Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menang balapan
Tak butuh waktu lama Zalea sudah sampai di lokasi balapan, Abdul selaku temannya langsung menghampiri Zalea memeberikan helm dan juga motornya yang akan digunakan oleh Zalea.
"Hadiahnya 10 juta kalau loe menang." ucap Abdul.
"Gue nerimanya gak segitu kampret," protes Zalea.
"Kan loe pakek motor gue bestie, yakali gue gak dapet untung? Kalau motor gue rusak gimana?" seru Abdul.
"Mana lawannya? Cuma si Tamrin doang kan? Gak ada kapoknya tuh si permen ngajak gue balapan." tanya Zalea.
"Siapa bilang Tamrin doang? Ada satu cowol lagi, dia namanya Farhan anak holang kaya. Sebagai persyatatannya adalah kalau loe menang maka 10 juta hadiahnya, tapi kalau loe kalah loe harus jadi pacar salah satu pemenang diantara mereka, entah itu Farhan atau Tamrin." jelas Abdul.
"Mana bisa gitu njir?" tanya Zalea tak terima.
"Kalo loe setuju ya silahkan aja, kalau enggak pun ya gak masalah." ucap Abdul enteng.
"Yaaakk, nyebelin banget." kesal Zalea.
Tak lama kemudian datang dua motor berhenti tepat disamping Zalea, keduanya memakai helm hitam dan juga motor balapnya. Kedua laki-laki yang menaiki motor tersebut adalah lawan yang akan bertanding dengan Zalea, mereka adalah Farhan dan juga Tamrin.
'Cantik' batin Farhan.
Farhan terus menatap Zalea dari balik kaca helmnya. Zalea melepaskan topinya lalu memakai helm yang tadi di berikan oleh Abdul, dia merapikan rabut panjangnya agar memudahkannya memasukkan kepalanya kedalam helm.
Selesai memakai helmnya Zalea pun menaiki motor Abdul, dia menyerahkan topi dan juga tasnya pada Abdul tanpa membuka hoodie yang dipakainya. Tanpa babibu lagi Zalea mengajak kedua lawannya untuk memulai pertandingannya, hari semakin gelap dia yakin ibunya pasti tengah menunggu kepulangannya.
Nggeeenggg...Ngueeenggg..
Zalea menyalakan motornya sampai kepulan asap keluar dari knalpot motornya, kedua lawannya pun melakukan hal yang sama dengan Zalea.
"Dalam hitungan ketiga, pertandingan akan dimulai! Siap semuanya?" ucap wanita yang memegang bendera di kedua tangannya.
Tak ada jawaban dari ketiga peserta lomba, hanya anggukan kecil saja sebagai jawaban kalau mereka sudah siap.
Satu.
Dua.
Tiga.
Priiittt...
NGUEEEEENNGGG..
Ketiga peserta langsung melesat jauh mengendarai masing-masing motornya, Zalea memimpin kedua lawannya.
'Gue gak boleh kalah! Jangan sampai gue jatuh ke tangan pria brengsek untuk yang kedua kalinya, gue hak percaya dengan lelaki manapun! Cinta? Sampai saat ini gue benci yang namanya cinta' batin Zalea.
Dari kaca spion Zalea bisa melihat kalau Farhan ingin menyalip motornya, namun sayang pergerakan Farhan terbaca jelas oleh Zalea dengan gerakan cepat Zalea menambah lagi kecepatan motornya meninggalkan Tamrin dan Farhan. Zalea dijuluki ratu balap di sekolahnya, meskipun dia di juluki ratu balap bukan berarti dia tidak pernah kalah, dia pernah kalah sebanyak 2 kali selama ia berkecimpung di dunia balapan. Zalea menyunggingkan senyumnya begitu garia finish sudah terlihat di depan matanya, dari arah belakang Farhan dan juga Tamrin menambah kecepatannya tetapi bukan Zalea namanya kalau tidak tahu apa yaang akan dilakukan oleh lawannya.
NGUUEENGGGG.
Zalea membungkukkan tubuhnya menambah kecepatan diatas rata-rata, dan akhirnya ia menjadi pemenang balapan. Abdul bersorak kala temannya memenangkan kembali pertandingannya, dia mengajak Zalea bertos ria karena jika Zalea menang tentunya ia juga akan mendapatkan komisi.
"Yyeeaayy, wwooaahhh, Lea gue menang! Wwooaahh hahaha." sorak Abdul.
"Norak lu." cibir Zalea.
Zalea membuka helmya kemudian ia merapikan rambutnya yang berantakan bekas helm yang dipakainya, Tamrin dan juga Farhan menghentikan motornya kemudian melepaskan helmnya lalu turun dari motornya.
"Loe selalu jadi pemenangnya Lea." ucap Tamrin.
"Yes, of course." ucap Zalea santai.
Tamrin dan Farhan mengeluarkan uang masing-masinh sejumlah 5 juta dari saku jaket yang mereka pakai, mereka menyerahkan uang tersebut pada Abdul sesuai perjanjian.
"Thanks brohh, sering-sering ngajak balapan nya ya biar gue dapet komisi terus." ucap Abdul tersenyum senang.
"Loe yang untung, gue yang rugi." cibir Tamrin.
