Alana gadis malang yang di buang oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Dia sudah terbiasa hidup sebatang kara tanpa bantuan siapapun. Berbagai pekerjaan telah dia geluti tapi itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hingga akhirnya dia menyerah dan ingin hidup dengan nyaman tanpa harus bekerja keras. Sahabat Alana menawarkan sebuah pekerjaan tidak masuk akal kepada Alana, yaitu melayani seorang pria yang suka sekali bermain wanita.
"Baiklah aku terima tawaran itu, tapi dengan satu syarat. " Alana.
Kenzo, adalah seorang pemain wanita yang sudah terkenal di dunia malam. Parasnya yang rupawan, membuatnya di gilai banyak wanita. Namun Kenzo bukan pria sembarangan dalam memilih wanita.
"Carikan aku seorang gadis untuk melayani ku. " Kenzo.
Apa syarat yang diajukan Alana untuk menerima pekerjaan dari sahabatnya itu?
Apakah Takdir akan membuat mereka bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Tak Terduga
Dan Kenzo menurunkan Alana di atas ranjang agar wanita itu bisa beristirahat sesuai ucapannya tadi. Namun setelah menurunkan Alana, Kenzo tidak segera pergi dari hadapan Alana dan masih menatapnya dengan tatapan dalam sehingga membuat Alana bertanya-tanya apa yang diinginkan oleh suaminya itu.
"Pas yang kau inginkan, Mas? Pergilah temui ibu dan kekasihmu itu. " ucap Alana sambil memeluk guling di sampingnya.
"Apa kau tidak ingin aku temani beristirahat? " tanya Kenzo sambil menaik turukan alisnya.
"Jangan bicara omong kosong, mas. Udah deh, cepat keluar sana hadapi mereka. Aku yakin mereka belum pulang. " kata Alana.
"Darimana kau tau? "
"Sangat terlihat dari sifat ibumu yang keras kepala sama sepertimu, mas. " ujar Alana sambil terkekeh.
Kenzo mengernyitkan keningnya mendengar ucapan Alana lalu mendekat dan mencium sekilas bibir cerewet itu. Dan hal itu sukses membuat Alana bungkam.
"Aku akan menghukummu nanti malam, jadi bersiaplah. Sekarang aku akan menyelesaikan masalahku dengan mereka berdua. " Kenzo hendak beranjak meninggalkan Alana, namun sebuah tangan menghalanginya
"Ada apa? " tanya Kenzo penasaran.
"Katakan padaku, apakah wanita itu yang sudah merubah dirimu dari seorang Kenzo yang hangat menjadi Kenzo yang dingin. Dan melakukan itu semua, karena wanita itu?" Sebuah pertanyaan yang tidak Kenzo duga sebelumnya.
"Dari mana kisah itu kau dapatkan? " tanya Kenzo curiga.
Alana menggeleng, "Tidak ada, aku akan menjawabnya nanti setelah urusanmu dengan mereka sudah selesai. " ucap Alana.
"Hmm, baiklah. Aku keluar dulu, nanti kita bicara lagi. "
Alana melepaskan cekalan tangannya dan membiarkan Kenzo pergi untuk menyelesaikan masalahnya dengan ibu dan mantannya. Kenzo segera pergi dari kamarnya untuk menemui kedua wanita pembawa masalah itu.
Alana menatap punggung Kenzo yang menghilang dari balik pintu. Dia lalu menghembuskan nafasnya kasar dan membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar itu dengan ingatan masa lalu yang kembali hadir.
"Papa, mama Aku berindukan kalian. Aku sudah menikah sekarang, pria itu sepertinya baik. Tapi dia terluka karena seorang wanita. Apakah aku bisa menyembuhkan luka hatinya itu, Ma. " batin Alana.
"Dia mengatakan padaku, akan membantuku mengambil alih harta papa. Do'akan ya pa, ma, dia bisa menepati ucapannya itu. " ucapnya lagi.
Alana memejamkan matanya dan berharap semua akan baik-baik saja. Ada perasaan aneh yang menggelitik hatinya saat melihat kedatangan kedua wanita yang pernah singgah dihati Kenzo atau mungkin dua orang yang sangat berarti dalam hidup Kenzo. Dan mengetahui kalau mereka berdua adalah penyebab kehancuran hidup Kenzo.
"Semoga kau bisa menyelesaikan masalahmu, Ken. " gumamnya.
Diluar kamar, Kenzo kembali berhadapan dengan dua wanita beda usia yang sangat menyebalkan dihidupnya. Dua wanita penyebab kehancuran hidupnya dan membawanya ke lembah neraka yang dalam. Sepertinya dia harus segera menyelesaikan masalahnya dengan mereka hari ini juga.
