Ceo duda dengan gadis sudah biasa, tapi Ceo janda dengan berondong baru luar biasa.
Zayn Albert, seorang pria tampan dengan segala kesederhanaannya. Ia harus membiayai sang nenek yang menjadi penderita kanker. Zayn membutuhkan banyak biaya, sehingga dia memutuskan untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi.
Tak di sangka, ia justru malah bertemu dengan Shea Lexix Wiratama. Seorang Ceo cantik yang merupakan janda anak dua. Zayn niatnya ingin melamar kerja, tetapi salah satu anak dari wanita itu justru menawarkan sang mommy padanya.
"Angkel, Angkel mau nda cama Mommy Kai? Mommy kai Janda." Ujar Kai dengan mata bulat menggemaskan.
"Om disini mau lamar kerja, bukan lamar jadi bapakmu Cil." Ringis Zayn.
Zayn akui, ibu dari anak kecil itu sangat cantik. Tapi, Zayn tahu diri. Dia datang hanya untuk melamar kerja. Namun, tak di sangka. Ceo cantik itu justru mengatakan sesuatu padanya.
"Kamu di terima."
"Terima kasih Bu! Terima ka ...,"
"Jadi suami saya."
"Hah?!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian kecil dari istri
"Eumm." Zayn terbangun dari tidurnya, ia pun langsung mendudukkan dirinya. Namun, tiba-tiba sebuah kain basah jatuh dari keningnya. Melihat kain itu, reflek Zayn mengambilnya.
"Kain basah?" Bingungnya.
Zayn teringat dengan Shea, dia semalam tidur dengan wanita itu. Tatapannya pun beralih menatap ke sampingnya yang semalam Shea tiduri ternyata sudah kosong. Zayn memutuskan untuk mencari Shea keluar kamar dengan membawa kain basah itu. Namun, sayangnya. Ia tak dapat menemukan Shea.
Tok!
Tok!
Tatapan Zayn beralih ke arah pintu, ia berjalan menuju pintu tersebut dan berniat membukanya. Terlihatlah Lita berdiri di hadapannya dengan membawa sepiring makanan. Gadis itu menunjukkan senyumannya ketika Zayn membukakan pintu untuknya.
"Di suruh Ibu bawa makanan untuk Bang Zayn." Ujar gadis itu seraya menyodorkan piring tersebut.
"Terima kasih." Jawab Zayn dan mengambil piring yang Lita berikan seraya tersenyum tipis.
"Kalau begitu, Lita pulang dulu." Pamit Lita, ia terlihat salah tingkah ketika melihat senyuman pria itu.
Zayn menatap makanan yang Lita bawakan untuknya, lagi-lagi keluarga Lita berbuat baik padanya. Zayn merasa tak enak terus menerima bantuan dari keluarga Lita. Namun, ia juga tak enak menolaknya. Tapi beruntung juga pagi-pagi dia sudah mendapatkan makanan, apalagi dirinya pasti belum sempat keluar membelinya.
Kemudian, pria itu memutuskan untuk masuk. Ia duduk di kursi rotan dan meletakkan piring itu di meja. Lalu, ia meraih ponselnya dari atas meja dan membuka sebuah notif dari Shea. Wanita itu mengirimkan sebuah voice note padanya. Zayn pun mendengar kan suara yang Shea kirimkan padanya.
"Zayn, kalau masih demam lebih baik periksa ke rumah sakit. Maaf, aku tak bisa menunggumu sampai terbangun karena aku harus pulang."
Zayn tersenyum, entah mengapa hatinya terasa senang. "Jadi, semalam dia mengompres keningku dengan kain basah tadi?" Gumamnya.
.
.
.
Shea baru saja selesai menyisir rambut nya, ia kini tengah bersiap berangkat ke kantornya pagi ini. Setelah selesai bersiap, Shea mengambil tas kecilnya dan membawanya keluar kamar. Kebetulan, ia berpapasan dengan putra sulungnya yang sepertinya sengaja menunggu kedatangannya. Melihat putranya, tentu saja Shea langsung menyapanya.
"Kenapa disini? Ayo, kita sarapan." Ajak Shea.
"Mommy akan ke kantor hari ini?" Tanya Azriel yang mana membuat senyuman Shea luntur.
"Iya, ada apa? Apa ada masalah?" Tanya Shea dengan khawatir.
Azriel menggeleng ragu, kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman tipis. "Tidak ada, aku akan mengambil tasku." Pamit Azriel dan segera pergi meninggalkan Shea yang bertanya-tanya tentang sikap anaknya itu.
"Ada apa dengan Azriel? Dia aneh sekali." Gumam Shea.
Tak ingin terlalu memusingkannya, Shea memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju ruang makan. Di sana, sudah ada Daisy dan juga Kai. Keduanya tampak cekcok persoalan makanan yang di siapkan saat ini.
"Oma telolna ajaaaa! Kai nda mau telol," ujar Kai menolak di berikan telur.
"Heh! Telur ini bagus untuk pertumbuhanmu, biar kamu cepat besar nanti." Tegur Daisy dan kembali menaruh telur semur itu di piring cucunya.
