Hidup penuh penderitaan sedari kecil, itu sudah makanan sehari-hari Leticia, gadis imut berumur duapuluh tiga tahun.
Karena hutang kedua orang tua angkatnya, Letisia terpaksa dinikahkan pada seorang Ceo arogan, yang kabarnya seorang playboy kelas kakap.
Damian Jhonson, Ceo yang terkenal arogan sangat membenci pernikahan yang tidak diinginkannya.
Dan, terpaksa menikahi Leticia karena desakan Ibunya untuk segera menikah.
Di karenakan usia Damian yang dikatakan tidak muda lagi, tiga puluh enam tahun.
Damian yang tidak mau terikat dengan pernikahan, berencana akan menjadikan Leticia sebagai pembantu dirumahnya.
Dan membuat perjanjian nikah kontrak pada Leticia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19.
Letisia tidak memperdulikan gedoran dipintu kamarnya, dia tetap diam tidak bergeming sedikitpun ditempat tidur.
Lama-kelamaan suara gedoran tidak terdengar lagi.
Letisia pun akhirnya tertidur lagi.
Sementara itu diluar pintu kamar Letisia, tubuh Damian terduduk dilantai dengan lesu.
Kepalanya terasa terus berputar karena mabuk, dia sangat marah melihat Letisia pulang bersama pria lain.
Begitu Letisia pergi tadi, Damian langsung mengusir wanita-wanita yang menempel padanya.
Dia pun kemudian minum anggur sampai mabuk, dia sangat jengkel dan ingin membanting benda apapun yang ada disamping nya untuk melepaskan amarahnya.
Pikirannya terus memikirkan Letisia.
Dia tidak tahu kenapa dia bisa begini.
Bayangan Letisia yang berdiri dibawah guyuran hujan pada malam itu selalu menari-nari dikepalanya.
Dan tubuh mungil itu menggigil kedinginan, membuat dia ingin memukul seseorang.
Tubuh Damian berlahan merosot terbaring kelantai.
"Itu semua salahku..aku sangat kejam!" gumamnya meracau.
"Aku Damian memang tidak punya hati..Letisia buka pintunya..aku mau tidur, dingin sekali disini!" Damian kembali memukulkan tangannya ke pintu kamar Letisia.
Karena dia sudah mulai mengantuk, tenaganya pun sudah mulai melemah.
Dia tidak sanggup lagi untuk memukul pintu kamar Letisia.
Dan Damian akhirnya tertidur dilantai, didepan pintu kamar Letisia.
Tidak berapa lama suara dengkurannya terdengar.
Malam beranjak semakin malam.
Vapiliun dibelakang Mansion Damian sudah hening, tidak ada suara apapun lagi terdengar.
Besoknya seperti biasanya, Letisia bangun pagi untuk pergi membantu Bibi Lina dan Janet di dapur Mansion.
Letisia membersihkan tempat tidurnya, melipat selimut dengan rapi.
Kemudian dia keluar kamar untuk membersihkan diri dan sikat gigi.
Saat Letisia membuka pintu kamar, dia terkejut melihat Damian tertidur didepan pintu kamarnya.
Terbaring dilantai seperti gembel.
Astaga! Letisia terbelalak melihat pemandangan tersebut.
Seorang Damian, Ceo yang disegani banyak orang tidur dilantai yang dingin seperti seorang gembel.
Sungguh memalukan.
Kalau ada yang melihat dia seperti ini, pasti sudah masuk ruang berita utama.
Letisia berdiri di pintu kamarnya bengong, dia tidak tahu mau melangkah kan kakinya untuk keluar kamar.
Terpaksa Letisia berjalan dari samping tubuh Damian, dan berbelok melewati kakinya.
Akhirnya Letisia bisa keluar dari kamarnya.
Diapun pergi untuk membersihkan badan, lalu menyikat gigi.
Setelah itu pergi untuk membantu Bibi Lina.
Dia tidak perduli dengan Damian yang tertidur dilantai.
Bukan urusannya, salah sendiri kenapa malam-malam datang ke kamar orang.
Damian berlahan membuka matanya, dia merasakan kepalanya sakit sekali.
Dan Damian merasa kalau tempat tidurnya terasa begitu dingin sekali.
Perlahan Damian bangkit dari berbaringnya.
Damian merasa kalau tempat berbaringnya tersebut, terasa begitu keras sekali, dan sangat tidak nyaman.
Damian mengedarkan pandangannya di sekitar tempat tubuhnya tadi berbaring.
Ini kan lantai! pikirnya seraya menyentuh lantai dibawahnya.
Dimana ini? pikirnya lagi.
Damian kemudian mengedarkan pandangannya, dan pandangan matanya melihat ke arah kamar Letisia.
Ini di paviliun, akhirnya diapun mulai bisa mengingat kejadian tadi malam.
Damian pulang dari pesta dengan keadaan mabuk, dan langsung mencari Letisia ke halaman belakang Mansion.
Menggedor pintu paviliun sambil memanggil nama Letisia.
Pintu berhasil dia buka, tapi tidak bisa membuka pintu kamar Letisia.
Sekeras apapun dia menggedor dan berteriak pada Letisia agar pintu dibuka, Letisia tidak membukakan pintu.
Damian memijit pelipisnya yang berdenyut.
Tapi kemudian dia tersadar, barusan dia melihat tempat tidur Letisia kosong.
Tidak ada Letisia berbaring ditempat tidurnya.
Ke mana dia? pikir Damian.
Damian bangkit dari lantai, lalu masuk kedalam kamar Letisia.
Damian melihat di seputar ruangan kamar tersebut, Letisia tidak terlihat.
Damian mencari kesemua ruangan paviliun, Letisia tidak terlihat juga.
Ke mana dia? pikir Damian mulai khawatir.
Bersambung....