NovelToon NovelToon
Pewaris Yang Sebenarnya

Pewaris Yang Sebenarnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Bullying di Tempat Kerja / Naik Kelas / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:154k
Nilai: 4.7
Nama Author: rcancer

Namanya Erik, pria muda berusia 21 tahun itu selalu mendapat perlakuan yang buruk dari rekan kerjanya hanya karena dia seorang karyawan baru sebagai Office Boy di perusahaan paling terkenal di negaranya.

Kehidupan asmaranya pun sama buruknya. Tiga kali menjalin asmara, tiga kali pula dia dikhianati hanya karena masalah ekonomi dan pekerjaannya.

Tapi, apa yang akan terjadi, jika para pembenci Erik, mengetahui siapa Erik yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membungkam Dengan Elegan

Meskipun cukup terusik dengan suara orang yang mengejeknya, Erik memilih bersikap acuh dan melanjutkan obrolannya bersama Jojo.

"Wow! Hidangan yang dipesan ternyata mahal juga ya?" karena merasa mengabaikannya, pri tersebut malah semakin mendekat hingga berdiri tepat di sini meja.

"Apa kalian habis gajian? Bukankah gaji sebagai petugas kebersihan itu kecil ya? Kok kalian sok-sokan, main di tempat mahal ini?" Sosok itu terus mengoceh dan suaranya sangat mengusik pengunjung lain.

"Eh, sayang. Kamu nggak menyapa mantanmu ini?"sosok itu, kini melempar pertanyaan pada wanita yang berdiri tak jauh darinya.

"Mantan? Dia? Dih, nggak level," jawab Mutia sembari mendekat. "Kemarin kan, aku sedang nggak sadar diri aja waktu dekat sama anak itu."

Sosok pria itu menyeringai. "Astaga! Kamu kejam sekali, Sayang. Tapi, keputusan kamu sangat tepat sih."

"Iya dong, ngapain aku bertahan sama pria yang tidak jelas masa depannya," ujar Mutia sambil melangkah mendekati kekasih. "Eh, Rik, aku dengar, kamu juga baru diselingkuhin Niken ya?"

"Hah! Erik diselingkuhin lagi?" pria itu pura-pura terkejut. "Nasib cowok miskin, miris amat ya. Modal ganteng doang, mana kenyang."

"Kalian sebenarnya pada ngomongin apa sih?" Jojo yang cukup jengah dengan sepasang kekasih tersebut, tidak tahan untuk terus terdiam.

Namun Erik segera memberi kode agar Jojo jangan mempedulikan dua orang yang memang mereka saling kenal.

"Hahaha... Jojo-Jojo, kamu itu udah miskin, malah berteman dengan orang miskin pula. Kapan majunya?"

"Ya suka-suka aku dong. Mau berteman dengan siapa. Itu urusanku."

"Eh, nyolot ya ni orang! Miskin aja belagu. Kamu berani sama aku?" Pria itu malah kesal sendiri karena justru Jojo yang terusik.

"Berani!"

"Jo!" Erik langsung memperingati sahabatnya, lalu dia menatap sepasang kekasih itu. "Mau kalian apa?"

Sepasang kekasih itu saling menatap lalu mereka tersenyum sinis. "Sebenarnya kita merasa gatal aja sih. Kok bisa, ada orang miskin gaya-gayaan makan di tempat mahal begini?" ejek pria itu

"Emang masalahnya dimana? Kan sama-sama bayar? Pemiliknya aja nggak keberatan, kenapa kalian yang repot?" Erik berbicara setenang mungkin, menahan emosinya.

"Masalahnya, tempat ini jadi kelihatan kumuh gara-gara kedatangan kalian. Asal kalian tahu, tempat ini tuh, favoritnya orang kaya. Harusnya mereka tidak menerima pengunjung seperti kalian," sosok pria itu semakin kesal sendiri.