"Nda mau cepat becaaaal! Pucing cali uang, Kai balu bica belajal ngabicinnya doang cekalang!" Seru Kai yang mana membuat Daisy melongo. Sementara Shea tertawa kecil, ia menarik kursinya tepat di samping kiri putranya.
"Kamu lihat putramu?! Mama sudah menyerah mengurusnya, cepatlah cari suami agar ada yang mengurus anakmu ini dan mendidiknya. Darah tinggi Mama bisa naik terus gara-gara dia." Seru Daisy yang merasa frustasi.
Shea tak menjawab omelan mommy nya, ia justru mengambil sarapannya dan memakannya dengan santai. Ia akan mengenalkan Zayn, tapi bukan sekarang. Mendengar kembali tentang pencarian suami baru untuk sang Mommy, membuat Kai teringat lagi dengan Zayn.
"Oma! Kemalin ada angkel ganteng di kantol Mommy, Gantengnaaaa! Cepelti opa-opa kolea kecukaan oma!" Seru Kai dengan semangat, ia bahkan berlutut di atas kursi. Matanya membulat sempurna, seakan bocah itu seperti ibu-ibu yang tengah serius bergosip.
"Iya?! Ganteng? Kamu tawarin mommy mu gak?!" Sahut Daisy dengan semangat.
"Tawalin lah! Oma tuh cali Daddy balu buat Kai nda ada yang benel. Kai ketemu yang benel benel pokoknya. Angkel na ganteng, putih, tinggi kali, cudah Kai tawalin. Tapi angkelna nda mau." Celoteh Kai.
"Telus ya Oma, angkelna tuh ...,"
"Berduit, enggak?! Paket komplit ituuu!" Seru Daisy seraya menepuk tangannya.
Raut wajah Kai berubah, ia menatap sang oma dengan tatapan sinis. "Pelacaan kemalin nda ada Oma ngomong banyak uangna. Oma bilang ganteng doang." Protes Kai yang mana membuat Shea tersedak.
"UHUK! UHUK! UHUK!" Shea langsung meraih segelas air dan meminumnya.
Zayn memang tampan, tetapi pria itu bukan orang kaya. Bahkan, ia lah yang membayar Zayn agar pria itu mau menikah dengannya. Sang Mama pasti kaget mengetahui jika Zayn berasal dari pria sederhana. Apalagi, Zayn berumur lebih muda darinya. Sepertinya, Shea harus merangkai kata-kata dulu sebelum mempertemukan Zayn dengan keluarganya.
Selepas sarapan Shea langsung berangkat ke kantornya, dari pada terus mendengarkan Ocehan sang Mommy. Sesampainya di kantor, Ia kembali fokus bekerja. sampai menunggu waktu makan siang tiba. Mungkin, siang nanti ia akan menjemput Kai. Sementara Azriel, anak itu bisa pulang dengan supir.
Shea selalu fokus dalam bekerja, bahkan ia selalu lupa waktu jika sudah di depan layar laptopnya. Seperti saat ini, tak terasa waktu menunjukkan pukul dua belas siang lewat. Dia terlambat menjemput putra kecilnya. Ketika sadar, Shea langsung tersentak kaget.
"ASTAGA! AKU LUPA JEMPUT KAII!" Pekik Shea dan segera membereskan barang-barangnya.
"Anak itu pasti mengomel sekarang." Gumam wanita cantik itu sebelum meraih tasnya dan beranjak pergi untuk menjemput putra bungsunya
Sementara itu, anak yang sedang di bicarakan sedang menggerutu kesal di depan pagar sekolahnya. Para temannya sudah banyak yang di jemput, sedangkan dirinya lagi dan lagi harus menunggu sang mommy datang. Sebenarnya bisa saja supir yang menjemput, hanya saja Kai yang tidak mau.
"Benel, Kai halus cali Daddy balu. Mommy cibuk telus, lupaaa telus cama Kai." Kesalnya.
Tak lama, mobil yang sangat dia kenali terhenti di depannya. Melihat itu, Kai mengerucutkan bibirnya. Ia melangkah mendekati mobil itu seraya menatap sang Mommy yang membukakan pintu untuk nya. Alis Kai menukik dengan tajam, ia semakin memajukan bibirnya yang mana membuat pipi gembulnya semakin terlihat.
"Maaf yah sayang, Mommy lupa." Ujar Shea dengan tatapan bersalah.
"Kai malah cama mommy, nda mau ngomong!" Ketus Kai
"Eh? Gak mau ngomong tapi ... sudahlah." Batin Shea.
"Tidak usah marah, bagaimana kalau mommy membawamu bertemu dengan daddy baru."
"DADDY BALU?!" Pekik Kai dengan tatapan berbinar terang, seketika ia melupakan kekesalannya tadi.
"Ya mau! Nda ucah tanya, ayo ketemu daddy balu!" Seru Kai dengan senyumannya yang mengembang. Cepat sekali anak itu berubah moodnya ketika di ajak bertemu dengan daddy barunya. Shea hanya bisa menggelengkan kepalanya menghadapi anaknya yang satu itu
waah Shea bicuk thoor, dia gak mau fi panggil nama. harus panggil Cintaku.
Tapi Shea panggil suami nya dengan nama. kebalik dong. satu ke suami panggil nama gitu.