March Alfian, laki-laki berdarah Inggris-Indonesia yang harus rela menjadi duda setelah sang istri yang ia nikahi selama satu setengah tahun, berselingkuh darinya. Alasan Mey, berselingkuh dari March hanya karena Mey ingin memiliki anak. Maklum saja, saat mereka baru menikah empat bulan, March mengalami kecelakaan yang membuat 'adik kecilnya' cidera dan harus mati suri. Segala pengobatan sudah March lakukan, bahkan obat perangsang dari dosis rendah sampai dosis tinggi pun sudah March minum, tapi hasilnya tetap nihil, 'adik kecil' itu tak kunjung sadar.
Setelah menjadi duda, banyak wanita mengejar-ngejar March, tanpa mereka tau apa masalah March yang sebenarnya. Begitupun dengan sang sekretaris pribadinya Febry. Febry yang sudah lama menyukai March pun merencanakan penjebakan untuk March agar dirinya bisa menjadi pengganti Mey. Tapi sayang, penjebakan yang di lakukan Febry malah membuat March harus meniduri July, seorang janda yang sedang mabuk. Dan keesokan paginya, disaat March membuka mata, ia sudah tidak menemukan July di sampingnya.
Akan kah March bisa menemukan July?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 17
Di sebuah pulau terpencil.
Julia kini sudah berada di pulau terpencil, ia memutuskan untuk tinggal bersama neneknya, karena Julya sudah tidak memiliki orangtua dan satu-satunya keluarga yang tersisa hanyalah sang nenek.
"Jadi apa yang ingin kau lakukan sekarang July? Apa kau akan terus menetap di pulau terpencil ini?" Tanya Nenek Julya.
"Entah lah Nek, Julya belum memikirkan apa yang akan Julya lakukan. Sekarang Julya hanya ingin menata hati Julya terlebih dahulu sebelum Julya membuka lembaran baru."
"Terserah kau saja. Asal jangan lama-lama kau terpuruk. Kau masih muda, jangan sampai kegagalan mu dan rasa trauma mu mengurung mu di pulau terpencil ini." Balas Nenek Julya.
"Iya Nek. Oh iya, Nek, apa Nenek tidak membuka warung makanan lagi?"
Nenek Julya menggeleng.
"Bagaimana Nenek mau menjual makanan, kalau Nenek saja sudah tua begini, pinggang sering encok. Biaya hidup Nenek hanya mengharapkan dari mu." Jawab Nenek Julya.
"Kenapa? Apa kau mau meneruskan warung makan Nenek? Kalau mau, biar Nenek modali. Uang pemberian mu masih ada sebagian yang Nenek simpan, jadi kau bisa memakainya untuk modal." Tanya Nenek Julya.
"Tapi Julya tidak terlalu pintar masak Nek. Aku takut, nanti malah jadi rugi."
"Namanya jualan pasti ada untung dan rugi. Tapi bagaimana kita bisa tau kalau kita akan untung atau rugi kalau kita tidak mencobanya, ibaratnya kau itu belum masuk ke medan perang tapi sudah mengibarkan bendera putih." Balas Nenek Julya.
"Kalau memang kau mau meneruskan warung makan Nenek itu, nanti Nenek berikan resep rahasianya." Ucap Nenek Julya lagi.
Julya diam nampak memikirkan kata-kata sang Nenek, tak lama Julya pun mengangguk.
"Oke, Julya setuju." Ucap Julya penuh semangat.
Meski tidak terlalu mahir memasak, tapi demi mendapatkan uang untuk menyambung hidupnya dan sang Nenek, Julya pun menerima usulan sang Nenek untuk meneruskan warung makan milik Neneknya. Warung makan yang dulunya sangat ramai pengunjung, apalagi pulau terpencil tempat tinggal mereka adalah termasuk dalam tempat wisata, jadi banyak turis-turis yang datang ke pulau itu.
*****
Di apartemen March.
Ceklek. March membuka pintu kamar mandinya, ia baru selesai mandi. Dengan menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya, March berjalan keruang ganti.
Sesampainya di ruang ganti, ia langsung berdiri di depan cermin dan membuka handuknya. March menatap pantulan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu kembali menatap bagian Mister Peni nya dan menatap lama bagian itu.
"Bagaimana kalau Julya tidak bisa di temukan, harus ku apakan diri mu? Apa aku harus seperti kebanyakan laki-laki yang suka jajan itu?" Monolog March di depan kaca.
March menggelengkan kepalanya.
"Tidak.. tidak.. tidak!! Aku tidak boleh melakukan itu. Aku harus menemukan Julya dan meminta pertanggung jawabannya. Harus!!" Ucap March, ia sudah sangat tergila-gila dengan tubuh Julya.
March pun mengakhiri monolognya di depan cermin lalu berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaian rumahnya, lalu memakai pakaian itu. Setelah memakai pakaiannya, March pun keluar dari dalam ruang ganti, ia berjalan menuju nakas tempat ia meletakkan ponselnya tadi.
Ia mengambil ponselnya lalu menghubungi nomor Neon. Untuk apalagi kalau bukan untuk menanyakan pada Neon tentang perkembangan pencarian Julya.
Tuut.. Tuut.. Tuut. Bunyi nada sambung.
"Halo March." Jawab Neon di seberang telepon."
"Apa kau sudah menemukan Julya, Neon?" Tanya March to the point.
"Belum March. Sepertinya Julya sudah meninggalkan kota ini." Jawab Neon.
"Apa!!!! Kalau begitu cari dia!!" Teriak March.
Sangking kerasnya suara March, Neon sampai menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Tenang March. Tanpa kau suruh juga aku sudah menyuruh orang ku untuk mencarinya di bandara, terminal dan pelabuhan, jadi aku harap kau bisa bersabar." Balas Neon.
"Aku tidak bisa menunggu lama lagi Neon!!!" Bentak March.
"Kenapa? Aku kau sedang horni sekarang? Makanya kau tidak bisa menunggu lama?"
March diam. Ingin menjawab iya, tapi malu. Tapi ingin menjawab tidak, pasti Neon tidak akan percaya dan malah akan makin menyudutkannya.
Bersambung...