"Gini aja deh, Sayang, mending kita panggil manajernya deh, biar dua kuman ini ditindak," wanita bernama Mutia malah memberi usulan yang tak masuk akal.

"Oh, iya, benar. Lagian aku kenal sama manager tempat ini," sosok pria itu langsung memanggil pelayan, meminta sang manager untuk menemuinya

"Iya, Tuan Mahendra, ada yang bisa saya bantu," ucap sang manager begitu menemui pria yang memanggilnya.

"Maaf, Tuan, saya menganggu waktu anda," ucap Pria yang dipanggil Mahendra. "Saya mau protes dengan pelayananan di tempat ini."

"Protes?" Sang Manager nampak kaget. "Apa karyawan saya telah melakukan kesalahan, Tuan?"

"Ya, karyawan anda melakukan kesalahan yang amat sangat fatal. Bahkan kesalahan mereka, bisa merusak reputasi tempat sebagus ini," ucap Mahendra berapi-api.

"Kesalahan apa yang telah diperbuat, Tuan Mahendra?" tanya sang Manager. "Biar nanti saya akan memperingatinya."

"Kesalahan para karyawan adalah berani menerima konsumen seperti mereka," tunjuk Mahendra pada Erik dan Jojo.

"Mereka itu orang miskin, tinggalnya aja di kampung pinggir kota. Bagaimana bisa pelayan anda mengijinkan orang-orang seperti mereka berada di tempat yang seharusnya ditempati khusus orang kaya. Apa itu bukan suatu kesalahan!"

"Apa!" sang manager terkesiap. Entah apa yang ada dalam benak sang manager, tapi dia nampak begitu kaget.

"Maaf, Tuan Mahendra, tapi di sini tidak ada peraturan yang melarang orang-orang tertentu untuk datang dan menikmati makanan di sini. Bagi kami, yang penting mereka membayar, sesuai dengan apa yang mereka pesan" ucap sang manager.

Mahendra terperanjat. Namun, dia tidak mau kalah. Mahendra harus bisa menang dalam misi membuat Malu pemuda yang pernah menjadi pacar dari kekasihnya.

"Oh, jadi anda mengabaikan kritikan dari saya? Oke. Anda tahu kan saya siapa? Dengan mudah saya bisa membuat usaha ini tutup malam ini juga," ucap Mahendra semakin angkuh.

"Aduh, Tuan, maaf sebelumnya," sang Manager terlihat takut. "Bukannya saya lancang, saya hanya mencoba memberi tahu tentang peraturan yang ada di sini."

"Hahaha ... baiklah. Sepertinya, anda memang sengaja mengabaikan kritik dan saran dari saya. Oke, saya akan melakukan sesuatu yang akan membuat anda menyesal," Mahendra semakin mengancam, lalu dia mengambil ponselnya.

"Baiklah," Erik memutuskan untuk bersuara. "Ayo, Jo, kita pergi. Di sini terlalu berisik," ucapnya, lalu dia menatap sang manager. "Tuan Manager, boleh saya minta bill pembayarannya?"

"Cih! Belagu amat kamu, Rik, kaya punya duit banyak aja," cibir Mahendra.

Erik tidak menghiraukannya, tapi dia memilih mengulang permintaannya pada sang manager.

Manager pun mengangguk, lalu dia memerintahkan seorang pelayan untuk menunjukan total makanan yang harus di bayar Erik.

"Ini, Tuan," tunjuk sang manager begitu Bill yang diminta sudah berada di tangannya.

Mutia dan Mahendra tersenyum senang karena merasa telah menang dan berhasil menunjukan kuasanya. Namun, senyum kedua orang itu langsung berubah tatkala Erik menunjukan sebuah kartu dari dompetnya.

"Blackcard?" sepasang kekasih itu terperangah secara bersamaan.

Bukan hanya Mahendra dan Mutia saja yang terkejut, Jojo, sang manager dan para pengunjung yang menyaksikan kejadian itu juga menunjukan reaksi yang sama.

