Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4
Pukul 07:05, pagi.
Hari-hari telah berlalu bahkan minggu juga telah berlalu, Cyra sudah kembali sehat seperti sedia kala dan sudah pulang dari rumah sakit sejak dua hari yang lalu, Rendi dan Hasa sudah pasti teramat bahagia begitu pun Cyra.
Namun di dalam kebahagiaan mereka, Rendi menyimpan kesekian kali kekesalan.
"Sayank, sini duduk sebentar.Mumpung Hasa sudah berangkat sekolah" Seru Rendi.
Cyra yang baru saja pulang dari mengantar Hasa dengan motor menurut saja, duduk di sisi suami.
"Kenapa Mas?" Tanya Cyra.
Rendi menghadap istrinya, menatap wajah Cyra dengan serius, dan seriusnya wajah Rendi membuat Cyra tahu apa yang akan di tanyakan olehnya.
"Jujur pada ku sayank, siapa yang waktu itu melukai diri mu? Sungguh aku tidak rela istri ku di sakiti seperti itu, orang itu sungguh kejam sayank ! Jangan tutupi lagi dari ku, ku mohon?"
Rendi berharap Cyra akan membagi tahu, atau bahkan membagi cerita padanya. Karena ini sudah yang ke sekian kalinya Rendi menanyakan hal itu, namun entah mengapa Cyra selalu bungkam.
"Mas Rendi, tolong pahami aku Mas. Aku tidak ingin membahas hal itu lagi. Yang terpenting aku sudah sehat sekarang"
Cyra berharap suaminya akan berhenti menanyakan itu. Cyra sebenarnya hanya takut jika dirinya berkata jujur Rendi pasti akan marah dan takutnya malah akan ada banyak masalah yang datang lagi.
Cyra tahu, Yudi pasti akan mengelak dan bisa jadi malah membalik keadaan. Apalah daya, Yudi orang mampu dan Cyra orang m1sk1n nanti Rendi dan Hasa yang justru terkena imbasnya bukan hanya Cyra saja.
Rendi menghela. "Cyra, sekali lagi aku mohon pada mu sayank, siapa yang berani menyakiti mu waktu itu?"
Cyra melengos. "kenapa susah sekali membuat Mas Rendi untuk tak menanyakan hal itu lagi?" Batin Cyra.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan jika orang itu ketemu Mas?" Tanya Cyra.
"Tentu saja akan aku jebloskan dia kepenj4r4 Yank ! Dia sudah bertindak kriminal pada mu ! Memangnya apa lagi?!" Geram Rendi.
Cyra tersenyum miris. "Lalu apa tanggapan mu jika kau tahu bahwa Yudi lah yang menyakiti ku waktu itu Mas? Dia adalah anak dari pak rt, orang yang mengayomi kita" Cyra hanya bisa membatin.
"Mas, lebih baik kita ikhlaskan saja yang sudah terjadi ya. Lagi pula kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita hanya orang tidak berpunya" Akhirnya hanya itu yang bisa Cyra utarakan pada suami.
"Hah ! Ya sudah lah, mulai sekarang kau harus berhati-hati" Rendi memeluk Cyra dengan sayang. Dirinya masih sangat beruntung karena Cyra masih bisa sehat kembali.
"Maaf kan aku Mas, sebenarnya aku juga takut" Batin Cyra.
🔹🔹🔹
Warung makan.
Terlihat ada beberapa pengunjung tengah menikmati hidangan yang mereka pesan. Rendi dan Cyra tentu sangat bersyukur, walaupun siang ini tidak ramai namun masih ada pembeli yang mampir.
"Dapat 250 ribu Yank" Seru Rendi baru saja selesai menghitung hasil jualan di warung makan hari ini.
Cyra tersenyum. "Alhamdulilah dong Mas, jadi sudah balik modal dan untung sedikit"
"Iya, eh ini pukul berapa? Awas nanti kau lupa jemput Hasa" Peringat Rendi.
Cyra menatap jam di ponselnya. "Ya Alloh, sudah pukul setengah dua belas. Telat lima menit" Panik Cyra memasukan ponsel di saku celana.
"Ya sudah sana jemput, hati-hati tapi"
"Aku tinggal ya Mas, Assalamualaikum" Cyra salim pada suami.
