NovelToon NovelToon
Kesatria Awal Mula

Kesatria Awal Mula

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:694
Nilai: 5
Nama Author: Simpatict

Terlahir dengan tubuh fisik yang sangat lemah, Satria selalu di intimidasi oleh orang-orang sekitarnya. Namun kebangkitan kekuatan merubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Simpatict, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Luna berhadapan dengan seorang pemuda berjaket hitam, kemudian Bayu datang dan berdiri di sebelah Luna,setelah Bayu meminta Satria untuk melindungi Ani dari kejadian yang tidak terduga.

"Saya adalah anggota geng Rubi,jika kalian berani melawan, anggota geng kami akan berurusan dengan kalian!," ancam pemuda tersebut.

"Geng Rubi macam apa,kami tidak perduli,jika anda macam-macam dengan teman kami,anda harus siap menerima konsekuensi nya." balas Bayu.

"Kalian tidak mengerti betapa kuatnya geng kami,jadi patuhilah perintah ku,biarkan dua wanita itu menemaniku malam ini,kalian bisa kembali dengan aman," ucap pemuda tersebut.

Satria tidak tahan lagi,ia segera berteleportasi menuju pemuda berjaket hitam dan memindahkannya ke luar kota dengan sangat cepat. "Makhluk sepertimu memang harus dihajar!." Bentak Satria seraya memukul pemuda tersebut hingga terpental jauh.

"Teleportasi,kau memiliki beberapa kemampuan!." Kata orang tersebut sambil menembakkan bola api menuju Satria.

Satria berpindah ke belakang orang itu. "Kecepatan tembakan yang begitu payah, ingin berpura-pura menjadi ahli?." Ejek Satria sambil menendangnya hingga berguling-guling di tanah.

Lagi dan lagi,pemuda berjaket hitam dihajar oleh Satria setiap ia berdiri,hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Kemudian Satria pindah ke tempat Luna dan yang lainnya.

"Bagaimana dengan orang itu?." Tanya Luna ketika melihat Satria kembali.

"Sudah tidak sadarkan diri." Balas Satria seraya menghampiri dua orang yang tergeletak pingsan setelah dipukul oleh Luna.

Satria menggunakan teleportasi untuk memindahkan dua orang,supaya tidak menganggu pemandangan.

"Akhirnya semuanya sudah pergi,ayo kita makan,tapi kemana pemilik warung?," kata Satria.

Pemilik warung kembali,namun malah ia mengusir Satria dan lainnya, meskipun mereka berempat mengeluh,namun tetap pergi dari warung makan tanpa membuat keributan.

"Apa si pemilik warung makan itu ketakutan kalau geng apalah itu menuju warungnya!," keluh Ani.

"Mungkin begitu,biarkan saja pemilik warung menjajakan dagangannya dengan tenang," balas Luna.

Mereka berempat akhirnya makan di tempat lain, kemudian menuju penginapan untuk beristirahat.

Penginapan yang dimiliki oleh warga desa Kiwa terlihat sederhana,dengan area yang luas dan ruangan saling berdekatan,dengan pintu masuk saling berhadap-hadapan.

Berempat duduk di depan pintu masing-masing. "Satria,kamu kirimkan ke mana orang-orang tadi?," tanya Bayu.

"Aku mengirimkan mereka ke tempat sampah besar yang ada di pinggiran kota," jawab Satria.

Ketiganya tertawa terbahak-bahak. "Kamu ada-ada saja, meskipun mereka tidak berguna, mereka bukan sampah," kata Ani.

"Bener banget, meskipun mereka layak di hajar,tapi lebih baik buang saja ke sungai," lanjut Bayu.

"Bagus malahan, Satria sudah melakukan tugasnya dengan sempurna," puji Luna.

Suasana seketika menjadi hening. "Sepertinya ada indikasi seseorang yang mencari perhatian,paham kan?." Kata Bayu kepada Ani.

Ani mengangguk dan melirik sedikit ke arah Luna. "Paham, seperti yang kamu pikirkan,aku juga merasa begitu." balasnya.

Luna tertegun diam,setelah memahami apa yang Ani dan Bayu katakan, wajahnya memerah dan berbalik untuk memasuki ruangannya.

"Lah,malah kabur,kamu sih,kalau bergosip jangan di depan orangnya langsung." Kata Ani kepada Bayu.

Bayu terkekeh. "Tidak apa-apa,mungkin Luna mau jujur supaya tidak terlambat suatu saat nanti."

Ani menengok ke arah Satria. "Dia sudah menghilang juga,dah lah aku mau tidur." Ucapnya sambil memasuki ruangan.

.....

Keesokan harinya, semuanya sudah berkumpul,para petani akan kembali setelah menjual hasil pertanian dan beberapa ekor sapi. Sehingga hanya tersisa dua andong untuk kembali.

"Bayu dan Ani pergi bersama pak Karmin dan para petani,biar aku bersama dengan Satria kembali belakangan," saran Luna.

"Oke,kalian berdua berhati-hati,cinta selalu datang tanpa terduga," balas Ani.

"Apaan sih,bukan begitu,ada beberapa oleh-oleh yang ingin aku beli,kemarin lupa," jelas Luna.

"Baiklah,kami jalan duluan,kalau ada bahaya, bergegas melarikan diri ke arah kami," jawab Bayu.

Setelah semua sepakat,tim dibagi dua,Luna dan Satria pergi ke pasar kota untuk berbelanja oleh-oleh.

Pasar kota Kidul sudah ramai meskipun hari masih pagi, banyak toko yang sudah buka di pagi hari. "Satria,apa yang ingin kamu beli untuk bibi Shinta?," tanya Luna.

"Entahlah,kita berjalan saja dulu,jika ada yang menarik baru dibeli," jawab Satria.

