Kesatria Awal Mula
Satria adalah seseorang yang terlahir dengan kekuatan fisik paling lemah diantara teman-temannya,hingga ia selalu terintimidasi oleh semua orang yang mengenalnya,kecuali ibu dan teman satu-satunya.
"Satria,bangun nak,hari ini adalah hari kebangkitan kemampuan,apa kamu tidak ingin mengikutinya?," terdengar suara seorang wanita dari luar pintu kamarnya.
Satria membuka mata, melihat sekeliling untuk memastikan bahwa ia tidak bermimpi. "Aku berada di dunia lain dan menempati tubuh anak dengan nama yang sama,aku merasa jika ini adalah mimpi,tapi setelah ingatan aneh itu,aku yakin jika semua ini nyata," batinnya.
Satria keluar dari kamarnya,melihat wanita cantik yang menjadi ibu di usia muda. "Ibu,aku berjanji untuk menjadi kuat dan melindungi mu." Ucap Satria dengan mata berkaca-kaca.
Ibunya memeluk Satria dengan lembut. "Putraku,aku hanya ingin kamu bahagia,tidak perlu memikirkan ibumu ini, meskipun kamu gagal dalam membangkitkan kemampuan,ibu tidak ingin kamu berduka." Pesannya sambil mengelus kepala putranya yang baru berusia 10 tahun.
"Baiklah Bu,aku berangkat menuju balai desa terlebih dahulu." Pamit nya sambil mencium tangan ibunya.
Satria berjalan kaki dari rumahnya menuju balai desa Kiwa,desa dengan penduduk sekitar 3000 kepala keluarga.
Berjalan sendirian,hingga akhirnya ada seseorang gadis kecil yang seumuran dengannya datang menghampiri. "Satria,kita berangkat sama-sama ya," ajaknya.
Satria mengangguk. "Tapi Mimi,jalanku sangat lambat." Ucapnya sambil terengah-engah kelelahan.
Mimi menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa,kita berjalan pelan-pelan saja."
Satu jam kemudian,Satria kecil tiba di aula desa, tepatnya di sebelah balai desa Kiwa.
Di sana sudah ada banyak anak-anak lain yang sudah tiba,karena datang terakhir, Satria dan Mimi mendapatkan tempat paling belakang. "Maafkan aku Mimi,jika kamu berjalan lebih dulu,kamu tidak mendapatkan tempat terakhir." Kata Satria sambil menundukkan kepalanya.
Kepala Desa Kiwa,Ki Sanjaya menaiki podium. "Baiklah,semua anak-anak telah berkumpul,ayo segera saja dimulai upacara kebangkitan kemampuan."
"total 20 anak tahun ini, siapapun yang dapat membangkitkan kemampuan,silahkan naik ke podium untuk menerima hadiah dari kepala Desa." Perintah wakil kepala Desa. "bagi urutan pertama,silahkan maju ke depan dan letakkan tangan pada bola hitam yang kalian semua lihat," lanjutnya.
Peristiwa sekali seumur hidup bagi anak-anak berusia 10 tahun sedang berlangsung,masa depan menjadi taruhan saat ini,jika berhasil membangkitkan kemampuan,masa depan tidak terbatas,namun jika gagal,hanya menjadi manusia biasa.
Satria melihat anak-anak kecil baginya, jiwanya sendiri sudah berusia 30 tahun di kehidupan sebelumnya, setidaknya menurut ingatan di benaknya.
Proses kebangkitan tidak memakan waktu lama,jika bola hitam menyala maka sudah pasti itu berhasil di bangkitkan. Dari 18 anak,hanya lima anak yang berhasil membangkitkan kemampuan,kali ini giliran Mimi yang berikutnya.
Mimi berjalan menuju bola hitam yang diletakkan di atas meja kayu, meletakkan tangannya, tiba-tiba bola hitam bercahaya dengan sangat terang,udara disekitarnya menghilang dan muncul lagi secara tiba-tiba.
"Selamat atas kebangkitan kemampuanmu, silahkan terima hadiah dari kepala Desa, sekarang giliran yang terakhir." ucap wakil kepala Desa.
Satria berjalan menuju batu hitam dengan langkah lambat. "Cepatlah anak tidak berguna,jalan saja seperti semut." teriak salah satu penonton.
Satria tidak menghiraukan suara di sekitar yang menghina nya,dia hanya terus berjalan hingga akhirnya meletakkan tangannya di atas batu hitam.
Jiwanya merasa sangat kesakitan,yang menyebabkan Satria pingsan di tempat.
"Dasar lemah,gagal membangkitkan kemampuan malah pingsan!," umpat wakil kepala Desa.
"Sudahlah,bawa dia kembali ke rumahnya," perintah kepala desa.
.......
Satria terbangun ketika ia sudah berada di kamarnya. "Kemampuan apa ini?,aneh sekali,tidak hanya meningkatkan kekuatan fisik,tapi juga memiliki fungsi yang aneh," batinnya.