"Waalaikumsalam" Jawab Rendi.
Cyra pergi ke sekolah Hasa dengan mengendarai motor bebeknya, karena takut Hasa lama menunggu lama Cyra melaju sedikit kencang.
Beruntung saat Cyra sampai di sekolahan kelas Hasa ternyata baru saja selesai. Terlihat dari anak-anak bergantian keluar kelas.
"Mama !" Seru Hasa girang.
"Ayo naik, Mama ingin segera bantu Papa di warung" Cyra mengintruksi Hasa.
"Baik Ma"
Setelah Hasa naik di boncengan belakang, Cyra segera melajukan motor ke rumah. Tentu saja agar Hasa berganti pakaian dan makan siang. Cyra selalu menyisakan masakan untuk jualan di rumah.
"Mama masak apa hari ini?" Tanya Hanya keduanya sudah sampai di depan rumah.
"Biasalah Sa, kalau hari senin ya pasti pecel lele dan yang lainnya" Jawab Cyra.
Setelah masuk dalam rumah Hasa masuk kamar untuk berganti pakaian, sedangkan Cyra ke dapur untuk mengambilkan makanan.
"Hasa, ini makan dulu" Seru Cyra meletakan makan dan minum di meja makan.
Tak lama Hasa muncul sudah dengan pakain rumahan. Tak ingin membuat Mama lama menunggu Hasa dengan lahapnya makan sendiri, Cyra hanya menemaninya makan dengan kekaguman yang luar biasa pada putranya sendiri.
"Mandiri sekali putra ku ini, terima kasih Ya Alloh, Engkau telah memberikan hamba Karunia yang begitu indah yaitu Hasa"
Lima belas menit mungkin Hasa telah selesai makan. Dan kini keduanya tengah di depan rumah, Cyra mengunci pintu rumah.
Walaupun tidak ada yang berharga, namun tetap saja Cyra dan keluarga kecilnya membutuhkan semua yang ada di dalam rumah sana.
"Ehem...!"
Cyra dan Hasa reflek menoleh, seketika Cyra merasa takut dan harus waspada.
"Hasa ingin ke mana sayank?" Tanya Yudi. Dia bersama teman-temannya.
"Ingin ke warung Om" Jawab Hasa ramah.
"Hati-hati di jalan" Titah Yudi berlalu dari hadapan Cyra dan Hasa.
"Iya Om"
"Sayank, ayo naik takutnya Papa menunggu lama. Kasihan tidak ada yang membantu" Cyra segera menegur putranya supaya tak terlalu dekat dengan Yudi.
"Iya Ma"
Cyra segera melajukan motornya dengan tangan yang sedikit gemetar. Tidak bohong tentu saja dirinya masih sangat ingat jelas bagaimana perlakuan Yudi dan kawan-kawan, walau sudah lama.
"Mama kenapa?" Tanya Hasa merasa Mama membawa motor tidak seperti biasanya.
"Tidak papa Sayank" Cyra berusaha biasa saja sembari menatap awas kaca spionnya.
Masalahnya di kaca sana terlihat Yudi dan kawan-kawannya berkendara tak terlalu jauh darinya.Cyra menjadi berfirasat buruk.
Yudi menyeringai tentu saja melihat betapa takutnya wajah Cyra di sana.Motornya saja sampai berjalan tidar benar seperti itu.Jalannya tidak lurus.
"Yudi, ada Hasa disana. Jangan nekat" Peringat Ahmad teman Yudi.
"Ck, ya sudah kita putar balik saja. Lanjut nanti malam" Putus Yudi putar arah.
Cyra yang sejak tadi tak berhenti menatap kaca spion merasa lega akhirnya Yudi pergi.
"Ya Alloh lindungi hamba" Batin Cyra segera melajukan motor dengan cepat.
"Kok lama sekali? Tadi sampai keteteran sendirian lho, banyak pembeli soalnya" Seru Rendi saat melihat Cyra dan Hasa baru saja sampai.
Cyra tersenyum, turun dari motor dan menghampiri suami dengan Hasa yang digenggam tangannya.
"Hasa makan dulu Mas tadi"
hihihi