Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vika pingsan
Seketika, Vika melirik ke arah Rita, dan matanya langsung tertuju pada jus alpukat yang segar menggoda. Dan tanpa sadar dia langsung menelan ludahnya penuh harapan jus berwarna hijau tersebut mengalir ke kerongkongannya
Ih apa sih aku ini, masa jatah nenek-nenek aja pengen banget
Perhatian Vika beralih kembali pada pemasangan dekorasi lagi untuk melupakan minuman tersebut. Di dalam benak Vika, tengah hari panas seperti ini apalagi dirinya memang sudah ter jemur dari tadi, sangat enak menikmati jus segar seperti itu tapi sayangnya hanya bisa dilihat saja dari kejauhan.
Kemudian Arya datang sengaja mengecek sampai di mana hasil dekorasinya, sesuai dengan permintaan Chika atau tidak.
"Sudah berapa persen persiapannya?" tanya Arya
"Hampir tujuh puluh persen Chef!" jawab Vika dengan profesional
"Baik. Untuk taburan, bunga mawar nya mana?"
"Aku akan ambil nanti pas di hari H saja agar kelopak bunganya masih dalam keadaan fresh"
"Bagus" Arya mengangguk puas dengan hasil kerjaan Vika
"Oh ya, Saya bawa catering dari restoran untuk kalian"
"Terima kasih Chef, sebentar lagi selesai baru kami makan" mereka benar-benar layaknya bos dan karyawan, tanpa ada canggung sama sekali karena seiring berjalannya waktu kisah cinta satu malam di antara Meraka sudah memudar apalagi sekarang Arya fokus dengan cara pertunangannya
"Baiklah. Tapi ngomong-ngomong, apakah kamu sedang sakit?" Tanya Arya setelah memperhatikan wajah Vika
"Hahaha,! udah dua orang yang nanya kayak gini ke aku. Tadi Nenek, dan sekarang Chef"
"Benarkah? Tapi kamu memang agak pucat"
tangan Arya reflek menyentuh kening Vika, namun dengan cepat gadis itu mundur satu langkah ke belakang, memberi jarak di antara mereka. Namun Arya yang kemudian menyadarinya segera tarik kembali tangan kekar yang hampir menciptakan kecanggungan itu
"Saya baik-baik saja,"
Nenek nggak sempat lihat. Ini orang, menyentuh sembarangan di mana-mana. Iya juga shi, tapi memang kepalaku agak sedikit pusing
"Oh sorry. Kalau begitu saya akan kembali lagi ke restoran" Kemudian Arya memutar tubuhnya, dan berpamitan pada Rita
"Kamu mau kemana lagi?" tanya Rita
"Restoran Nek, aku ada janji dengan produser"
"Untuk apa?"
"Mereka akan membuat acara kontes memasak si salah satu stasiun televisi dan aku terpilih sebagai jurinya" Arya memberikan kabar baik itu dengan full senyuman
"Benarkah? cucuku memang berbakat" Rita menyentuh kedua pipi Arya, lalu mencium keningnya "Nenek doakan agar semuanya berjalan dengan lancar"
"Amin! Terima kasih nenekku sayang" Sekarang Arya yang mencium kening Rita
saat merasakan kebahagiaan yang baru saja di sampaikan cucunya, Rita langsung syok setelah melihat seseorang yang tiba-tiba tergelatak begitu saja
"Vika!!" teriakan dari sang Nenek mengejutkan dirinya
"Kenapa!!" Refleks Arya memutar tubuhnya dan melihat ke arah Vika yang ternyata sudah berbaring di atas rumput taman"Vika!!" dia pun ikut terkejut sambil berlari menghampirinya "Ya Tuhan kenapa ini?" tanyanya pada salah-satu pegawai di sana
"Kita tidak tahu pak tadi Vika tiba-tiba pingsan" Jawab satu diantara mereka
"Kamu yakin dia tidak tertimpa apapun?"
"Iya pak, memang sepertinya Vika hari ini kurang sehat" Jawabnya lagi
"Nenek juga tadi sudah menyuruhnya istirahat. Memang hari ini dia sangat pucat, mungkin saja kelelahan. Sudah, jangan banyak bicara sebaiknya angkat dia dulu dan baringkan di sofa"
Benar juga, hari ini Vika sepertinya memang sedang tidak sehat
Arya segera mengangkat tubuh Vika dan meletakkannya di sofa, sesuai perintah dari Nek Rita. Kemudian menyentuh keningnya, yang memang tidak demam sama sekali
"Tolong ambilkan air" Dengan begitu paniknya Arya benar-benar khawatir "Vika, Vika!! buka matamu, apakah kau baik-baik saja" Kemudian dia menepuk pipinya dengan perlahan
"Ambilkan minyak angin juga" tambah Nek Rita pada pelayan yang mengambilkan air tadi
"Baik Nek" jawabnya, lalu melaksanakan tugas dan tanpa lama dia kembali dengan membawa sesuai yang diperintahkan.
