seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa malu
Sesuai schedule yang sudah di rencanakan setelah pulang sekolah Jenna dan Milla. Mereka masih memiliki waktu satu jam lagi untuk bisa bertemu dengan klien dari luar negeri tersebut.
Di tengah perjalanan yang termasuk sepi,itulah jalan yang sengaja di pilih Jenna untuk memilih jalan pintas agar terhindar dari macet dan juga jarang di lewati banyak kendaraan yang lain, perjalanan mereka sangat terganggu karena terjadi perkelahian sengit antar geng motormotor entah apa yang sedang mereka perebutkan antar geng tersebut.
" Ya elah.. Ada - ada saja mereka ini. Bukan sekolah yang benar biar jadi yang pintar tapi apa malah berkelahi nggak jelas begini. " Umpat Milla merasa perjalanan mereka berdua sangat terganggu.
Berbeda dengan Jenna yang hanya diam, mata elangnya sedang memperhatikan siapa saja yang ikut dalam perkelahian tersebut. Awalnya ia tak peduli namun, mata elangnya tertuju pada Aska beserta kelima teman - temannya. Yang membuat ingin segera membantu karena salah satu dari mereka ingin menyerang dengan senjata tajam dari arah belakang.
" Eh... Eh.. Mau kemana Lo? " Tanya Milla melihat sahabatnya tergesa-gesa ingin keluar dari Mobil dan menuju perkelahian itu.
Bugh
Tang
Aska terkejut dari arah belakang seorang gadis yang ia ingin kan telah membantu nya. Dari arah belakang ada lawan yang ingin menusuknya dengan ketana.
Bugh
Bugh
Aghhh
Duhh
Krak
Srek
Krak
Bugh
Srek
Tak butuh waktu tiga menit lawan dari kubu Aska tewas di tangan Jenna dan Milla. Kelima anak dragon sangat syok dengan keahlian mereka berdua. Karena sejak tadi mereka berlima sudah banyak memakan waktu untuk melawan mereka tapi tak satu pun ada yang tumbang . Tapi ini dua perempuan begitu mudahnya melawan 30 orang dengan waktu yang singkat.
Wajah beserta baju Jenna dan Milla sudah penuh dengan darah. Tanpa banyak kata mereka berdua lansung melangkah menuju Mobil untuk segera pergi dari sana. Meninggal kan kelima anak dragon yang masih melongo dengan Jenna dan Milla.
" Tunggu..! " Panggil Bryan kepada Jenna dan Milla.
" Terimakasih atas pertolongan nya. " Ucap Bryan dengan tulus kepada mereka berdua.
" Hm" Jawab Jenna singkat dan melanjutkan langkah yang berhenti tadi.
" Kami tidak merasa menolong kalian kok, hanya saja perjalanan kami mau pulang jadi terganggu maka kami bereskan deh. " Ucap Milla santai sehingga membuat Kelima anak dragon sampai melongo dengan apa yang di ucapkan Milla tadi.
" Gue pulang dulu ya.. Bye! " Ucap Milla berpamitan.
" Terimakasih cantik.. " Ucap Rafa sedikit menggoda Milla langsung di balas dengan balas tangan di acungkan jempol kearah Rafa.
Setelah Mobil Jenna dan Milla melaju untuk meninggalkan mereka berlima.
" Gila.. Cuy.. Nggak nyangka gue ternyata Jenna sama Milla bisa sehebat itu. " Puji Putra mengagumimu Jenna
" Iya lo benar" Sahut willy membenarkan ucapan Rafa.
" Gue rasa mereka berdua bukan orang sembarangan nggak sih, coba lo ingat lagi deh.. Cara mereka berdua itu bertarung wizzz... Hebat benar.. " Puji Rafa lagi.
" Setahu gue cara tarung itu hanya ada dua bagian. " Jelas Bryan membenarkan ucapan sahabatnya juga.
" Apa tuh, pake ada bagian segala? " Tanya putra tidak mengerti sama sekali.
" Kalau tentara atau nggak--" Ucap Bryan masih ragu - ragu dengan tebakannya.
" Apa cuy.. Jangan lama mikir napa? " Desak Rafa merasa tidak sabaran sama sekali.
" Anjir... Sabaran napa! " Sanggah Willy juga ikut penasaran.
" Mafia. " Ucap Aska ikut menyahut.
Deg
Keempat anak dragon sampai melongo dengan apa yang di ucapkan oleh Aska.