Farhan menjulurkan tangannya kearah Zalea, Zalea menyambut uluran tangan Farhan.
"Selamat, loe keren." ucap Farhan memeberikan selamat kepada Zalea.
"Loe juga keren kok." ucap Zalea tersenyum.
Deg! Deg! Deg!
Jantung Farhan seakan ikut balapan melihat senyum manis yang di perlihatkan oleh Zalea, ternyata dibalik ketomboyannya ada kecantikan yang tersembunyi dan hanya orang yang beruntung bisa melihatnya. Sejak ayahnya sering bermabuk-mabukkan, melakukan KDRT pada ibunya, melihat perselingkuhan ayahnya secara terang-terangan mengubah seluruh kehidupan Zalea, dia yang tadinya gadis penurut dan juga rajin berubah seketika. Saat ia memasuki sekolah SMA Zalea mulai berubah menjadi gadis yang nakal, penampilannya yang terkesan tomboy, seringkali ikut tawuran bahkan ia sering bolos sekolah demi mengikuti pertandingan balapan liar bersama Abdul.
"Boleh kita temenan." ucap Farhan.
"Boleh aja, asal jangan berlebihan." ucap Zalea.
"Okey," ucap Farhan setuju.
'Ternyata loe cewek yang unik Lea, gue semakin penasaran sama loe, lihat aja gue pasti bakal dapetin hati loe Lea' batin Farhan.
"Sorry gue harus cabut." ucap Zalea.
"Mau gue anterin gak?" tanya Farhan memberi tawaran pada Zalea.
"Gak usah." tolah Zalea.
Zalea berjalan kearah Abdul, dia meminta bagiannya atas kemenangan yang ia dapatkan.
"Mana bagian gue?" tanya Zalea.
"nih 6 juta." ucap Abdul menyerahkan uang pada Zalea.
"Thanks, gue cabut dulu ya." ucap Zalea.
"Lu mau kemana lagi? Gue anterin pulang bestie." ucap Abdul.
"Gue ada perlu dulu, gak usah anterin gue lagian masih belum larut jadi masih banyak kendaraan yang lewat kok." ucap Zalea.
"Yaudah, hati-hati bestie." ucap Abdul.
Zalea pergi meninggalkan arena balapan, Farhan terus menatap kepergian Zalea yang semakin jauh dari pandangannya. Tamrin menyenggol lengan Farhan sampai si empu terkejut, Farhan hanya menyunggingkan senyumnya kala ia kepergok menatap kepergian Zalea.
"Loe suka sama lea?" tanya Tamrin.
"Iya, gue tertarik sama dia." jawab Farhan jujur.
"Berarti loe saingan sama gue," ucap Tamrin.
"Siapa takut." tantang Farhan.
Zalea menghentikan angkot yang tak sengaja lewat begitu ia sampai di jalan raya, dia masuk kedalam angkotnya menuju pusat perbelanjaan.
"Pak ke toko peralatan sekolah ya." ucap Zalea.
"Siap neng." ucap supir angkot.
Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, sesekali angkot berhenti menjemput penumpang yang lainnya. Tak butuh waktu lama angkit yang di tumpangi oleh Zalea sudah sampai di toko peralatan sekolah, Zalea turun lalu memberikan ongkosnya pada supir angkot. Zalea melangkahkan kakinya masui kedalam toko, ia memilah dan memilih peralatan sekolah seperti buku tulis, pensil, penggaris, tas dan tidak lupa ia juga membeli seragam baru untuk adiknya Nathan. Zalea membayar semua perlengkapan yang di belinya, setelahnya ia keluar dari toko berjalan tak jauh dari toko pelatan sekolah menuju rumah makan.
"Bu pesan nasi sama lauknya tiga ya." ucap Zalea.
"Mau di pisah apa disatuin neng?" tanya pegawai.
"Di pisah aja, lauknya cah kangkung, daging ayamnya 3, lalab sama sambelnya, terus yang terakhir tahu tempe." ucap Zalea.
"Ditunggu ya neng." ucap pegawai.
Tak berselang lama Zalea membayar semua makanan yang di pesannya, di keluar dari rumah makan menghitung sisa uang yang sudah di belanjakannya.
"Masih ada sisa, gue tabungin sedikit demi sedikit buat beli rumah." gumam Zalea.
Dari kejauhan seorang pria melihat Zalea tengah menghitung uangnya, ia sudah lama mencari keberadaan Zalea untuk kepentingannya.
"Lea. Panggilnya.
Deg!.
Zalea mengalihkan pandangannya melihat siapa yang memanggilnya, ketika dia melihat siapa yang memanggilnya seketika tangannya mengepal dengan kuat.
sehat selalu bersama keluarganya 😘🌼🌻🌷🌸🌹 untuk kak author 😉
dari awal si madam sama Al😁😁😁✌️
dia bisa memaafkan walaupun tidak bisa melupakan tapi dengan rasa itu mungkin bisa membuat hatinya merasa tenang karena dengan mendendam tidak akan ada rasa berkesudahan✌️
semangat Edgar semua demi calon baby mu💪
aku juga sedih bacanya 😢😢😢
Edgar polos sama kocak
Leo campur"sama ujungnya kocak juga karena itu kalau bertiga pasti seru dan heboh😁👍👍👍