Arya menggosokkan minyak angin tersebut pada telapak Tangan, Kaki dan hampir saja dia memasukkan tangannya ke dada Vika namun Nek Rita menghentikannya "Hei apa yang kau lakukan?"
"Apa?!!" tanyanya heran "Aku sedang menyadarkan dia?" jawabnya santai
"Kamu gila, dengan memasukkan tanganmu ke dalam sana?"
"Oh maaf, aku tidak sadar" Arya menarik kembali tangannya
Dan tidak membutuhkan waktu lama akhirnya gadis itu sadar, membuka mata perlahan kemudian mengangkat tubuhnya dengan dibantu oleh Arya
"Apakah kau baik-baik saja?" tanya Rita
"Aku kenapa? kok ada disini" Vika sangat bingung apalagi melihat Arya yang berlutut di hadapannya dengan memegang segelas air dan kemudian diberikan kepadanya
"Kamu tadi pingsan. Minumlah dulu" kemudian membantunya memegang gelas
"Pingsan?" dia melirik pada Nek Rita, memastikan kalau ucapan Arya benar, dan akhirnya mendapat jawaban dengan Anggukan
"Seumur hidup baru kali ini aku merasakan pingsan seperti ini. Aneh juga sih, kenapa bisa tiba-tiba. hehe," Apapun keadaannya dia selalu ceria "Mungkin karena aku lupa makan dan kepanasan juga tadi. Terima kasih banyak ya Chef, sudah tolong saya"
"Sebaiknya makan dulu, wajah kamu pucat karena kelelahan" Arya mengambilkan catering yang dibawanya tadi, dan membukanya. lalu diberikan pada Vika untuk langsung dimakan. Dan Rita sendiri juga memberikan jus alpukat miliknya kepada Vika, dia merasa gadis itu kurang vitamin dan asupan yang bergizi
Sumpah demi apa? Alpukat ini akhirnya jadi milik aku,, ya ampun seperti mimpi
"Terima kasih banyak nek"
Kejadian ini membuat Arya juga Rita khawatir. Dia takut pingsannya Vika dikarenakan pekerjaan yang dia berikan sudah sangat menyusahkan nya.
"Sebaiknya kau makan lalu istirahat. Kita masih punya banyak waktu untuk menyelesaikan dekorasi ini" Arya bangun dari tempat dimana dia berlutut tadi "Ingat, kamu makan ini lalu pergi ke kamar Rara untuk istirahat" perintah Arya
"Benar, saat ini kondisi tubuhmu sangat lemah. Jadi jangan memikirkan pekerjaan terus-menerus" Sambung Nek Rita
"Tapi aku baik-baik saja" jawabnya kemudian dia berdiri seolah memang tubuh Vika sangat kuat
Kemudian Arya mendekat satu langkah dan mengecilkan suaranya berbisik pada gadis itu "Kau mau ke kamar Rara sekarang, atau aku akan menggendong mu" Ancam Arya
"Hehehe Chef tidak perlu repot" Vika mendorong sedikit tubuh pria itu agar lebih jauh darinya, walaupun ada nek Rita memperhatikan mereka tapi Arya sama sekali tidak risih dengan tingkahnya "Aku masih bisa berjalan sendiri" jawabnya dengan senyuman palsu
"Cepat naik" tegasnya
Tak mau banyak perdebatan, Vika pun menurut karena nanti akan berkepanjangan jika berurusan dengan pria ini. Walaupun di dalam hatinya terus-menerus mengomel tak terima
"Baiklah Nek, aku akan ke restoran lagi untuk bertemu produser, waktunya sudah sangat mepet" Arya berpamitan
"Hati-hatilah, dan jaga dirimu baik-baik semoga semuanya lancar"
"Thank you honey, bye..!"
"Bye" Rita melambaikan tangan
***
Di restoran Arya bertemu dengan Produser tersebut sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Mereka menawarkannya untuk jadi juri, karena melihat kualitas dan cita rasa dari tangan seorang Chef handal Arya mahesa itu sudah tidak diragukan lagi. Ini merupakan kesempatan emas bagi dia apalagi di bulan-bulan menuju jenjang pernikahan, Arya semakin mantap untuk terus berkarir demi memenuhi kebutuhan glamour Chika tanpa harus jadi model lagi nantinya. Walaupun komitmen yang sudah disepakati kedua belah pihak untuk tetap berjalan seperti ini, namun hati kecil Arya tentu saja ingin memiliki keturunan dan hanya fokus mengurus keluarga kecilnya saja
Tak lupa dia juga meminta Rara untuk pulang ke rumah menjaga Vika. Arya khawatir gadis keras kepala itu, akan membangkang untuk melanjutkan pekerjaannya dan nanti malah semakin repot jika dia benar-benar sakit