Anna seorang gadis desa yang memiliki paras cantik. Demi membayar hutang orang tuanya Anna pergi bekerja menjadi asisten rumah tangga di satu keluarga besar.
Namun ia merasa uang yang ia kumpulkan masih belum cukup, akan tetapi waktu yang sudah ditentukan sudah jatuh tempo hingga ia menyerah dan memutuskan untuk menerima pinangan dari sang rentenir.
Dikarenakan ulah juragan rentenir itu, ia sendiri pun gagal untuk menikahi Anna.
"Aku terima nikah dan kawinnya...." terucap janji suci dari Damar yang akhirnya menikahi Anna.
Damar dan Anna pada hari itu di sah kan sebagai suami dan istri, Namun pada suatu hari hal yang tidak di inginkan pun terjadi.
Apa yang terjadi kelanjutan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Beberapa saat kami sampai ditempat tujuan mobil pak Kasim terparkir disalah satu rumah besar disana terdapat seorang satpam membukakan pintu gerbang agar mereka bisa masuk, mataku tidak bisa berpaling sedikit pun melihat kemewahan rumah besar yang disinggahi pak Kasim. "Ini rumah nya pak?" Aku tak bis menghentikan diriku untuk segera bertanya.
"Bukan nduk, ini tempat bapak kerja. Ini rumah majikan bapak."jelasnya pak Kasim membawakan barang-barang ku dengan senang hati.
"Loh ... loh ... loh ... Pak Kasim bawa siapa? Gak mau dikenalkan sama saya Tah?" Ucap satpam mendekati kami.
"Baru juga datang udah nyerobot aja kamu ,No. gak bisa liat yang bening dikit. Ini anak ku jangan macem-macem kamu."ujar pak Kasim segera menarik tanganku kedalam rumah.
"Ah pak Kasim kenalin dulu sebentar, paling enggak kasih tau dulu namanya siapa?" Gerutu pak satpam.
Pak Kasim tidak menggubris ucapan satpam tersebut ia memilih masuk dan memintaku untuk segera istirahat.
"Subhanallah, besar banget rumah ini."tak habis-habisnya aku mengagumi keindahan didalam rumah besar itu.
"Nduk ini kamar kamu besok bapak kenalin sama majikan bapak sekarang mereka sedang tugas di luar kota jadi belum pulang." Kat pak Kasim.
"Terimakasih pak, ini kamar nya apa gak Kebagusan ya?" Tidak percaya.
"Semua kamar pegawai begini, nduk. Cuma bapak sama pak Tarno aja yang sekamar." Sahut nya pa Kasim.
"Pak Tarno??"
"Iya pak satpam tadi namanya Tarno, dia yang jaga keamanan di rumah ini." Jelas nya. Aku gak terlalu kesepian ternyata banyak pegawainya dirumah sebesar ini Alhamdulillah.
"Yaudah istirahat ya nduk." Aku pun mengangguk. Meskipun kamar yang ku tempati khusus pekerja tapi bagiku ini terlalu bagus entah memang aku yang terlalu katrok mungkin!.
____
Pagi menyingsing tidak terasa hari mulai terlihat titik cahaya dari luar sementara itu aku yang sudah terbiasa usai mengemasi sebagian rumah besar itu dari menyapu sampai mengepel lantai, lumayan Melelahkan karena ukuran rumah itu cukup besar.
Tiba-tiba seseorang menegurku dari arah belakang, seorang ibu tua mungkin seumur dengan ibuku di kampung namun dia lebih gemuk berisi.
"Kamu siapa?" Tanyanya.
"Sa-saya.."mendadak mulutku menjadi gugup.
"Dia ponakanku mbok, yang sempat aku ceritakan beberapa hari yang lalu." Pak Kasim menyela diantara kami.
Si mbok mengangguk membulatkan bibirnya tanpa suara, dia mendekati ku meraba kedua pipiku dan tersenyum. "Ini toh, anak cantik yang kamu ceritakan itu. Oalahh ayu tenan, Kasim. Aku kira dia teman nden Damar atau nden Angga." Ucapnya si mbok menatapku dengan rasa senang.
"Ya, bukan toh. Lah kamu ini opo toh, dikit-dikit teman nya si nden,"gerutu pak Kasim seraya menepuk jidatnya.
"Ya kan gak tahu, oalahh .. cantik tenan kamu nih cah ayu, nama mu siapa?" Tanya si mbok menjawel kecil pipiku.
"A-Anna, mbok." Jawabku singkat.
"Namanya juga cantik, sini mbok nanti jelaskan pekerjaan kamu. Sekarang bantu mbok dulu di dapur, yuk?" Ajak mbok. Aku pun mengikuti langkah si mbok menuju dapur meninggalkan pak Kasim yang masih berdiri terus geleng-geleng di sana.
Ternyata orang rumah sini ramah-ramah mungkin aku akan betah bekerja disini walaupun harus bekerja sebagai ART, jelas ini yang aku bisa lagi pula selama ini yang bantu ibu aku jadi tidak terlalu
sulit bagiku untuk mengerjakan pekerjaan seperti ini.
"Panggil saja mbok Yun, nama mbok Yuni jadi panggil aja begitu biar gak canggung," ucapnya si mbok.
"Iya mbok. Mbok Yun udah lama kerja disini?"ku beranikan diri untuk bertanya meskipun masih terasa agak canggung karena belum terbiasa bertemu orang baru.
"Jelas cah ayu, mbok kerja disini udah lama sewaktu ibu masih ada. Nden Damar aja masih SD waktu mbok mulai kerja disini, ya.. udah 15 Tahunan kurang lebih."tuturnya mbok Yun.
Sambil mengupas beberapa bahan makanan, mbok Yun menceritakan sedikit sewaktu pertama dia bekerja ditempat ini. Si mbok datang bekerja kemari awalnya hanya sebagai baby sitter karena saat itu adiknya Damar masih berumur 2 bulan. Sedangkan Damar saat itu baru menginjak kelas 2 SD. Namun terjadi peristiwa yang tidak diharapkan setelah Angga adik damar menginjak usia satu tahun. Ibu Anita meninggal diusia yang masih muda karena kecelakaan hingga merenggang nyawa. Akhirnya pada saat itu Si mbok di minta menjadi baby sitter sekaligus ART di rumah ini sampai sekarang.
Sudah panjang lebar bercerita tidak terasa makan siang sudah selesai juga dan siap dihidangkan.
"Gak terasa udah selesai aja mbok," ucapku menata piring-piring dan gelas untuk beberapa orang yang akan datang.
"Iya, apa karena kelamaan mengobrol jadi gak terlalu kerasa yak, lagian mbok kalo ada temen ngomong ya gini, nduk. Pengennya ngobrol terus,"tawa kecil menghiasi wajah wanita paruh baya itu. Aku pun ikut tersenyum mendengar ocehan mbok Yun.