Satria dan Luna berjalan-jalan di pasar, Setelah keduanya membeli beberapa oleh-oleh,mereka memutuskan untuk kembali ke desa.

"Hari cepat sekali berlalu,sudah siang aja," kata Luna.

"Sudah umum,kalau wanita berbelanja memang suka lupa waktu," balas Satria.

Ngobrol berbasa-basi sambil berjalan,lambat laun tiba di hutan belantara yang sepi, tiba-tiba muncul sekelompok orang dari arah belakang. "Itu mereka yang memukuli saya dan teman-teman lainnya!," teriak seseorang.

"Kalian benar-benar berani,selain tidak menghormati nama geng Rubi,juga berani memukuli anggota kami, kalian harus di habisi!." Teriak seseorang bertubuh tinggi dan kekar.

"Apa kau pemimpin geng?,sudahkah kalian semuanya berkumpul!," Kata Satria sambil tersenyum main-main.

"Menara besi,orang itu tidak tahu betapa kuatnya geng Rubi kita,singkirkan pria itu,kita bisa bersenang-senang ...." Sebelum melanjutkan kalimatnya,pedang terbang telah mengenai lehernya.

"Kemampuan spiritual,pantas saja kalian begitu berani, semuanya serang mereka!," Ucap menara besi.

Luna menerbangkan pedang untuk melawan beberapa orang dengan kemampuan yang rendah,beberapa orang tumbang dengan sangat cepat.

Satria berteleportasi langsung kedalam kerumunan,menebas beberapa orang dengan cepat,serangan balasan dari anggota geng juga dapat dihindari dengan mudah olehnya.

Pemimpin geng Rubi terkejut melihat anggotanya berkurang dengan kecepatan mengkhawatirkan. "Kecepatan anak muda muda itu sangat luar biasa,jika terus seperti ini,anak buah ku bisa habis." Batinnya seraya bergegas menuju Satria dan langsung memukulnya.

Satria menghindar dan langsung menebas leher menara besi, kemudian Satria berteleportasi menuju Luna yang sedang menerbangkan pedang dengan gaya indahnya.

"Luna,orang yang disebut menara besi itu sangat kuat,dia juga kebal terhadap senjata,jika aku bisa mengalirkan energi kedalam pedang, mungkin bisa melukainya," kata Satria.

"Itulah alasan kenapa geng Rubi merajalela di kota Kidul,karena pemimpinnya sangat kuat,biarkan aku mencobanya." Jelas Luna sambil menerbangkan pedang untuk menyayat tubuh menara besi.

Sayatan dan tusukan tidak berpengaruh terhadap menara besi,hanya menimbulkan percikan bunga api.

"Kalian telah menghabisi semua orang-orang ku,tidak ada ampun untuk kalian berdua,saya pastikan untuk menyerang desa kalian suatu saat nanti!," ancam menara besi.

Seketika Luna merasa khawatir,ancaman dari menara besi bukanlah main-main. "Satria,apa yang harus kita lakukan,kita tidak bisa mengalahkannya, meskipun kita bisa melarikan diri, bagaimana jika ancaman orang itu terhadap desa benar-benar terjadi?," ucap Luna.

"Ibuku bisa mengalahkannya dalam satu serangan,tapi aku tidak ingin merepotkan ibu," Batin Satria sambil menyarungkan pedangnya.

Satria menuju menara besi dengan tangan kosong, bergerak cepat dan memukulnya,bang!!! adu tinju tampak imbang.

Satria menoleh ke arah Luna sambil mengedipkan sebelah matanya. "Selama ini aku menggunakan permainan pedang,bukan berarti itu kemampuan terbaik milikku."

Kemudian Satria dan menara besi adu pukulan dan tendangan,dalam beberapa jam,menara besi telah kualahan. "Kamu berani mengancam akan menyerang desa,itu hanya akan merepotkan ibu ku." ucap Satria.

Pertempuran terus berlanjut, meskipun menara besi kebal terhadap senjata,tulang-tulang dan organ dalamnya rusak parah. "Terimakasih anda telah membuat saya memahami awal mula pertahanan." Kata Satria sambil memberikan pukulan terakhir yang menghabisi nyawa menara besi.

Luna bergegas menuju Satria yang telah selesai berkelahi. "Kamu baik-baik saja?," ucapnya.

Satria mengangguk dan tersenyum. "Tidak ada masalah,tapi mungkin kita harus bermalam di hutan, kekuatan fisik mu tidak mampu untuk menahan dampak teleportasi menuju desa secara langsung,karena terlalu jauh."

"Tidak apa-apa,aku bisa beristirahat di dahan pohon,malam terlalu berbahaya kalau terus berjalan," jawab Luna.

"Maaf,aku terlalu lama untuk mengalahkan menara besi itu, waktunya sudah habis hanya untuk berkelahi," ucap Satria.

Luna menggelengkan kepalanya. "Kamu sangat kuat,bahkan sampai membuatku sangat terkejut,ayo segera pergi dari sini,kalau ada binatang buas malah lebih berbahaya," ajaknya.

Satria mengangguk dan keduanya pergi menuju lokasi yang jauh dari tempat pertarungan. Kemudian Satria mencari beberapa hewan buruan untuk makan malam.

......

1
xian
lanjut dong thor 👀
xian
Semangat thor, sebelumnya klo ngeboom maap ya blum tau soalnya 😅
Abu Yahya Badrusalam
Aku jadi nggak sabar pengen baca kelanjutannya! 🤩
Levi Ackerman
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
Tae Kook
Alur yang terstruktur dengan baik, buatku ingin terus membaca.
Professor Ochanomizu
Kakak penulis, next project kapan keluar? Aku udah kangen!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!