar mencoba mengeluarkan apa yang ingin diucapkannya.
Namun lelaki yang didepannya justru menatapnya dengan mata yang tajam dan penuh dengan kebencian seakan tak ada lagi senyum manis yang pernah ia tunjukan dulu.
" bukan salahku tapi itu salah mu yang memberiku obat perangsang sore itu sehingga aku meniduri wanita lain yang bahkan masih perawan " ucap ken menekan kan kata perawan seolah menyindir viola yang sudah tak perawan sebelum menikah dengannya.
" katakan siapa wanita itu ? Apa dia khai? dia asisten mu kan jawab aku ken jawab " tanya viola bertubi tubi dengan suara yang meninggi dan dengan tak warasnya ia melempar berkas menumpuk di meja kerja ken.
" cukup !" bentak ken dengan suara yang tinggi untuk kedua kalinya ken marah didepannya saat viola hendak melempar berkas lain dimeja kerjanya.
" kau fikir siapa hm... Kau bukan lagi istriku viola saski kau tahu kemana pintu keluar " ken menunjuk jari telunjuknya ke arah pintu mengusir viola dengan cara halus.
Viola yang ketakutan dengan sisa keberaniannya menatap ken dengan benci seakan dia ingin mencakar atau menghajar laki laki itu namun tak ada nyali yang justru akan membuatnya semakin terluka.
" kau yang memulai perselingkuhan itu apa kau lupa, jangan pernah kembali kesini kau hanya menggangguku saja " ucap ken meraih telepon kantor dan memanggil melia ke ruangannya sekaligus satpam.
Aaaaaaaarrr..." teriak viola setelah mendengar ken menghubungi satpam sudah pasti untuk mengusirnya, hanya itu yang bisa ia lakukan dan saat itu pula ia menangis kencang tak peduli dimana ia berada wanita itu terduduk dilantai kaki nya terasa lemas dia lelah dan dia merasa dunianya runtuh.
Sekian menit melia dan seorang satpam itu masuk setelah mengetuk pintu dan wajah asisten itu tampak terkejut dengan ruangan bosnya yang berantakan di tambah teriakan dan tangisan wanita yang datang bersama dengan ibu bosnya.
" seret dia pelan pelan dan jangan biarkan dia masuk ke kantorku lagi " titah ken pada satpam setidaknya ken masih memiliki nurani tidak mengusir viola dengan kasar sadar viola sedang tak stabil dan tengah hamil jadi hanya itu yang bisa dilakukan dari pada terus menerus ribut.
" lepas jangan sentuh gue gue bisa pergi sendiri " teriak viola yang langsung bangkit dan pergi.
" astaga hantu dari mana itu pak ken " tanya melia saat viola sudah tak terlihat lagi.
" hus... " ucap satpam.