" Anjir.. Masa sih..?? " Tanya Rafa ragu.
" Will gue rasa ini tugas lo bukan? Gue mau Lo selidiki mereka berdua. " Perintah Aska pada Willy.
Di dalam anak Geng Dragon. Ya Willy lah yang telah menjadi peran Hackar untuk mencari info penting untuk berjalan lancarnya Dragon.
" Oke gue bakalan selidiki nanti di markas. " Sahut Willy setuju dengan perintah Aska.
" Cabut. " Ucap Bryan datar.
Mereka langsung setuju dengan ajakan Bryan menuju motor mereka masing-masing setelah itu pergi menuju Markas Dragon.
***
" Ini buat Lo Mbak. " Ucap Jenna menyerah kan satu undangan party dansa.
"Apa nih? " Tanya Lili melirik undangan yang baru saja Jenna berikan padanya.
" Anak klien gue, sedang mencari pasangan untuk pewaris mereka. Gue mau lo datang kesana, siapa tahu Lo bisa terpilih menjadi salah satu dari mereka. "Ucap Jenna memberi penjelasan pada Lili.
" Hah? Maksud Lo gue harus datang kesana buat dapat jodoh gitu? " Tanyanya lagi.
" Hm"
" Terus Klien maksud lo apaan? Gaya Lo kayak Daddy aja main klien - klien segala. Kayak Lo udah jadi CEO aja Lo. Ha.. Ha.. Ha.. " Ejek Lili bahkan ia mentertawakan sang adik begitu saja.
" Lo pernah Perusahaan Raksasa Global tidak? " Tanya Jenna.
" Perusahaan Raksasa yang induk dari para perusahaan itu maksud Lo? " Tanya Lili balik.
" Hm" Jawab Jenna dengan deheman saja.
" Oo kalau itu ya jelas gue tahu lah. Asal Lo tahu gue sudah sering ajukan proposal magang malahan kesana. Cih.. Tapi sayang gue kenak tolak melulu dah. Padahal gue ngarep bangat supaya bisa kerja disana. Tapi memang ya namanya perusahaan super hebat maka cuman orang-orang hebat juga kali ya bisa kerja di sana. " Jelasnya pada sang adik.
" Lo pernah tahu siapa CEOnya? " Tanya Jenna lagi.
" Haleh.. Lo tanya Gue siapa CEO nya siapa lagi, ya jelas gue nggak tahu lah. Pertanyaan lo ya menyebalkan. " Sahut Lili lagi.
" Gue.. " Jawab Jenna sedikit ambigu di dengar Lili.
" Gue apaan maksud Lo hah? " Tanya Lili tidak mengerti sama sekali apa yang di bicarakan Jenna.
" Gue CEOnya. " Jawab Jenna mengulangi lagi ucapannya.
Bukannya membenarkan apa yang di katakan Jenna, tetapi Lili malah mentertawakan sang adik pasti berhalu apalagi sedang lagi bermimpi.
" Ha.. Ha.. Jangan mimpi Lo dek.. Ha.. Ha.. " Ejek Lili pada sang adik.
" Gue serius. " Ucap Jenna dingin dan datar.
" Hah?? " Cengo Lili mulai tidak lagi mentertawakan Jenna.
" Pernah tidak gue bercanda sama Lo? " Sanggah Jenna ingin kakaknya lebih percaya lagi sama dia.
" Nggak.. " Jawab Lili spontanspontan seraya menggeleng kepalanya.
Kali ini Lili benar-benar bungkam dengan jawaban sang adik. Tatapannya mulai serius dan memulai mencari kebenaran dan menatap bola mata sang adik, apakah adiknya sedang mempermainkan dirinya atau tidak. Tetapi setelah melihat tatapan sang adik ia sama sekali tidak menemukan kebohongan sama sekali. Ia mulai melirik lagi undangan yang ada di tangannya itu. Ia juga tahu undangan yang ada di tangannya itu sama sekali bukan undangan sembarangan maka ia mulai gugup di depan adiknya sendiri.
" Ja- jadi Lo? " Ucapnya terbata - bata seraya melirik undangan dan adiknya penuh dengan rasa keliru.
" Udah percaya. " Tanya Jenna memastikan sang kakak terlihat ragu.
" Gue.. Gue.. Oke iya gue akan datang, puas Lo! " Sentaknga terlihat salah tingkah langsung berlalu dari hadapan sang adik dengan rasa malu nya itu.
semangat Thor