Satria bangkit dari tidurnya dengan sangat mudah,tidak seperti sebelumnya, untuk bergerak saja sangat menguras tenaga.
"Satria, bagaimana keadaanmu nak." Tanya ibunya ketika melihat Satria keluar dari kamarnya.
"Aku baik-baik saja Bu, sekarang tubuhku tidak lagi merasa lemah," jawab Satria.
Ibunya memeluk Satria dengan senyuman khas seorang ibu. "Jadi kamu berhasil membangkitkan kemampuan?,tapi menurut orang yang membawamu kembali,ia mengatakan jika kamu gagal dalam kebangkitan."
Satria hanya menggelengkan kepalanya. "Tidak tahu Bu,saya pingsan setelah menyentuh bola hitam tadi," jawabnya.
"Baiklah kalau begitu,kita makan dulu,ibu sudah memasak daging kelinci kesukaanmu," ajak ibunya.
Ibu dan anak makan bersama dengan lahap, meskipun usia jiwa Satria sebenarnya lebih tua dari ibunya,tapi ia tidak memiliki perasaan aneh apapun,hanya murni perasaan seorang anak kepada ibunya.
"Bu,aku ingin pergi berlatih ke danau di sebelah Desa, mencoba melatih kemampuan baru," ijin Satria.
"Berhati-hati dalam berlatih,jika tidak dapat menggunakan kemampuanmu dengan baik,jangan sampai melukai diri sendiri," nasihat ibunya.
Satria mengangguk dan bergegas menuju danau,tempat dimana ia pergi bermain sendirian untuk menghindari anak-anak lain.
"Aku tidak tahu bagaimana bisa tiba-tiba hidup di dunia yang aneh ini,tapi dengan bangkitnya kemampuanku,aku pasti bisa hidup di dunia ini dengan baik," gumamnya.
"Satria,aku ke rumahmu tadi,tapi kata Tante Shinta,kamu sedang berlatih disini," kata Mimi yang baru saja tiba.
Satria menoleh ke arah suara. "Mimi,kamu tiba di saat yang tepat,ayo latihan." Ajaknya dengan semangat tinggi.
Mimi menghilang dan berada di belakang Satria secara tiba-tiba. "Apa kamu yakin,aku bisa teleportasi," ucapnya.
Satria juga menghilang dan muncul di belakang Mimi. "Aku juga bisa," balasnya.
"Wah,kamu juga bisa,jadi kemampuan kita sama." Ucap Mimi sambil melompat kegirangan.
Satria mengangguk. "Tapi kamu harus janji,jangan bilang siapa-siapa, kalau tidak,aku tidak mau bermain lagi," ucapnya.
Mimi mengangguk-anggukkan kepalanya berulang-ulang. "Aku janji,jika aku berani mengkhianatimu,jiwaku akan hancur dengan sendirinya."
Satria sangat senang dengan sikap Mimi,mereka akhirnya bermain-main hingga larut, mereka akhirnya kembali karena Satria di cari oleh ibunya.
"Maaf ibu,aku bermain dengan Mimi sampai lupa waktu," ucap Satria.
Ibunya menatap Satria dengan senyuman hangat. "Kamu sudah besar sekarang,ibu akan menceritakan apapun yang ingin kamu ketahui setelah berusia 16 tahun,jadi jika ada pertanyaan saat ini yang berhubungan dengan ibu, sebaiknya simpan saja dulu." jelasnya.
Satria mengangguk patuh. "Tidak ibu,aku tidak ingin mengetahui apa-apa,aku hanya ingin menjadi kuat untuk melindungi ibu dari orang-orang yang berbicara buruk tentangmu."
"Hai,kamu masih terlalu kecil nak,tidak perlu memikirkan ibu sampai seperti itu,ibu tidak pernah memperdulikan perkataan orang-orang,yang ibu perhatikan hanya perkembangan mu,putra ibu satu-satunya," jelas ibunya.
Satria meneteskan air matanya,memeluk ibu satu-satunya di dunia yang aneh.
"Kamu sebaiknya istirahat,besok kamu boleh bermain lagi," perintah ibunya.
Satria mengangguk dan berjalan menuju kamarnya.
Satria berbaring dan termenung. "Menjadi anak-anak adalah impian bagi kebanyakan orang dewasa,nikmati saja saat menjadi anak-anak." Batinnya hingga akhirnya tertidur pulas.
...
Hari-hari berlalu dengan cepat,Satria yang selalu bermain bersama Mimi,tanpa terasa telah menginjak usia 16 tahun. Tidak ada orang lain yang mengetahui kemampuan Satria selain Mimi dan ibunya,karena pada dasarnya,tidak ada seorangpun yang ingin berteman dan bermain dengan Satria,hanya Mimi seorang.
.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Sofyan Muchtar
awal yg bagus ceritanya menarik lanjutkan thor semangat
2024-10-26
0