"Ken, kamu jangan bercanda tentang wanita itu. Aku tidak akan percaya. " kata Vero menghampiri Kenzo dan berusaha meraih tangannya, namun segera ditepis oleh Kenzo.
"Aku tidak peduli dengan pendapatmu atau kalian berdua. Aku sudah mengatakan yang sebenarnya kepada kalian, kalau Aku sudah menikah dan baru dua hari yang lalu kami melakukan malam pertama. Dan kalian bisa melihat cara jalannya yang sedikit aneh. Itu karena aku yang sudah mengambil untuk pertama kalinya. "Kata Kenzo dengan bangga.
"Cih apa untungnya mengambil hal itu dari seorang gadis seperti dia. Sebaiknya kamu pikirkan lagi untuk menikah dengan wanita itu Ken. " Yuki ikut menimpali.
"Aku tidak perlu memikirkan apapun lagi. Dia adalah satu-satunya wanita baik yang pernah ku kenal. Jadi kau tak perlu mengajariku bagaimana menikah mencari wanita untuk pendamping ku. Dia bukan wanita munafik yang hanya memanfaatkan ku saja. Jika dia butuh bantuan dia akan mengatakan padaku, tidak bermain di belakangku seperti wanita kesayanganmu itu. " tunjuk Kenzo dengan dagunya.
Yuki tidak dapat bicara apapun lagi karena dia tahu Kenzo adalah pria pemilih . Jika dia sudah memilih itu artinya wanita yang dia pilih adalah wanita baik-baik bukan wanita malam atau wanita sembarangan . Tapi sejauh yang dia tahu Alana bukanlah wanita dari golongan konglomerat yang dia kenal. Jadi, Dari mana asal wanita itu .
"Jika kalian berdua sudah tidak ada urusan lagi denganku , sebaiknya kalian Pergi Saja dan jangan pernah menginjakkan kaki lagi di rumah ini . Karena rumah ini tidak menerima kalian berdua . Pergilah Sebelum aku meminta security untuk mengusir kalian."
"Kenzo Kenapa kau begitu kejam kepadaku , aku ibumu . Aku yang sudah melahirkanmu , Bagaimana kau bisa bersikap seperti itu kepadaku ." protes Yuki.
"Tentu saja aku bisa , jika kau tidak mau meninggalkan pria itu , Aku tidak akan pernah memaafkanmu . Karena kau dan pria itulah penyebab kematian papaku . Dan aku tidak akan pernah Memaafkan itu ." ujar Kenzo penuh rasa kebencian di hatinya.
Perdebatan sengit antara anak dan ibu itu terus berlanjut hingga akhirnya berakhir pada pengusiran Yuki dan Vero oleh security yang berjaga di rumahnya.
Dengan perasaan kesal Kenzo segera masuk ke kamarnya. Dia tidak melihat sosok Alana yang berbaring di atas tempat tidurnya. Lalu dimana dia berada? Pandangan kata Kenzo menyapu seluruh isi ruangan kamar tapi dia tidak menemukan sosok Alana dimana pun.
Kenzo tidak mau ambil pusing dan langsung merebahkan tubuhnya yang lelah diatas tempat tidur. Sungguh hari ini benar-benar menguras emosinya, dan dia benar-benar merasakan lelah sekarang.
Kenzo mencoba memejamkan matanya sebentar, namun indera pendengarannya menangkap suara seseorang membuka pintu. Sesaat kemudian dia mencium aroma sabun dan shampo yang sangat khas dengan isi kamar mandinya. Ingin membuka mata, tapi niatnya itu dia urungkan dan tetap berpura-pura memejamkan matanya.
"Apa urusanmu sudah selesai Tuan Ken? Aku tidak tau apa masalahmu dengan mereka, tapi aku harap semua akan baik-baik saja. " gumam Alana yang sudah berdiri di samping Kenzo yang sedang berbaring.
Dia lalu duduk pinggiran ranjang dan menatap dalam pria tampan yang berstatus suaminya itu. Sempurna, tapi seperti ada luka yang membalut ketampanan wajah pria itu.
"Apa yang membuatmu seperti ini tuan Ken? " gumamnya lagi dengan satu tangan yang terulur menyentuh wajah yang terlelap itu dan mengusapnya lembut.
Tapi, sebuah tangan kekar langsung mencekal tangan Alana sebelum tangan itu berkeliaran kemana-mana dan menariknya hingga membuat Alana terjatuh tepat di dada Kenzo. Mata Alana mengerjap-ngerjap mendapat hal tak terduga itu. Dan suara berat itu menyapanya.
"Kenapa kau mengganggu tidur ku Alana. Aku tau aku sangat tampan, tapi jangan merayuku di saat aku sedang tertidur. Itu artinya kau sudah membangunkan macan yang sedang tertidur. " ucap Kenzo dengan mata yang masih terpejam.
"Tuan, eh mas Ken– "