"Di sini bisa melakukan pembayaran dengan ini bukan?" tanya Erik dengan sikap yang begitu tenang.

"Bisa, Tuan, sebentar saya ambil alatnya," sang manager bergegas ke meja kasir untuk mengambil alat yang dibutuhkan.

"Dapat darimana kamu kartu itu? Hasil mencuri?" tanya Mahendra.

Erik tersenyum tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaan Mahendra.

"Bagaimana mungkin seseorang bisa mencuri blackcard? Itu kan kartu tanpa batas yang dikeluarkan khusus sebuah bank untuk nasabah yang berada ditingkatan paling istimewa," celetuk salah satu pengunjung.

"Iya ih. Malu-maluin aja. Katanya orang kaya, masa hal seperti itu aja tidak tahu. Lagian kartu itu kan ada kode khusus yang hanya diketahui pemiliknya," ucap yang lain.

Mahendra nampak begitu malu mendengar gunjingan para pengunjung. Tanpa banyak bertindak, Erik dengan mudah membalik keadaan.

"Boleh saya minta kartunya sebentar, Tuan," ucap sang manager begitu alat sudah berada ditangannya.

"Sebentar, Pak manager," ucap Erik, lalu dia mengedarkan pandangan ke sekitarnya. "Malam ini, saya akan bayar semua hidangan yang kalian makan. Jadi silahkan, kalian makan sepuasnya."

"Benarkah?" tanya salah satu pengunjung.

Erik mengangguk yakin, dan anggukan tersebut langsung disambut bahagia oleh semua pengunjung.

"Bagaimana, Mahendra, apa kamu mau saya bayarin juga?" tawar Erik dengan senyum kemenangan.

Mata Mahendra melotot, namun dia tidak bisa mengatakan apapun.

"Ayo, sayang kita pergi dari sini!" ajak Mahendra pada kekasihnya. Namun saat mata pria itu menoleh pada Mutia, dia terkejut dengan tingkah sang kekasih yang menatap Erik tanpa berkedip.

"Mutia!" bentak Mahendra sampai Mutia terlonjak kaget. "Ayo pergi," tangan Mutia ditarik paksa.

"Sial! Apa mungkin Erik sebenarnya orang kaya?" gumam Mutia dengan segala pemikirannya tentang Erik.

1
Anonymous
keren
ReogKhentir
Kalau Bobby mengunakan cara licik maka Erik harus balas dengan taktik yang cerdik......... cari dahulu orang orangnya Bobby yang ada dalam perusahaan mu Erik pasti ada yang disusupkan disana
Daryati Idar
lanjut thor
neng ade
benar2 licin kaya belut .. semoga si Bobby bisa kalah di tangan Erik
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
blom tau aja kalian biarpun Erik polos tp die tidak bodoh seperti kalian🤣🤣 lanjut thor 🙏
Mocacino 576
luar biasa
neng ade
wah .. bakalan seru nih .. memang udah saat nya jati diri Naura di ungkap biar mereka semua pada mati kutu dan tak berlaku kurang ajar lagi
neng ade
siapa lagi tuh orang yg nelpon Castilo..
Apriyanti
wah siapa ya tlp ko sampe segitu nya Castillo,, lanjut thor 🙏
ReogKhentir
Waduh..... berita apa ya kok sampai wajah Castilo berubah dengan drastis seperti iru........
neng ade
waduh ada berita apa tuh di ponsel Namira ibu nya Erik
ReogKhentir
Paling berita yang menyudutkan Erik tentang kasus narkoba Dave dan Marco kemarin...........
Mohd Ariffin Jaal
Lumayan
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
rasain mang enak🤣🤣
Sahna Yulianto
Kecewa
neng ade
waduh .. berita apa lagi ini. .
neng ade
maka nya jangan sok jadi orang .. maksud hati mau mempermalukan Naura dan Erik malah dia sendiri yg malu
Riezki Arifinsyah
lanjut dung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!